Gerakan Pembebasan Papua Demonstrasi Serentak
Gerakan Pembebasan Papua Demonstrasi Serentak
Mustanir.com – Demonstrasi mendukung Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) berlangsung secara serentak di delapan lokasi di Papua.
Di Jayapura, ratusan orang berkumpul di dekat gedung rektorat Universitas Cenderawasih. Mereka meneriakkan yel-yel mendukung gerakan pembebasan Papua Barat.
Bazoka Logo, juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB)—sebuah kelompok masyarakat yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua dan Papua Barat—mengatakan pihaknya berencana menggelar unjuk rasa di depan kantor DPRD Papua di Jayapura.
Namun, menurutnya, perjalanan mereka terhenti karena dihadang barikade anggota TNI/Polri.
Bazoka mengklaim bahwa demonstrasi serentak dilakukan di Merauke, Kaimana, Yahukimo, Sorong, Manokwari, Fak-fak, dan Timika.
Aparat, lanjutnya, telah menangkap 13 demonstran di Merauke, 13 orang di Kaimana, dan lima orang di Yahukimo.
BBC Indonesia telah berupaya menghubungi Polda Papua dan Kodam Cenderawasih, namun belum direspons.
Tuntutan
Dalam demonstrasi yang dimotori KNPB tersebut, para pengunjuk rasa menyuarakan dukungan keanggotaan Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).
MSG adalah sebuah blok regional yang meliputi Fiji, Vanuatu, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. ULMWP mengajukan diri menjadi anggota penuh, dengan harapan gerakan mereka akan mendapat pengakuan lebih tinggi.
Sokongan juga disuarakan untuk Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau International Parliamentarians for West Papua (IPWP) yang akan bertemu di London pada 3 Mei mendatang.
IPWP didirikan oleh aktivis Papua Merdeka dan beberapa anggota parlemen dari Vanuatu, Inggris dan Papua Nugini pada 2008. Kelompok ini terinspirasi oleh keberhasilan Parlemen Internasional untuk Timor Timur. Salah satu pendirinya adalah Benny Wenda dari Wamena, Papua yang menetap di Inggris sejak 2002. (bbc/adj)
Komentar Mustanir.com
Pemerintah sepertinya menutup mata terhadap upaya disintegrasi oleh rakyat Papua ini dan tidak melakukan tindakan apapun. Bahkan mereka yang sering koar-koar NKRI harga mati tak terlihat koar-koarnya. Berbeda jika ada yang menyerukan Khilafah. Mereka akan dianggap mengganggu kedaulatan NKRI dan dikritik habis-habisan. Inilah standar ganda Demokrasi.