Hindari Pembantaian Massal Muslim Ghouta Batalkan Sholat Jumat
Hindari Pembantaian Massal Muslim Ghouta Batalkan Sholat Jumat
Mustanir.com – Otoritas ulama Ghouta Syarqiyah provinsi Damaskus memutuskan untuk meniadakan pelaksanaan shalat Jum’at di masjid-masjid yang berada di wilayah pinggiran timur ibukota Damaskus, setelah serangan intensif pesawat rezim Bashar Al Assad dalam 10 hari terakhir.
Dalam pengumumannya pada hari Kamis (20/08) kemarin, otoritas ulama Ghouta menyatakan, “Demi menjaga jiwa dari pembantaian rezim Bashar Al Assad, kami menyerukan warga untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Jum’at berjamaah besok di masjid-masjid kota.”
Para ulama beralasan bahwa menjaga jiwa adalah wajib hukumnya daripada melaksanakan kewajiban shalat Jum’at yang dapat digantikan dengan shalat Zuhur oleh umat Muslim. “Ini sesuai dengan kaidah fiqh yang membolehkan sesatu yang dilarang ketika dalam keadaan darurat.”
Tercatat lebih dari 100 orang tewas dalam kurun waktu satu pekan terakhir, setelah pesawat tempur dan tembakan altileri berat rezim Bashar Al Assada menargetkan kawasan sipil dan fasilitas umum di daerah yang kini dikuasai oleh kelompok pejuang oposisi.
Amnesty: Rezim Suriah Lakukan Kejahatan Di Ghouta
Mustanir.com – Pemerintah Suriah dilaporkan telah melakukan kejahatan perang terhadap warga yang terkepung di Goutha Timur pinggiran ibu kota Damaskus dengan pemboman udara.
Amnesty Internasional mengatakan hal itu menimbulkan penderitaan akibat blokade rezim, Rabu (12/8). Dalam sebuah laporan terbaru, kelompok hak asasi manusia mengatakan sekitar 163 ribu orang di wilayah itu terlibat dalam sebuah perjuangan menyakitkan untuk bertahan hidup.
Amnesty menyoroti tidak hanya pelanggaran rezim tetapi juga pelanggaran oleh kelompok pemberontak di wilayah itu yang dilaporkan menimbun makanan, melaksanakan penangkapan sewenang-wenang, dan melancarkan serangan membabi buta.
Ghouta Timur telah dikepung pemerintah selama hampir dua tahun di mana pasukan rezim melakukan pengetatan blokade dalam beberapa bulan terakhir. Pembatasan tersebut telah menyebabkan situasi kemanusiaan yang mengerikan dengan makanan dan kekurangan medis.
Selain pembatasan di darat, Ghouta Timur juga secara teratur mengalami pemboman udara dari rezim. Amnesty mengatakan memiliki bukti kejahatan perang yang dilakukan pemerintah di Ghouta Timur.
Amnesty menyatakan pengepungan rezim di daerah itu dikombinasikan dengan pembunuhan di luar hukum terhadap warga sipil yang terkepung sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Direktur Program Amnesty Internasional di Timur Tengah dan Afrika Utara Said Boumedouha mengatakan bagi banyak warga di Ghouta Timur, kehidupan dengan kesulitan dan penderitaan telah menjadi pengalaman yang berkepanjangan.
“Dengan berulang kali membom daerah padat penduduk dalam serangkaian serangan langsung tanpa pandang bulu dan tak proporsional serta melawan hukum dengan mengepung warga sipil, pasukan pemerintah Suriah telah melakukan kejahatan perang dan menampilkan perasaan jahat terhadap warga sipil Ghouta Timur itu,” kata Boumedouha.
Amnesty mengatakan sedikitnya 60 serangan udara di Ghouta Timur pada semester pertama 2015 yang menewaskan sekitar 500 warga sipil.
“Waktu dan lokasi serangan ini sengaja diatur untuk memaksimalkan kerusakan atau korban sipil dalam upaya mengerikan oleh pasukan pemerintah Suriah untuk meneror penduduk di sana,” kata Boumedouha.