Lima Tahun Keluarga Miskin Ini Hanya Makan Daun-daunan
Lima Tahun Keluarga Miskin Ini Hanya Makan Daun-daunan
Haristan (35) dan Kismiati (40), pasangan suami-istri warga Dusun I Desa Lubuk Sini, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, ini terlihat duduk termenung di gubuk rumahnya yang tampak reot. Di benaknya seolah tersirat bagaimana agar bisa hidup layak bersama tiga anaknya seperti warga yang lainnya.
Harapan Haristan dan Kismiati merupakan hal yang manusiawi. Sebab, selama ini mereka hidup penuh kesusahan. Bahkan untuk bertahan hidup, pasutri bersama tiga anaknya itu hanya mengonsumsi daun singkong dan kangkung sejak bertahun-tahun lalu.
“Kalau tidak ada uang untuk beli beras, terpaksa makan daun singkong dan terkadang kangkung yang diambil dari rawa-rawa saja. Itu kami makan tanpa nasi,” kata Haristan, saat ditemui Okezone di kediamannya.
Perasaan Haristan semakin tersayat melihat istri dan ketiga anaknya juga harus tinggal di gubuk reot yang sewaktu-waktu bisa saja roboh diterjang angin sehingga mengancam keselamatan keluarganya. Sebab, papan yang dijadikan dinding rumah berukuran sekira 5 x 5 meter itu sudah rapuh.
Bahkan, atap rumah dari seng yang dihuni keluarga ini banyak sudah berkarat dan bocor. Sehingga jika hujan turun, mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak dan selalu merasa khawatir.
“Bahan rumah saya ini diambil dari bekas pondok saat saya berkebun dulu. Mau beli bahan bangunan yang baru saya tidak ada uang. Jangankan mau beli barang bangunan, makan setiap hari saja saya bersama istri dan tiga anak saya saja susah sekali,” ungkap Haristan dengan nada sedih.
Ia berkisah, sebelum bermukim di Dusun I Desa Lubuk Sini, dirinya mendiami areal perkebunan di Desa Lubuk Sini. Namun setelah beberapa lama berdiam di kebun, dirinya tergusur oleh salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Bengkulu Tengah.
“Saya dulu tidak tinggal di sini, tapi di kebun. Waktu tinggal di kebun pun kami masih juga sering makan pucuk ubi karena tidak ada uang untuk membeli beras,” ungkap Haristan. (okezone/adj)
Solusi Parsial
Keadaan keluarga Haristan bukanlah satu-satunya keluarga yang mengalami hal demikian di Indonesia. Masih banyak keluarga miskin di negara ini yang tidak terusus oleh negara. Negara yang baru saja mendapatkan bantuan utang dari China. Kemiskinan yang ada di negeri ini terjadi atas sistem distribusi kekayaan yang tidak merata. Uang setiap hari dicetak oleh Bank Sentral, namun masih tetap saja ada orang yang tidak punya uang. Maka secara parsial, sistem distribusi kekayaan di negeri ini harus diubah.
Solusi Sistemik
Sebagaimana kita sadari bahwa keadaan sistem distribusi kekayaan di negeri ini tidak merata karena bergantung pada kebijakan politik di negeri ini. Pilihan yang tepat untuk memperbaiki sistem distribusi kekayaan adalah dengan juga memperbaiki sistem politik dan seluruh sistem ekonomi negeri ini. Ganti dengan sistem Islam yang menyejahterakan dan rahmatan lil’alamiiin. (adj)