Menjadi Kaya Versi Ahok, Jual Diri atau Korupsi
Menjadi Kaya Versi Ahok, Jual Diri atau Korupsi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana memberikan sertifikat kepada pekerja seks komersial (PSK). Dia meniru langkah ini dari beberapa negara yang telah menerapkan hal serupa.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengungkapkan, dirinya terinspirasi dari Hong Kong dan Jerman untuk pemberian sertifikat tersebut. Karena dengan adanya sertifikat ini dapat mengetahui apakah PSK sehat atau tidak.
“Kalau orang mau melakukan menjual diri, anda harus ada sertifikat kayak di Jerman. Sehat apa enggak? Disuntik apa enggak? Kamu ini siapa? Harus kami kenali,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/4).
Saat ini warga Jakarta seakan pura-pura tidak mengetahui adanya profesi PSK. Padahal sudah menjadi pembicaraan mereka bahwa di Jakarta ada pusat prostitusi.
Mantan bupati Belitung Timur ini menilai menjadi seorang PSK merupakan salah satu cara cepat untuk menjadi orang kaya.
“Mau kaya instan. Kalau mau kaya cepat ya jual diri atau korupsi. Situasi gitu anda pilih mana? Lokalisasi enggak bisa dipenuhi saya sadar. Kalau hapus lokalisasi itu kebanggaan,” katanya.
Ahok meyakini wacananya untuk membangun sentral prostitusi dan judi tidak akan disetujui semua pihak. Sebab dia menduga keberadaan prostitusi harus tetap sembunyi-sembunyi.
“Kami enggak bakal bisa bikin lokalisasi perjudian resmi. Kalau gelap boleh kan. Soalnya kalau legal enggak ada upetinya,” tandas Ahok. (merdeka/adj)
Komentar
Kontroversi pernyataan Ahok memang selalu menarik ditanggapi. Wajar jika ahok mengeluarkan pernyataan dan kebijakan-kebijakan yang tak mempertimbangkan halal dan haram, karena dia kafir. Ingin jadi kaya, jual diri atau korupsi. Orang kafir berkata hal-hal yang kontroversi di tengah mayoritas warga Jakarta yang Muslim. Ini adalah Ironi. Dan harusnya sudah saatnya kaum Muslimin di Indonesia paham, bahwa tidak hanya pemimpin kafir yang tidak boleh menguasai kaum Muslimin, namun juga pemimpin yang mengklaim beragama Islam namun pemahamannya adalah pemahaman yang Sekuler. Sama seperti orang-orang kafir. (adj)