
Living in a Bubble
MUSTANIR.net – Ini zaman yang sulit. Semakin kita engage dengan teknologi, maka seperti masuk dalam gelembung terpisah dari kehidupan yang nyata.
Gurunda once said: the youth nowadays are living in a ‘superficial bubble’.
Labirin media sosial yang menawarkan warna warni memabukkan, visual AI yang memikat, dan eskapisme hiburan pelipur lara. Tetapi itu semua permukaan dan dangkal.
Musibah terbesar adalah ketika gagasan dan ideologi tidak lagi menarik di mata anak muda, kalah cantik dengan drakor yang lagi hits, plus kalah seru dengan #becandyaa yang lagi viral.
Padahal ideologi adalah super powernya manusia, asas peradaban dan modal kebangkitan. Akibatnya banyak para da’i merasa “push ide” itu nomor sekian, yang penting bagaimana membuat kaum muda tertarik dulu pada Islam.
Ya ini harus kita akui, butuh extra effort untuk membuat anak muda keluar dari bubble. Tapi jangan lupakan esensi, yakni mengembalikan harkat kemanusiaan mereka, mengasah ulang budaya pikir dan jiwa—agar mereka kembali menjejak di bumi perjuangan kebangkitan Islam.
Hingga mereka siap! Bukan hanya siap mengaji, tapi juga melawan tirani dan berjuang mengemban risalah nabi! []
Sumber: Fika Komara