Hari Hijab Sedunia Dicetus oleh Muslimah New York
Wanita Muslim di dunia berbondong-bondong merayakan hari Hijab Sedunia (WHD) yang jatuh pada 1 Febuari. Tapi, sebenarnya siapakah yang mencetuskan WHD yang telah berjalan sampai tahun ketiga ini?
Dia adalah wanita Muslim asal New York Nazma Khan. WHD ini dicetuskannya sebagai wujud untuk menumbuhkan toleransi beragama dan pemahaman kepada seluruh umat beragama di dunia.
Dengan event WHD ini, Nazma mengharapkan agar wanita non-muslim dapat memiliki pemahaman dan tidak menilai negatif wanita Muslim berjilbab. “Saya mencipatakin WHD ini, untuk mendorong perempuan non-Muslim agar tidak salah pemahaman dalam menilai wanita Muslim,” ujarnya.
Dia juga melihat event ini sebagai kesempatan terbaik untuk melawan beberapa kontroversi seputar perempuan Muslim yang memilih untuk memakai jilbab. Tak heran banyak wanita Muslim dari seluruh dunia yang ikut merayakan WHD.
Salah satunya adalah jutaan wanita Muslim India yang tumpah ruah di Uttar Pradesh Lucknow untuk menyambut WHD ketiga kalinya kemarin. Dengan puluhan poster dan spanduk buatan tangan dekorasi jalanan, Muslim dan wanita non-Muslim di Bada Imambara telah diundang untuk memakai jilbab selama satu hari.
Dipimpin oleh fashion blogger India, Farsheen Naqi (22), acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang jilbab Islam dan menghilangkan kesalahpahaman yang mengelilinginya.
“Ketika seseorang memutuskan untuk memakai pakaian minim, dia dianggap modern, tapi ketika wanita lain memilih untuk menutupi tubuhnya, ia dianggap hina,” kata anggota kelompok Dunia Hijab di Lucknow Sarah Husain.
Acara yang diselenggarakan oleh sekelompok wanita Muslim muda India ini mendapat sambutan hangat dari banyak orang. Sehingga, acara yang menjadi bagian dari perayaan secara global ulang tahun ketiga Hari Hijab Dunia di 140 negara di seluruh dunia ini turut mendapat perhatian media seluruh dunia.
“Aku datang untuk tahu tentang WHD yang banyak diposting di media sosial. Ini adalah cara yang brilian untuk menyebarkan kesadaran tentang jilbab dalam perspektif yang lebih luas tentang Islam,” ujar Ayushi Srivastava.