Ini Dia Lee Woon Jae, Kiper Muslim dari Negeri Ginseng
Ini Dia Lee Woon Jae, Kiper Muslim dari Negeri Ginseng
Mustanir.com – Bagi sebagian orang nama Lee Woon Jae mungkin terdengar asing, tapi bagi Anda para penggemar sepakbola Asia bisa jadi sangat mengenal sosok yang satu ini. Lee Woon Jae adalah kiper tim sepakbola nasional Korea Selatan.
Pria kelahiran Cheongju, Chungbuk, Korea Selatan 26 April 1973 ini sudah malang melintang di dunia persepakbolaan Korea sedari lama. Karir internasionalnya dalam dunia sepakbola melejit sejak ia berhasil mementahkan tendangan penalti pemain sayap Spanyol, Joaquin di perempat final Piala Dunia 2002. Kesuksesan Lee menghadang bola tim Spanyol membuat Korea Selatan lolos ke babak semifinal untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola mereka.
Namun, siapa sangka jika sosok kiper senior tim Korsel ini adalah seorang muslim. Perihal ke-Islaman Lee memang jarang terekspos dan tak banyak diperhatikan orang mengingat mayoritas penduduk Korsel beragama Budha dan Kristen.
Perkenalan Lee dengan Islam sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2004 silam. Sebelum menjadi mualaf, ia adalah penganut Kristen yang terbilang taat. Namun, perkembangan Islam yang cukup pesat di Korea Selatan telah membuatnya tertarik untuk mendalami dan memeluk Islam.
Dilansir Dream dari Islamicmovement.org, dalam proses perjalanannya mempelajari dan memahami Islam, Lee merasa seperti menemukan apa yang selama ini ia cari dalam hidup. “Setelah menjadi muslim saya merasa hidup saya menjadi tenang dan memiliki tujuan yang jelas,” ujarnya.
Sejak saat itu, pria berusia 37 tahun tersebut mulai mantap menjalani hari-harinya sebagai seorang muslim. Ia taat menjalankan salat dan puasa. Bahkan saat Ramadan, Lee tetap komit berpuasa meski berbagai kompetisi sepakbola tengah dihadapinya.
Lee tak pernah ketinggalan menjalankan salat lima waktu. Sesekali ia menyempatkan dirinya untuk melaksanakan salat di masjid setelah selesai latihan bersama tim. Lee mengaku saat ini ia begitu menikmati hari-harinya dengan tenang meskipun ia tinggal di tengah lingkungan yang mayoritas beragama non-Islam.
Lee tak pernah risih dengan predikat Muslim yang disandangnya kini, bahkan sangat bangga. Budaya toleransi beragama yang kuat di Korea Selatan menjadi salah satu hal yang membuatnya nyaman hingga sejauh ini. (dream/adj)