Merasa Cukup dengan Mengingat Allah sedangkan Hukum-Nya Diabaikan?

MUSTANIR.netDari Abu Musa raḍiyallāhu ‘anhu yang berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda,

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dengan yang mati.” (HR Bukhari)

Wahai saudara tercinta, meskipun mengingat Allah (dzikrullah) merupakan salah satu amalan (perbuatan) termudah yang dengannya seseorang dapat menuai pahala, tetapi banyak orang mengabaikannya. Dengan demikian, untuk mereka ini kami katakan,

“Bersungguh-sungguhlah dengan amalan (perbuatan) yang memberikan pahala besar ini, (sebab) dengan mengingat Allah (dzikrullah) derajat akan diangkat. Dengan mengingat Allah (dzikrullah) seorang hamba akan mendapatkan cinta Allah. Dengan mengingat Allah (dzikrullah) setan akan terusir. Juga dengan mengingat Allah (dzikrullah) rasa sedih, duka, dan lara akan hilang, yang kemudian diganti dengan rasa tenang, nyaman, dan bahagia.”

Wahai kaum muslim, mengingat Allah (dzikrullah) tidak hanya dengan lidah, tetapi harus dengan hati juga, dan hati harus dalam keadaan sadar sehingga dengan kesadaran hatinya itu maka manusia akan menyadari kebesaran yang diingatnya, yaitu Allah yang Maha Besar Keagungan-Nya. Dengan kesadaran itu maka seorang muslim akan melesat cepat seperti anak panah dalam menjalankan hukum-hukum Allah subḥānahu wa taʿālā.

Dengan kesadaran itu maka tidak tersembunyi bagi kita semua realitas umat, serta ketidakadilan dan penindasan yang menimpanya, bahkan gunung yang kokoh sekalipun akan runtuh jika semua itu dibebankan kepadanya. Dengan kesadaran itu maka tidak tersembunyi bagi kita semua bahwa betapa umat tengah membutuhkan tangan-tangan yang berjuang untuk perubahan sehingga tidak cukup bagi seseorang hanya duduk di rumah atau masjid dengan mengingat Allah (dzikrullah) saja.

Ini karena yang dimaksud adalah mengingat Allah (dzikrullah) yang akan mengangkat derajat seorang muslim dan yang akan menyadarkan hatinya sehingga ia mengerti akan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di sekitarnya, bukan mengingat Allah (dzikrullah) yang menjadi profesinya dalam hidup sehingga ia merasa puas dan cukup dengannya dan hanya duduk-duduk tanpa melakukan apa-apa lagi selainnya.

Jadi, apa artinya bagi seorang muslim itu mengingat Allah (dzikrullah), sedangkan ia hanya duduk-duduk bersama dengan mereka yang tidak melakukan apa pun terkait apa yang terjadi di sekitarnya?

Bagaimana seorang yang mengingat Allah (dzikrullah) itu hidup, sedangkan hukum-hukum Allah diabaikan dan hukum-hukum kufur diterapkan? Bagaimana ia mengingat Allah (dzikrullah), sedangkan ia tidak berjuang bersama dengan para pejuang yang tulus dan serius untuk mendirikan khilafah rasyidah ke dua ‘ala minhājin nubuwah?

Ya Allah, segerakan tegaknya khilafah rasyidah ‘ala minhājin nubuwah yang akan menyatukan kaum muslim, serta yang akan mengakhiri bencana dan malapetaka yang sejauh ini menyelimuti mereka. Ya Allah, terangi bumi dengan nur (cahaya)-Mu yang mulia.

Allahumma āmīn! []

Sumber: Media Umat

About Author

Categories