Jadi Muslimah, Beginilah Amirah Dilamar Seorang Pria Muslim
Pada usia 15, banyak remaja putri yang tertarik pada anak laki-laki. Mereka tergoda untuk pergi keluar dan melakukan kegiatan lainnya. Termasuk juga Amirah Bourada.
Amirah berteman baik dengan banyak anak seusianya. Namun ketika salah satu temannya mengenakan jilbab, ia terkejut. Ia baru mengetahui kalau temannya itu seorang Muslim.
“Tentu saja, saya sangat tertarik dengan apa yang ia kenakan,” kenang Amirah, seperti dikutip dari OnIslam. “Saya mengajukan pertanyaan seperti mengapa sekarang ia melakukan dan apa yang mendorongnya mengenakan jilbab? Dia tidak pernah menjawab dengan suara keras bahkan jika pertanyaan saya itu konyol.”
Dari situ, mata hati Amirah terbuka. Ada orang yang berbeda dengan dirinya. Ia segera membuka internet dan mencari tahu tentang Islam.
Sampai akhirnya ia pun sampai pada momen yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya: mengucapkan syahadat.
Hari itu, Amirah menemui sepasang suami istri. Ia gugup. “Mungkin itu karena saya belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya dan saya takut berbicara dengan mereka, takut dengan cara berpakaian mereka dan hal-hal lainnya,” ujar Amirah.
Ketika Amirah akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan, seorang Muslimah menyapa saya dengan senyum lebar dan binar mata yang tampaknya tidak percaya. Dia mengajak Amirah ke ruang tamu rumahnya dan dia menyediakan secangkir teh.
Setelah minum, Amirah meminta Muslimah tersebut untuk menrangkan tentang Islam. Setelah penuturannya, Amirah berkata dengan nada malu: “Saya sangat menyukainya.”
Dia tersenyum. Lalu dia berkata, “Anda tidak memiliki pertanyaan?”
Amirah menggeleng.
Kemudian, suaminya yang sudah ditemui Amirah sehari sebelumnya, masuk ke ruangan. Dia berkata: “Apakah kita siap?”
Amirah berpikir, siap untuk apa?
Kemudian istrinya berpaling kepada Amirah dan berkata, “Apakah Anda ingin mengucapkan syahadat Anda?”
Amirah berhenti sejenak lalu tersenyum dan berkata, “Ya, ya saya siap.”
Dan begitulah, Amirah pun mengucapkan syahadatnya. Ia gugup, gemetar, berkeringat. Kemudian, setelah sekitar 5 menit, Amirah tenang dan merasa santai. “Saya yakin saya melakukan hal yang benar, saya mengucapkan Syahadat saya, pulang dan mandi seperti yang diperintahkan,” tutur Amirah.
Setelah menjadi seorang Muslimah yang baru, Amirah mempunyai begitu banyak kekhawatiran seperti apa yang harus dikatakan kepada keluarga dan teman-temannya, bagaimana shalat dan berpikir tentang jilbab.
“Awalnya, saya tidak memberitahu keluarga saya. Saya mengatakan kepada teman-teman terdekat saya yang Muslim, dan itu ok. Mereka begitu bahagia bagi saya, memberi saya hadiah kecil dan mendukung saya begitu banyak,” ujar Amirah lagi.
Ketika Amirah mengatakan kepada keluarganya soal ia sudah menjadi Muslim, mereka tidak tampak terkejut. “Mereka pikir saya hanya main-main. Mereka akhirnya tahu saya serius ketika saya mulai mengenakan jilbab,” Amirah menerangkan.
Tapi mengenakan jilbab di Inggris sangat sulit untuk seorang Muslimah baru. Untuk beberapa waktu, Amirah pun memutuskan untuk tidak mengenakan pakaian Muslimah itu.
Sampai suatu hari, ketika ia di tempat kerjanya di rumah sakit, ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria. Pria itu tersenyum, dan tampak malu-malu. Ternyata pria itu seorang Muslim.
Pada pertemuan kesekian kalinya, lelaki Muslim itu bertanya pada Amirah, “Maukah berjalan-jalan dengan saya?”
Amirah terkejut. Ia dengan gugup mengatakan tidak.
Tapi si lelaki itu berkata lagi, “Ada orang lain yang bersama kita. Kita tidak berduaan.”
Amirah setuju.
Mereka bertemu di sebuah kafe. Lelaki itu bersama seseorang yang lain seperti yang diucapkannya. Belakangan Amirah baru tahu, lelaki Muslim itu mengajaknya minum kopi untuk mengetahui apakah ia wanita baik-baik untuk dijadikan seorang istri.
Sepulangnya dari kafe itu, Amirah mendapat telefon. Dari lelaki itu.
“Apakah kau sudah ingin menikah?” tanya lelaki itu.
Amirah menjawab, “Ya…” tanpa ragu.
Mereka pun menikah. Setelah pernikahan itu, Amirah mengenakan jilbab. “Dengan memakai jilbab, kepercayaan diri saya sangat hebat dan iman saya sangat kuat. Allah memberikan saya orang yang fantastis. Keluarga saya menyukai suami saya dan karena sikapnya yang sopan, mereka juga tidak lagi memusuhi Islam,” ujar Amirah.
Menurut Amirah, Islam sudah mengubah hidupnya. Ia sangat senang sekarang, merasa bisa menggunakan hidupnya untuk tujuan yang baik.