Jubir ISIS Mengancam Kepada Penduduk Iraq Untuk Bertobat
Jubir ISIS Mengancam Kepada Penduduk Iraq Untuk Bertobat
Mustanir.com – Lama tidak terdengar di media, juru bicara Daulah Islam Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani, Selasa kemarin, 23 Juni 2015, muncul dengan pidato terbaru. Dalam pidato yang diberi judul mengutip ayat Al-Qur’an, “Wahai kaum kami! Terimalah seruan orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah (Al-Ahqaf: 31)” itu, Al-Adnani menyeru kepada penduduk dan suku-suku Irak yang belum memenuhi seruan Daulah untuk bertobat.
“Kami memberikan kesempatan terakhir kepada shahawat serta tentara dan polisi Rafidhah yang masih tersisa; Kami menyeru sekali lagi kepada mereka untuk bertobat seluruhnya tanpa pengecualian,” ancam Al-Adnani. Tidak ada syarat dalam pertobatan itu kecuali menyerahkan senjata sebagai bukti kejujuran tobat.
Selain itu, Al-Adnani juga menyampaikan peringatan secara khusus kepada faksi-faksi mujahidin di Syam dan Libya agar mereka tidak memerangi Daulah. Adnani mengklaim tidak ada bagian dari bumi ini yang menerapkan hukum Allah kecuali bumi Daulah Islamnya. Siapa yang memerangi Daulah dan merebut sebagian wilayahnya, berarti telah menyebabkan wilayah tersebut dikuasai oleh hukum buatan manusia. Sehingga ia pun kafir.
“Kami menyeru kepada faksi-faksi di Suriah dan Libya, berpikirlah matang-matang sebelum memutuskan untuk memerangi Daulah Islamiyyah,” tegas Al-Adnani dalam pidatonya, “Ingat, tidak ada bagian dari bumi yang diterapkan syariat dan hukum Allah seluruhnya kecuali wilayah Daulah Islamiyyah. Kemudian siapa pun yang memerangi Daulah, sadar atau tidak telah kafir.
فإنك بقتال الدولة الإسلامية تقع بالكفر من حيث تدري أو لا تدري
“Dengan memerangi Daulah Islamiyyah, maka kalian telah kafir, baik sadar maupun tidak.”
Ungkapan petinggi ISIS tersebut mendapatkan kecaman dari banyak pihak, termasuk Dr Hani As-Sibai, ulama mujahid senior. Ungkapan tersebut dinilai lemah. Itu adalah pemahaman takfir yang tidak benar!
Pernyataan-pernyataan Al-Adnani dalam rekaman selama 29 menit itu dinilai oleh As-Sibai tidaklah berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang berjudul “Inilah Manhaj Kami” dan “Inilah Janji Allah”.
Kelompok yang memerangi kekhilafahan yang sah tidak serta-merta menjadi kafir. As-Sibai menunjukkan sejarah, para shahabat yang ikut dalam perang Jamal. Sebagian dari mereka merupakan shahabat yang diberi kabar gembira sebagai ahli surga saat masih hidup. Ada Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Ummul Mukminin Aisyah. Apakah mereka akan disebut kafir karena memerangi khilafah uzhma yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib? Ali bin Abi Thalib tidak menyebut mereka sebagai kelompok kafir!
Adnani, menurut penilaian As-Sibai telah terjebak ke dalam takfir berantai yang parah. Adnani menyebut orang-orang yang memerangi Daulah telah kafir karena menjadi sebab berlakunya hukum buatan manusia di bumi ISIS. Amirul Mukminin Ali RA tidaklah menuding para shahabat yang ikut dalam perang Jamal kafir karena memeranginya. Atau dengan tuduhan bahwa bila kubu Ali kalah maka bumi kaum muslimin akan dikuasai oleh Persia dan Romawi, yang akan mengatur dengan undang-undang mereka! Lalu, para sahabat tersebut kafir karena menjadi penyebab berlakunya undang-undang Romawi dan Persia di negeri kaum muslimin.
Menurut As-Sibai, materi pidato Al-Adnani tidak tepat. Mestinya ia berbicara kepada umat tentang hasil yang dicapai selama setahun setelah pengumuman Daulah Khilafah Ramadhan tahun lalu. As-Sibai melihat Adnani selalu memaksakan diri untuk mengulang-ulang bahwa khilafah Al-Baghdadi (demikian kalimat As-Sibai) dengan ungkapan “Inilah janji Allah” dan seolah-olah tentaranya tidak akan pernah kalah selamanya.
As-Sibai juga menyarankan lebih baik Adnani berbicara tentang realisasi “Baqiyah dan Tamaddud (Eksis dan Meluas)” sebagai slogan ISIS. “Bagaimana dengan dinding Roma, Big Ben (maksudnya Inggris Raya), dan Gedung Putih?” tukas As-Sibai.
As-Sibai mempertanyakan kabar Kobane yang dicungkil dan hilang dari genggaman ISIS. Termasuk nasib kekuasaan ISIS di wilayah Tikrit, Beiji, dan Yazidi. Bahkan Raqqah, sebagai pusat negeri mereka terlihat terkikis dan mendekati keruntuhan, menurut penilaiannya.
Di akhir tulisannya, As-Sibai menyebut Adnani telah melakukan penipuan, dengan menyebut baiat dari segelintir orang yang membangkang dan menyempal dari kelompok jihad lama di Chechnya sebagai wilayah baru bagi ISIS. Padahal mereka tidak mampu mengangkat bendera di kampung maupun kota. Kondisi mereka saja menyedihkan. Mereka hampir tidak bisa menetap di suatu desa, kota atau pegunungan, sehingga tidak pantas disebut sebagai wilayah baru.
Seperti sebelumnya, Al-Adnani menebar ancaman, memotong kepala, membakar tubuh dan semua peran yang telah ditunjukkannya di banyak wilayah. Hal ini bukanlah peran sebuah khilafah udzma yang mengemban visi mengatur dunia dengan agama Islam. “Khilafah tidak mungkin diwakili oleh mereka, kata As-Sibai, “Keledai akan tetap keledai meskipun diselimuti dengan jubah sutera.” (kiblatnet/adj)
Komentar Mustanir.com
Keberadaan ISIS serta aktivitasnya selama ini sama sekali tidak menunjukkan Khilafah yang membawa Islam Rahmatan lil’alamin. Yang saat ini terjadi adalah kaum muslimin menjadi bulan-bulanan para kaum kafir dengan Islamophobia.
Khilafah yang sebenarnya adalah Khilafah yang menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia. Bukan Khilafah versi ISIS yang memberikan ketakutan kepada kaum muslimin.