Entrepreneur di Masa Khilafah

Muslimpreneur,

Paling tidak sejak Januari 2014 ini,  tulisan di kolom ini memberi pesan kuat, khususnya pada pengusaha Muslim tentang betapa nestapanya negeri ini (dan juga dunia) berada dalam cengkraman sistem demokrasi.  Tentu kita masih ingat peringatan Rutherford, Presiden AS di tahun 1876, yang membongkar karakter asli demokrasi itu sebagai ‘from Company, by Company and for Company’.  Sungguh  demokrasi itu democrazyantara penguasa hitam dengan pengusaha hitam! Negeri ini terus terjerembab dalam praktek ganas negara korporasi yang paripurna!

Ini semua pemandangan yang amat kontras dengan sistem Islam, yakni khilafah. Lalu, kita pun bertanya, seperti apa praktek bisnis dalam sistem Islam yang terbentang sepanjang 14 abad lalu itu.

Dua penggalan sejarah berikut rasanya sudah lebih dari cukup menggambarkan betapa luar biasanya negara beserta sistem Islamnya dalam menjaga keberlangsungan dunia bisnis yang memberi maslahat dunia akhirat…

  • Khilafah Mengamankan Jalur Perdagangan

Kisah bermula dari Surat Sultan Ala Al-Din Riayat Syah dari Aceh kepada Khalifah yang dibawa Huseyn Effendi.  Berisi laporan tentang aktivitas militer Portugis yang menimbulkan masalah besar bagi para pedagang Muslim dan jamaah haji dalam perjalanan ke Makkah. Bantuan Utsmani sangat mendesak untuk menyelamatkan kaum Muslim yang terus dibantai Farangi (Portugis) kafir.

Khalifah Sultan Selim II (974-982 H/1566-1574 M), merespon dengan memerintahkan ekspedisi besar militer ke Aceh. September 975 H/1567 M, Laksamana Utsmani di Suez, Kurtoglu Hizir Reis berlayar ke  Aceh. Pasukan ini diperintahkan berada di Aceh selama masih dibutuhkan oleh Sultan.  Pasukan tiba di Aceh tahun 1566-1577 M sebanyak 500 orang, termasuk ahli-ahli senjata api, penembak, dan ahli-ahli teknik. Dengan bantuan ini, Aceh menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1568 M.

Dampak keberhasilan Khilafah Utsmaniyah menghadang Portugis di Lautan Hindia ini sangatlah besar. Di antaranya mampu mempertahankan jalan-jalan menuju haji; kesinambungan pertukaran barang-barang India dengan pedagang Eropa di pasar Aleppo, Kairo, dan Istambul; serta kesinambungan jalur-jalur bisnis antara India dan Indonesia dengan Timur Jauh melalui Teluk Arab dan Laut Merah (www.swaramuslim.com). Masya Allah.

  • Kesejahteraan Ahlu Dzimmah Terjaga di Bawah Negara Islam. Mereka Berhak Menggarap Berbagai Bisnis.

Cecil Roth menyatakan bahwa perlakuan Khalifah Ottoman pada kaum Yahudi telah menarik perhatian kaum Yahudi dari berbagai negeri Eropa Barat. Wilayah Islam pun menjadi lahan emas. Dokter-dokter Yahudi dari Akademi Salanca dipekerjakan untuk mengurusi Sultan dan para Wazir. Di berbagai tempat, industri pembuatan gelas dan penempaan logam menjadi bidang-bidang yang dimonopoli kaum Yahudi, dengan pengetahuan mereka dalam penguasaan bahasa asing, mereka merupakan kompetitor utama bagi para pedagang Venesia.

Khalifah Sultan Bayazid II menyikapi pengusiran kaum Yahudi yang dilakukan oleh Ferdinand, Raja Katolik Spanyol, dengan menyatakan, “Bagaimana mungkin Ferdinand dapat disebut ‘bijak’, dia telah memiskinkan wilayah kekuasaannya guna memperkaya dirinya.” Sultan kemudian menerima pengungsi Yahudi dengan tangan terbuka. Sama halnya dengan diterimanya kaum Yahudi di Turki setelah Konstantinopel dibebaskan oleh Islam di bawah Muhammad al-Fatih (www.hizbut-tahrir.or.id). Masya Allah.

Muslimpreneur,

Demikianlah, meski hanya dua penggalan sejarah, namun mampu memberi gambaran betapa dahsyatnya peran negara dalam menjamin keberlangsungan dunia bisnis, bukan hanya bagi kaum Muslimin, namun kafir dzimmi yang berlindung di dalamnya. Semua mendapatkan maslahat hakiki, karena negara kuat menjalankan syariah. Pebisnis Muslim pun menjelma bukan hanya menjadi world class company tetapi juga world and after world class company!

Itulah yang akan kembali berulang dalam era khilafah yang akan datang tak lama lagi. Bahkan… kemakmuran dunia lahir batin akan terjadi jauh lebih dahsyat lagi! Sungguh!

Akan ada pada akhir umatku seorang khalifah yang memberikan harta secara berlimpah dan tidak terhitung banyaknya (HR. Muslim)

Penduduk langit dan bumi akan puas dengan pemerintahannya dan semacam tanaman akan ditumbuhkan oleh bumi, sehingga yang hidup akan menginginkan agar yang mati dapat kembali dihidupkan (HR. At Tabrani dan Abu Nu’aym)

Tanah ini akan kembali seperti nampan emas yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan… (HR. Ibn Majah)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories