Menjadi Muslim Mulia dengan Meningkatkan Takwa, Yuk!
ALLAH SWT menyebutkan bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang kemudian di sisi-Nya mendapatkan kemuliaan. Mereka yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa beribadah dengan baik. Peribadahan mereka dilandasi dengan rasa cinta, raja’, dan khauf kepada Allah. Selain itu, mereka berbuat ihsan dalam beribadah, khusyu’ dalam pelaksanaannya, dan penuh dengan doa. Ibadah demikian yang akan menghasilkan buah ketakwaan. [i]
Semakin tinggi ketakwaan seseorang, semakin besar kemuliaannya. Rahasia kemuliaannya itu terletak pada berbagai fasilitas tambahan yang Allah berikan hanya kepada mereka yang bertakwa, sebagai buah ketakwaannya dalam beribadah.[ii]
Usaha untuk meraih ketakwaan akan dirakhmati dan dikasihi-Nya. Rahmat ini sebagai wujud balasan Allah SWT atas kesungguhan ibadah hamba-Nya. Dengan takwa, maka Allah juga memberikan hidayah berupa furqon atau pembeda hak dan bathil, diperlihatkan padanya apa dan siapa yang patut diikuti atau tidak. Dengan begitu orang yang takwa tidak akan pernah tersesat dan tertipu. Karena hidupnya selalu diberikan jalan keluar (kemudahan) atas segala permasalahan hidupnya. Di antara kemudahan yang Allah berikan urusan tersebut diselesaikan secara cepat.
Selain itu hidupnya akan diberkahi. Dengan berkah-Nya, seseorang tidak akan hidup dalam kenistaan dan akan bermanfaat. Tentu saja, buah dari ketakwaan selanjutnya adalah limpahan rezeki yang halal. Hartanya tidak akan menjadi fitnah dan banyaknya akan membuat orang tersebut bersyukur. Rezekinya didatangkan dari arah yang tak dinyananya. Kesemuanya itu merupakan ganjarannya di dunia.
Sedangkan ganjaran di akhirat adalah dihapuskan kesalahan dan dosanya. Setiap manusia memang tidak luput dari yang namanya dosa, akan tetapi bagi mereka yang berusaha meraih gelar takwa, Allah akan ampuni dosanya tersebut, sekaligus menutupi kesalahannya itu nanti di akhirat. Tidak cukup itu saja, Allah juga akan memberikan pahala yang besar (berlipat ganda). [iii]
Tentu saja semua umat muslim bisa mencapai derajat ketakwaan. Karena Allah tidak pernah membedakan hamba-hamba-Nya yang beriman. Namun demikian, jalan untuk menggapai derajat itu tidaklah mudah dan tidak bisa dicapai secara cuma-cuma tanpa didasari pada ilmu, amal, dan keistiqamahan hamba tersebut. [iv]
[i] Irwan Prayitno, (2005),Kepribadian Muslim, Jakarta: Mitra Grafika, hlm. 493
[ii]Jasiman, (2005), Syarah Rasmul Bayan, Solo: Auliyya Press, hlm. 190
[iii] Irwan prayitno., op.cit, hlm. 494-497
[iv] Moch Syamsi Hasan dan Achmad Ma’ruf Asrori, Khutbah Jumat Sepanjang Masa, Surabaya: Karya Agung, hlm. 22