Jangan Takut Menyampaikan Islam
Jangan Takut Menyampaikan Islam
Mustanir.com – Sebagaimana dimaklumi, tidak ada ucapan yang lebih baik daripada ucapan yang mengandung unsur dakwah atau seruan Islam. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT sendiri melalui firman-Nya: Siapakah yang lebih baik ucapannya dibandingkan dengan orang yang menyeru kepada Allah mengerjakan amal yang shalih dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (TQS Fushilat [41]: 33).
Artinya, sebaik dan seindah apapun ucapan dalam pandangan manusia, jika tidak mengandung unsur dakwah atau seruan Islam, bukanlah ucapan terbaik.
Dakwah bahkan menjadi salah satu amalan yang bisa menyelamatkan manusia dari kerugian di dunia di akhirat, selain iman dan amal shalih. Hal ini pun ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar adalah dalam kerugian; kecuali orang-orang yang beriman, bermal shalih serta saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran (TQS al-‘Ashr [103]: 1-3).
Karena itulah, dakwah atau kebenaran Islam wajib disampaikan, tidak boleh disembunyikan. Sepahit apapun ucapan dirasakan oleh manusia, jika mengandung unsur dakwah dan kebenaran Islam, ia wajib dinyatakan dan disampaikan. Demikianlah sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah kebenaran itu walaupun pahit.” (HR al-Baihaqi dan Ibn Hibban).
Sebaliknya, menyembunyikan dakwah atau kebenaran (Islam) adalah sebuah tindakan tercela dan terlaknat. Ini sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati (TQS al-Baqarah [2]: 159).
Bahkan jika tindakan menyembunyikan kebenaran itu ditujukan demi meraih keuntungan-keuntungan duniawi, hal demikian akan mendatangkan azab yang pedih bagi pelakunya. Demikianlah sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan, yaitu Al-Kitab, dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat serta tidak menyucikan mereka dan bagi mereka siksaan yang amat pedih (TQS al-Baqarah [2]: 174).
Sebaliknya, sebaik dan seindah apapun ucapan dalam pandangan manusia, jika mengandung unsur kebatilan dan kesesatan, ia haram dinyatakan atau disampaikan, apalagi disebarluaskan dan dipropagandakan.
Karena itulah, sejatinya amat mudah dipahami jika seorang Muslim diharamkan menyerukan demokrasi yang nyata-nyata menempatkan kedaulatan manusia di atas kedaulatan Allah SWT; menyebarluaskan paham nasionalisme yang nyata-nyata menghalangi ukhuwah islamiyah yang bersifat global; memasarkan gagasan pulralisme yang berusaha menyejajarkan Islam dengan agama dan ideologi lain; mempropagandakan sekulerisme- kapitalisme atau sosialisme-komunisme—pemisahan agama (Islam) dari kehidupan—yang sejatinya merupakan biang kehancuran umat manusia. Semua itu haram disampaikan, disebarluaskan dan dipropagandakan karena nyata-nyata bertentangan dengan Islam.
Sebaliknya, seorang Muslim wajib menyerukan akidah dan syariah Islam, menyebarluaskan gagasan tentang kewajiban mendirikan Negara Islam atau Khilafah Islam, sekaligus mempropagandakan kewajiban umat Islam agar hanya berhukum pada hukum Allah SWT seraya mencampakkan hukum-hukum buatan manusia.
Karena itu, sangat aneh jika ada seorang Muslim justru mencela Muslim lainnya yang senantiasa konsisten menyerukan akidah dan syariah Islam sekaligus mempropagandakan kewajiban menegakkan Khilafah Islam sebagai institusi pelaksananya. Sebaliknya, amat aneh pula jika ada seorang Muslim yang memuji-muji Muslim lainnya yang terus-menerus menyerukan demokrasi, nasionalisme, pluralisme, sekulerisme dll yang nyata-nya merupakan gagasan/ide sekaligus sistem yang batil.
Semoga kita termasuk orang-orang yang tetap konsisten menyampaikan dakwah dan kebenaran Islam, tak perlu hirau apalagi takut terhadap celaan orang-orang yang memang kerjaannya hanyalah mencela. Demikianlah sebagaimana firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, siapa saja di antara kalian yang murtad dari agamanya, kelak Allah pasti akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan mereka pun mencintai Dia, yang bersikap lemah lembut terhadap orang Mukmin, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, yang Dia berikan kepada siapa yang Dia keehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Mahatahu(TQS al-Maidah [5]: 54). sumber