Ketua MPR: Ketuhanan Yang Maha Esa Menolak Komunisme
foto: kompas.com
MUSTANIR.COM, SURABAYA — Agenda Sosialisasi 4 Pilar MPR di Surabaya pada Selasa (19/2017) diisi dengan dua agenda. Ketua MPR Zulkifli Hasan didampingi oleh Ketua Umum DPW PAN Jawa Timur M Masfuk dalam kunjungan ini.
Agenda diawali dengan mengunjungi Monumen Gubernur Suryo.
Gubernur Suryo adalah gubernur pertama Jawa Timur yang gugur pada tahun 1948. Meskipun Gubernur Suryo gigih melawan agresi penjajah, pengorbanannya berbuah pahit yaitu dibunuh oleh PKI.
“Gubernur Suryo adalah legenda yang berjuang membela rakyat melawan Inggris dan Belanda. Tapi tragis, ia dibunuh anak bangsa sendiri oleh pengkhianatan PKI tahun 1948. Ini sejarah yang bicara,” kata Zulkifli.
Selain di Monumen Suryo, pembahasan mengenai sejarah Indonesia pun kembali ditegaskan Zulkifli di lokasi sosialisasi. Di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Zulkifli menyatakan pentingnya mempelajari sejarah Indonesia. Ia menilai tak semua generasi muda memahami bahwa kemerdekaan Indonesia tidak datang begitu saja. Melainkan direbut dengan mengorbankan keringat, darah dan air mata.
Saat membahas tentang PKI, Zulkifli dengan tegas menolak komunisme. Ia mengingatkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang anti Tuhan. Seperti yang tertuang dalam Pancasila.
“Sila pertama Pancasila sudah tegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa sekaligus menolak komunisme. Ini jawaban kami atas pihak pihak yang memutar balikkan fakta tentang komunisme,” tegasnya.
Karenanya, menurut Zulkifli masyarakat harus mempelajari sejarah Indonesia. Proses pembelajaran itu bisa dilakukan melalui berbagai medium. Ia pun menyatakan tidak menentang pemutaran film G30SPKI untuk kepentingan pendidikan sejarah.
“Nonton bareng G30S PKI ini bagus untuk pembelajaran bagi generasi muda. Siapa yang memahami sejarahnya, ia akan berkomitmen untuk memperbaiki negerinya,” tutup Zulkifli Hasan.
Tak lupa ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk selalu bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Ia berharap mahasiswa dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang bukan hanya cerdas, tapi juga memiliki nilai-nilai Pancasila. (kompas.com/22/9/2017)
Komentar:
Edukasi untuk generasi muda memang sangat perlu dilakukan. Sebab, saat ini tidak sedikit dari remaja yang buta sejarah sehingga menjadi kurang peduli terhadap persoalan bangsa. Lebih lagi di tengah gempuran arus budaya barat maupun timur. []