Dua Dari Tiga Kandidat Walikota London Adalah Muslim
Dua Dari Tiga Kandidat Walikota London Adalah Muslim
Mustanir.com – Sebuah jajak pendapat di Radio LBC mengungkapkan fakta mengejutkan. Ternyata, satu dari tiga orang di London merasa tidak nyaman dengan wali kota yang berstatus Muslim.
Morningstaronline.co.uk melansir, 49 persen orang yang berusia di atas 65 tahun menyatakan jika mereka akan merasa tidak nyaman dengan keberadaan seorang Muslim sebegai pemimpinnya. Hal itu juga diungkapkan 15 persen warga London berusia 18-24 tahun.
Padahal, dua calon kandidat wali kota London berstatus Muslim, yakni Sadiq Khan dan Tory Sayeed Kamall.
“Responden dengan rentang usia tadi bisa mencerminkan secara jelas untuk menentukan sikap terhadap agama dan etnis minoritas,” kata Kepala surveyor YouGov, Peter Kellner, Kepala surveyor YouGov, Peter Kellner, Jumat (14/8).
Kampanye Khan kemarin didorong oleh dukungan dari gerakan buruh di London, serta persatuan warga dari wilayah selatan.
Namun, jajak pendapat LBC menunjukkan kalau dia berada di belakang mantan menteri Olimpiade Blairite, Tessa Jowell sebagai calon yang disukai warga London. (rol/adj)
Komentar Mustanir.com
Jika dikarenakan agama menjadi penolakan satu dari dua warga London terhadap calon walikotanya, maka mereka belum benar-benar menerima nilai-nilai demokrasi secara utuh. Seharusnya, atas nama demokrasi dan kebebasan, persoalan agama maupun etnis, bukanlah lagi menjadi persoalan yang harus didebatkan dalam ranah kehidupan demokrasi, itu jika mereka ingin disebut komitmen terhadap demokrasi. Tetapi memang tidak bisa dipungkiri, keberadaan reaksi ini sesungguhnya membuktikan bahwa demokrasi yang fair itu sesungguhnya adalah utopia. Dan jargon-jargon kebebasan bukanlah milik mereka yang masih beragama. Jadi, demokrasi sesungguhnya tidak cocok untuk kaum yang beragama. Bukankah demikian?