Meninggalkan Bollywood untuk Kehidupan Islami

SEBELUMNYA dia biasa menghabiskan hari-harinya dengan berdandan terbaik, menggunakan pakaian glamor, dan makeup. Berbelanja di mal mahal merupakan gairah terbesarnya. Untuk shopaholic (begitu dia menyebut kebiasaan dirinya) ini, Dubai merupakan tujuan berbelanja paling disukai. Tapi itu sampai 2012.

Lahir dan dibesarkan di Mumbai, kawasan industri film di India, Murcyleen Peerzada (23 tahun) telah bekerja sebagai asisten sutradara untuk ‘Ek Tha Tiger’ saat berada di tahun terakhir kuliahnya. Ayahnya, Feroz Peerzada, seorang pengusaha kaya Kashmir yang bersahabat dengan Yash Chopra, seorang sutradara terkenal di India, selama tiga dekade. Feroz memperkenalkan Murcyleen kepada kepada Yash Chopra.

Feroz berkeinginan anaknya menjadi artis besar di layar perak. Tapi pada akhirnya Murcyleen memilih jalan hidup lain.

Murcyleen yang masih berdomisili di Mumbai, telah menyumbangkan semua pakaian mahalnya, segala aksesoris bermerek, dan peralatan makeup ke panti asuhan. Ia pun menjalani hidup sederhana dan apa adanya. Perubahan dramatis ini datang setelah kematian sutradara terkenal Yash Chopra yang banyak membuat film romantis.

“Saya sangat dekat dengan Yash Ji (Yash Chopra). Kematiannya betul-betul mengguncangkan saya, dan saya mulai berpikir tentang kehidupan dan kekuatan yang lebih tinggi yang mengontrol segalanya. Saya sempat depresi selama tiga atau empat bulan. Saya sempat tidak bisa berbuat apa pun,” kata Murcyleen.

“Sambil mencari jawaban di internet, saya mendengarkan ceramah Islam dari orang-orang terkenal semacam Nouman Ali Khan dan Yasmin Mogahed di video,” katanya.

“Ketika mendengar Khan untuk pertama kalinya, sepertinya, ‘Ya Tuhanku! Dia seperti berbicara hanya kepada saya’. Nama saya memang seorang Muslim, tetapi bukan di dalam praktek. Tapi pemahaman yang saya peroleh dari Khan dan Mogahed memberikan kebangkitan. Itu adalah titik kehidupan, di mana saya mulai berdoa dua kali sehari. Dan saya meminta Allah untuk membimbing saya dan menunjukkan jalan yang benar,” katanya, seperti dilansir MV Media belum lama ini.

Murcyleen sekarang menjadi pembicara Islam dalam Yayasan Penelitian Islam Zakir Naik (IRF) di Mumbai. Baru-baru ini ia menjadi penyelenggara Konferensi Perdamaian Islam untuk kalangan wanita di kota ini.

“Saya berumur 19 tahun ketika mulai bekerja untuk Yash Raj Films (YRF) sebagai asisten sutradara untuk ‘Ek Tha Tiger’. Saya menjadikan ini sebagai batu loncatan untuk menjadi seorang aktris,” katanya tentang perjalanannya dari Bollywood ke Islam.

Dalam film berikutnya untuk YRF, ‘Shudh Desi Romance’, Murcyleen ditawari ikut tes peran di film.

“Sutradara untuk film ini dikenal banyak menampilkan wajah baru, jadi dia menawarkan saya ikut tes peran di film. Ketika saya menghadapi kamera, saya seperti orang yang terkena demam. Saya merasa seperti sebuah objek dengan semua mata tertuju pada saya. Saya menjadi tidak suka, kemudian pergi dengan mengatakan, ‘Saya tidak ingin melakukan ini lagi’,” katanya.

“Yash Chopra itu seperti kakek saya. Ketika saya bercerita tentang keputusan saya, kami berbicara tentang hal itu selama lebih dari satu jam. Kemudian saya memutuskan mengambil peran itu, dan Yash Ji merekomendasikan saya untuk peran sebagai Manish Malhotra,” katanya.

Tetapi Murcyleen tidak jadi berperan sebagai Malhotra ketika titik balik terjadi dalam hidupnya (saat kematian Chopra) pada Oktober 2012.

Saat browsing internet untuk pengetahuan Islam, dia menemukan sejumlah file dengan nama Allah berada paling atas.

“Terdapat transkrip video Zakir Naik (tokoh pembicara Islam) untuk topik ‘Wanita dalam Islam’. Ini langsung mencengkeram saya, seolah-olah saya menemukan tujuan hidup saya. Saya seperti mendapat pencerahan pada saat itu,” katanya.

Malam itu juga, dia memutuskan mengubah arah hidupnya dan mendaftar ke IRF untuk belajar tentang Islam di bawah bimbingan Farah Naik, istri Zakir Naik.

“Awalnya saya menjalaninya dengan liberal. Selama bulan pertama saya di IRF, saya tidak menutupi kepala saya, dan tak seorang pun memaksa saya melakukannya. Bahkan, rekan-rekan saya berpikir bahwa saya baru masuk Islam.

“Tetapi setelah saya memahami pentingnya jilbab bagi wanita, saya pun mulai menutupi kepala saya. Saya senang dengan transformasi saya dan saya ingin lebih banyak orang menuju ke jalan Allah, karena itulah satu-satunya kebenaran,” katanya.

Murcyleen sedang melakukan kursus lanjutan untuk menjadi seorang pendakwah IRF. Selain itu, dia sekarang mengikuti pendidikan Master untuk Studi Islam di Universitas Islam secara online di Qatar. Dia bermaksud akan mengorganisasi konferensi Islam bagi perempuan di Kashmir dalam waktu dekat.

“Saya melihat wanita Kashmir lebih tertarik gaya hidup Barat. Cara hidup mereka seperti yang saya lakukan beberapa tahun lalu. Saya tahu bagaimana tepatnya yang mereka rasakan. Generasi saya tidak dapat tergoda dengan dakwah yang marah. Oleh karena itu, saya ingin berhubungan dengan para kaum muda melalui konferensi perdamaian, di mana ulama berbicara panjang lebar tentang berbagai hal dengan cara yang halus,” tambahnya.

thumb

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories