Israel Berharap Banyak dalam Normalisasi Hubungan dengan Turki
Israel Berharap Banyak dalam Normalisasi Hubungan dengan Turki
Mustanir.com – Setelah proses rekonsiliasi antara Turki dan Israel di awal musim panas lalu, keduanya sepakat akan bertukar duta besar dalam beberapa pekan ke depan.
Amira Oron, diplomat senior Israel di Turki mengatakan persetujuan perjanjian normalisasi Juni oleh parlemen Turki pekan lalu adalah fase penting dalam pemulihan hubungan antar bangsa.
“Kami telah mencapai hasil yang baik,” katanya seperti dikutip World Bulletin, Senin (29/08). “Ini akan menjadi awal yang baik dan mendasar untuk hubungan kita selanjutnya. Setelah semua prosedur yang diperlukan lengkap, kita akan memulai proses normalisasi,” imbuhnya.
“Ketika kita tahu bahwa kita dapat kembali berhubungan lewat diplomat, saya percaya akan melihat peningkatan aktivitas antara kedua negara,” lanjut Oron.
Sebagaimana diketahui, hubungan diplomatik antara Turki dan Israel rusak pada Mei 2010, yaitu ketika pasukan komando Israel menembaki kapal bantuan Mavi Marmara menuju Gaza dan menewaskan 10 aktivis Turki.
Turki menuntut permintaan maaf, pembayaran kompensasi dan pencabutan blokade Israel atas Gaza untuk menormalkan hubungan.
“Semua upaya ini akan membawa kita ke satu solusi, untuk satu kalimat, yaitu membangun kembali kepercayaan antara dua negara dan dua bangsa,” kata Oron.
“Jika kami memiliki keyakinan, jika kedua bangsa dapat berbagi aspirasi dan kepentingan, itu akan menjadi indah bagi kedua belah pihak. Keyakinan merupakan masalah besar dalam hubungan kita untuk masa depan,” imbuhnya.
Oron menyebutkan tiga aspek penting dalam normalisasi hubungan ini, yakni ekonomi, energi dan berbagi informasi. “Total transaksi perdagangan antara negara bisa mencapai $ 8 miliar. Cadangan gas di Mediterania timur juga akan terbukti menjadi suatu hal yang baru dalam hubungan,” jelas Oron.
Kepentingan Gas Bersama
Perusahaan Turki dan Israel sedang membahas pipa gas yang memungkinkan Israel dan Turki mengangkut pasokan gas alam ke Eropa dari lapangan gas Leviathan, di lepas pantai Mediterania dengan volume sekitar 620 miliar meter kubik gas.
“Ini adalah kesepakatan strategis yang memungkinkan ekspor gas Israel untuk Turki, jadi ini adalah manfaat lain bagi Israel,” kata Oron. “Tapi sebelum ini, kita kembali pada hubungan yang baik antara Israel dan Turki. Pertama-tama, kita harus memastikan bahwa kita dapat menikmati normalisasi dengan Turki,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa untuk tahap berikutnya dapat mencapai semacam kesepakatan antara kedua negara yang memungkinkan perusahaan swasta dapat memastikan gas Israel pertama mencapai pasar Turki dan pasar Eropa.
“Ini jelas bisa menjadi situasi win-win bagi kedua belah pihak. Tapi kedua pemerintah harus memastikan bahwa ada kerangka yang benar untuk kerjasama itu,” kata Oron.
Pembaruan energi juga dapat memberikan kesempatan untuk kerjasama. Tahun lalu, Israel membuka kantor Badan Pembaruan Energi yang berbasis di Abu Dhabi dan dianggap sebagai salah satu negara yang paling penting di kawasan itu dalam hal pembaruan energi karena ekspor sistem energi angin dan surya.
Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya Air, Israel berharap 10 persen kebutuhan listriknya dapat disuplai dari sistem pembaruan energi pada tahun 2020.
Selain soal ekonomi, Oron menyinggung soal berbagi informasi yang akan membantu kedua negara menghadapi masalah di wilayah. “Jika kita dapat berbagi informasi dan pemahaman apa yang terjadi di daerah ini, akan sangat bermanfaat bagi Israel karena Turki adalah negara yang sangat penting dan pemain regional utama,” katanya.
“Kami merindukan kerjasama semacam ini. Israel dan Turki adalah negara yang paling stabil di wilayah ini dan pasti dapat menikmati kerja sama tersebut,” imbuhnya.
Terakhir, Oron memuji Turki yang dapat menggagalkan upaya kudeta pada 15 Juli. “Ini harus masih diselidiki,” katanya. “Masyarakat internasional harus berkontribusi secara pikiran dan mencoba untuk mendukung Turki sebisa mungkin. Kami benar-benar mendukung proses demokrasi di Turki dan kami ingin melanjutkan normalisasi kami,” lanjut Oron.
“Saya percaya bangsa Turki akan menang dan akan menjadi negara yang lebih kuat dan lebih aman,” pungkasnya. (kiblatnet/adj)
Komentar Mustanir.com
Apa yang diharapkan Israel sebenarnya adalah pengakuan Turki kepada Israel sebagai sebuah negara berdaulat. Israel berharap Turki dapat melupakan dosa-dosa yang telah Israel lakukan kepada Umat Islam di Palestina. Israel berharap Turki menjadi negara yang maju dengan politik Demokrasi-Sekulernya seperti saat ini.
Israel tentunya tidak melihat Turki sebagai sebuah negara Islam dengan potensi kebangkitan Islam di dalamnya. Turki sudah terlanjur Sekuler dan sudah terlanjur menjadi bangsa yang lebih mapan bersatu dengan ke-modern-an Barat dengan cara menjadi Sekuler.
Jika normalisasi hubungan Turki dan Israel ini berjalan lancar, maka artinya ada tanda tanya besar bagi Turki dari kaum muslimin. Apakah Turki akan bersahabat dengan negara yang telah membunuhi kaum muslimin Palestina tersebut hanya demi kepentingan Nasional Turki?