Diskriminasi 30 Pelajar Muslimah Belgia Dilarang Masuk Karena Memakai Rok
Diskriminasi 30 Pelajar Muslimah Belgia Dilarang Masuk Karena Memakai Rok
Pada Jum’at (30/5/2015), tiga puluh pelajar muslimah Belgia ditolak masuk ke Institut De Mot-Couvreur di Brussels karena mengenakan rok panjang, lansir WB.
Direktur sekolah mengklaim bahwa hal itu melanggar peraturan sekolah karena rok panjang merupakan ‘simbol religiusitas’.
Para siswi itu pun melakukan aksi protes di luar sekolah, menuntut untuk bisa masuk sekolah. Namun polisi akhirnya didatangkan oleh pihak sekolah dan membubarkan mereka.
Sebelumnya, diskriminasi terhadap seorang pelajar muslimah juga dialami oleh seorang pelajar Muslimah Perancis yang dilarang ke sekolah karena mengenakan rok panjang.
“Saya akan tetap berpakaian dengan cara yang saya suka dan saya bisa bersekolah,” kata Sarah kepada Anadolu Agency pada Selasa (12/5) lalu.
Beberapa minggu sebelumnya, Sarah yang berusia 15 tahun dilarang masuk kelas oleh kepala sekolahnya yang bersikeras bahwa pakaiannya “terlalu menampakkan ciri khas agama tertentu”.
Pernyataan tersebut dibuat meskipun gadis muslimah itu sebelumnya bahkan telah melepas kerudungnya setiap hari sebelum memasuki lingkungan sekolah yang berada di kota Charleville-Mezieres.
Sarah kini telah diizinkan kembali untuk masuk sekolah setelah kisahnya memicu protes secara global.
Komentar Mustanir.com
Demokrasi selalu berbangga dengan kebebasan individu dan hak asasinya, namun semua itu tidak pernah berlaku adil pada kaum muslimin. Diskriminasi mereka terhadap kaum muslimin adalah benar-benar nyata, baik itu oleh masyarakatnya maupun lembaga-lembaga resmi mereka.
Sudah saatnya kaum muslimin membuka mata, bahwa demokrasi dan HAM bukanlah jalan untuk kaum muslimin dapat berjaya dan mengalami kebangkitan. Islam akan bangkit jika kaum muslimin memeluk Islam dengan kaffah (keseluruhan dan maksimal)