Deradikalisasi Poso Berhasil?
Deradikalisasi Poso Berhasil?
Mustanir.com – Operasi Tinombala 2016 yang fokus pada penangkapan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso sudah berjalan enam bulan. Dalam operasinya, aparat menerapkan berbagai pendekatan, dari pendekatan persuasif hingga pendekatan dengan menggunakan tindakan tegas.
Akil, Fakih dan Saad alias Syamsul adalah tiga anggota Santoso yang tertangkap. Setelah mendapat perlakuan baik dari aparat. Ketiganya tertangkap kamera tengah berfoto wefie bersama mantan Wakapolres Poso AKBP Bogiek Sugiyarto, yang kini bertugas sebagai pejabat bidang deradikalisasi Polda Sulawesi Tengah.
Dari informasi yang dihimpun Kiblat.net, ketiga anggota Santoso yang tertangkap dan menyerahkan diri tersebut saat ini terlihat dalam keadaaan sehat dan bugar.
Terhadap para anggota Santoso yang telah ditangkap itu, aparat melakukan pendekatan lunak. Ketiganya bahkan merasa menyesal telah bergabung dengan kelompok Santoso.
Menurut narasumber Kiblat.net yang dekat dengan ketiganya, awalnya mereka bergabung dengan Santoso karena kondisi terpengaruh ajakan propaganda yang dilakukan Santoso melalui siaran pesan elektronik dan video-video. Namun, mereka tak mendapati apa yang mereka harapkan setelah bergabung dengan Santoso.
“Pada akhirnya mereka membelot dan melarikan diri dari Santoso, menembus lebatnya hutan, menahan rasa lapar, ketakutan akan dikejar oleh Santoso, dan dihadapkan pada pasukan operasi yang siaga penuh, akhirnya mereka turun gunung hingga ada yang tertangkap dan ada yang menyerahkan diri,” ujar sumber Kiblat.net yang enggan disebutkan identitasnya ini.
Faqih dan Ibad ditangkap di Desa Padalembara Poso Pesisir Selatan pada 15/04/2016, kemudian menyusul Akil yang menyerahkan diri di Dusun Tamanjeka pada 22/04/2016.
Sedangkan Saad alias Syamsul tertangkap di desa Wuasa oleh TNI berdasarkan laporan warga usai turun gunung dan meminta makan di perkebunan warga pada bulan sebelumnya yaitu 21/03/2016.
Berbeda dengan ketiga kawannya, Ibadurohman alias Ibad yang tertangkap bersama dengan Faqih di Desa Padalembara sampai saat ini belum pernah muncul fotonya di media sejak awal tertangkap.
Tersiar kabar bahwa kondisi Ibad saat ini tengah sakit-sakitan. Tubuhnya pun kurus, sama seperti ketika ia masih gerilya di pegunungan Poso. Sampai saat ini, Ibad belum dapat diakses dan terdengar kabarnya. Lalu, muncul pertanyaan, apakah aparat belum berhasil melakukan pendekatan lunak (deradikalisasi) terhadap Ibad? (kiblat/adj)