Clean Corporate Culture (C3) Dengan Perspektif Quran

asas-praduga-tak-bersalah

Clean Corporate Culture (C3) Dengan Perspektif Quran

Oleh : Wari Albantany

Ada pandangan yang berkembang di kalangan sebagian orang yang menyatakan mempertahankan perusahaan lebih sulit dibandingkan saat membangunnya. Hal itu terjadi karena menurunnya ritme kerja dariowner dan karyawan terutama karyawan senior, munculnya berbagai masalah kerja maupun cashflowperusahaan yang menimbulkan stressing juga kebosanan. Bila ini terjadi maka hal tersebut merupakan titik balik dari sebuah usaha menuju titik nol, dan siapapun orangnya tidak menginginkan hal ini terjadi padanya. Untuk itu berbagai cara dan langkah diupayakan agar dapat mempertahankan perusahaannya.

Muslim Preneurs yang dirahmati Allah SWT

Semua pengusaha ingin sukses, keuntungan besar, skala bisnis meningkat, menaikkan jumlah pelanggan, area pemasaran bertambah, nilai omset naik dan aset bertebaran di mana-mana.

Untuk itu berbagai cara dan metode dilakukan tak terkecuali ilmu bisnis yang selalu diperbaharui (update) baik melalui buku ataupun yang populer adalah pelatihan bisnis (Business Coach) penambahan ilmu bisnis yang memacu dan mengasah ketrampilan berbisnis (business skill) tumbuh subur bak jamur di tanah subur metode, teori serta istilah yang bebeda-beda tergantung siapa yang menyajikannya.

Tentunya bagi kita seorang Muslim tidak sebatas bisnis sukses untung besar semata, namun kebarakahan serta ketentraman dan ketenangan perlu kita dapatkan. Dalam tataran teknis, keberhasilan bisnis bergantung dari upaya yang kita lakukan termasuk kaidah kausalitasnya.

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”(TQS. An-Najm  [53]; 39)

Clean Corporate Culture (C3) adalah istilah yang tidak ada dalam kamus teori bisnis.  Istilah ini adalah istilah yang saya buat sendiri, landasan dasar C3 ini adalah iman kepada Allah SWT. Dan penerapan C3 akan mendatangkan kebaikan di dunia juga kebaikan di akhirat karena landasan amalnya adalah tauhidullah. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam membangun C3 adalah:

Pertama, tanamkan dalam diri kita sebagai pembuat kebijakan baik owner maupun top management serta level pelaksana bahwa tugas utama kita adalah ibadah kepada Allah SWT,  dasarnya dan seluruh potensi sumberdaya baik jiwa dan harta hanyalah untuk Allah SWT. Lihat QS Adzariyat ; 56 dan QS al-An’ám 162-163.

Kedua, tanamkan dalam diri kita semangat menjadi para pembuka pintu kebaikan, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain dari level atas hingga pelaksana serta aplikasi dari “Khairunnas Anfaúhum linnas”. Dasarnya adalah QS. Al-Insyirah , Hadits Bukhari dan Muslim.

Ketiga, internalisasi dalam diri mulai dari owner hingga pelaksana budaya kerja keras (etos kerja), inovasi terus menerus, perbaikan terus menerus, rajin, kerja paripurna, tidak malas, bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah. Lihat QS. Al-Qashash: 77 dan QS. Al-Jumuáh: 9-11.

Keempat, sosialisasikan terus dan implementasikan budaya transparansi, hindari konflik hati berkepanjangan, kikis penyakit hati di antara karyawan (hasud, iri , riya , dengki) dengan pendekatan tazkiyatun nufs serta hindari politik belah bambu di antara karyawan saling menjatuhkan di antara yang lain, dan memuji yang lain (baca; bermuka dua)  serta selesaikan dengan pendekatan obyektivitas bila terdapat kesalahan. Juga sampaikan tentang amalan-amalan tertinggi manusia yakni dakwah Islam, karena sejarah mencatat peranan para pengusaha serta para stafnya yang berhasil menyebarkan dakwah Islam lewat tangan para pedagang. Lihat QS. Yunus: 57, QS. Al-Isra: 82,

Kelima, bersama staf mendakwahkan Islam, senantiasa berdoa serta segala ikhtiar yang mendatangkan ridha Allah SWT agar Allah memberikan kemudahan dan terjadinya momentum keajaiban (miracle momentum) dikarenakan kesalihan individu-individu perusahaan baik top management hingga level pelaksana.

Keenam, berjual beli dengan Allah SWT dalam bentuk mengorbankan harta untuk membantu suksesi dakwah Khilafah Islamiyah, karena salah satu hal yang dibolehkan seorang iri pada manusia adalah iri kepada seorang yang dikaruniai harta ia dermawan dan membelanjakannya dijalan Allah SWT.

Banyak lagi metode-metode lainnya terkait pembahasan ini. Satu kesimpulannya, apapun bentuk aktifitas yang bila didalamnya diwarnai dengan Alquran maka akan menjadi harum, laksana sebuah gelas yang diisi minyak wangi maka akan menebarkan keharuman di sekelilingnya. Wallahu a’lam bisshawab.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories