Muhasabah al-Hukam: Tradisi Para Sahabat

Muhasabah al-Hukam: Tradisi Para Sahabat

MUSTANIR.com – Ada sebuah harapan besar yang terlantun ketika kaki ini belum terlangka ke negeri yang pernah berjaya melalui tangan sahabat mulia Nabi Muhammad saw, ‘Amr bin ‘Ash. Ia. Adalah Mesir yang penuh keberkahan. Meskipun Islam belum lagi dijadikan sebagai aturan tata kehidupan, kita, baik penduduk asli maupun wafidzin (selain penduduk asli) masih bisa merasakan keberkahannya. asics gel lyte 3 hombre rojas Terutama dari sisi ilmu dan juga kenikmatan-kenikmatan duniawi lainnya yang ‘masih’ mudah untuk didapatkan. Apalagi ketika Islam diterapkan, maka nikmat Allah swt mana lagi yang akan didustakan oleh manusia?

Meskipun apa yang menjadi fakta begitu jauh dari harapan, namun justru fakta itu membuat harapan semakin membumbung tinggi untuk bisa kembali terwujud. Harapan itu ada dua. Pertama, ada perubahan personal yang sangat signifikan ketika sudah berada di negeri yang Nabi Musa berjuang di dalamnya. Kedua, wafidzin, khususnya yang kesini dalam rangka thalabul ilmi benar-benar akan menjadi mutiara umat dalam rangka menegakkan kembali Islam di tengah-tengah kehidupan.

Al hukmu naaim. Adalah kalimat itu yang kemarin terucap dari seorang penjual sayur-sayuran. Kanken 7L Hukum sedang tidur, kata beliau. Scarpe Nike Store Penulis tanpa berpikir panjang, mengiyakan apa yang beliau ucapkan. Bagaimana tidak, seperti yang juga dialami oleh negeri-negeri lainnya yang tidak menerapkan aturan Sang Pencipta, akan merasakan bagaimana mahalnya berbagai macam bahan pokok ketika menjelang Ramadhan dan seterusnya. Entah akan ada perubahan ataukah tidak.

Selain hal itu, masih banyak lagi kemaksiatan yang tercipta dari penerapan hukum kufur ini. Ramadhan, misalnya. Justru tidak terasa nuansa Ramadhan meskipun negeri ini warisan para Nabi dan ulama shalih di dalamnya. Sungguh tidak ada. Inilah yang penulis sampaikan bahwa fakta justru membuat harapan semakin kuat dan yakin bahwa apapun yang menjadi pilihan negeri ini, Mesir, akan selalu pupus jika tidak mengambil Islam dan menerapkannya.

Di saat rakyat mengalami kesulitan yang tiada akhir, justru sebaliknya seseorang yang seharusnya mendapatkan dzillun (naungan) di hari yang tidak ada naungan pada saat itu, pemimpin, sedang terlibat kemaksiatan yang nyata di depan dunia yaitu bergabung dalam kerjasama untuk memerangi Ideologi Ekstrimisme bersama pemimpin kafir, Donald Trump.

Setiap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah swt adalah kemaksiatan. Seperti kerjasama yang dilakukan oleh pemimpin negeri ini. asics gel nimbus 17 hombre Kerjasama yang dilakukan sejatinya adalah wujud ketakutan yang dihadapi Barat terhadap tegaknya Islam sebagai ideologi yang akan membuat ideologi Kapitalisme dan pengusungnya hancur. asics femme pas cher Dalam proyek kerjasama tersebut, Itidal, mereka akan begitu mudah dan seenaknya menangkapi orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka, membungkap siapapun yang ‘terlihat’ ekstrem dalam berislam, memasukkan pemahaman liberal dan moderat lewat dunia pendidikan sehingga para thalabul ilmi tidak lagi mampu menjadi mutiara umat yang berfikir jernih.

Muhasabatul Hukam: Suatu Kewajiban

Dalam hadits Rasulullah saw: “Pemimpin para syuhada’ (mereka yang syahid) adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan seorang pria yang mendatangi penguasa zalim, lalu menyuruhnya pada yang makruf dan melarangnya dari yang mungkar, hingga kemudian penguasa itu membunuhnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan oleh al-Albani).

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, amar ma’ruf nahi munkar adalah sebuah kewajiban yang agung dimana pun saat ini kita berada hingga kedudukannya seperti pemimpin para syuhada meskipun nyawa menjadi bayarannya. Adidas Scarpe Donna Dan mengoreksi penguasa (muhasabatul hukam) disyariatkan dalam Islam. Karenanya, di tengah-tengah umat harus senantiasa ada orang-orang yang melakukan kewajiban ini, kalaupun tidak bisa dilakukan oleh mereka secara keseluruhan. Hal ini banyak dijelaskan baik dalam al-Quran maupun as-Sunah. Firman Allah swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. ” (QS. Fjallraven Kanken Big Al-Maaidah: 8)

Dari ayat ini, mengharuskan adanya muhasabah dan kritik yang tidak hanya ada diantara individu-individu melainkan terhadap penguasa dalam kedudukanya sebagai pemimpin, pemelihara urusan-urusan mereka, pihak yang bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan dan membimbing meraka hingga mampu menjadi umat yang terbaik yang dikehendaki oleh Allah.

Selain itu, dalam hadits Rasulullah saw juga menjelaskan tentang kewajiban muhasabah ini, diantaranya yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar: “Akan ada para pemimpin yang memimpin kalian dengan perkara-perkara yang tidak mereka laksanakan. Karena itu, siapa saja yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu kedzaliman mereka maka ia bukan termasuk golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannnya; telaga haud pun sekali-kali tidak akan bermanfaat bagiku (untuk menolongnya). (HR. Ahmad).

Inilah hingga Islam telah menganggap orang yang dibunuh karena penentangannya terhadap penguasa sebagai afdhalus syuhada, yang tiada lain karena Islam menjadikan muhasabah sebagai perkara penting bahkan ia merupakan salah satu pilar bagi hilangnya kedzaliman, kemaksiatan meskipun sikap penguasa dalam menghadapi kritik atau muhasabah yang dilakukan oleh rakyatnya saat ini berbeda dengan penguasa di masa keemasan Islam. new balance 373 bleu orange

Seperti kisah para shahabat yang mempertanyakan pembagian kain dari Yaman kepada pemerintahan Umar bin Khaththab dan juga ketika beliau diprotes oleh seorang wanita yang menentang kebijakan pembatasan mahar.

Tatkala wanita memprotes kebijakan khalifah Umar Ibnu al-Khattab dengan membaca firman Allah SWT: “Maka janganlah kamu mengambil kembali (mahar) dari padanya barang sedikitpun” (QS. An Nisaa 20), maka Khalifah Umar berkata, “Benarlah wanita itu dan sayalah yang keliru” (lihat Abdul Aziz Al Badri, Peran Ulama dan Penguasa). Dan terhadap pertanyaan tentang pakaian yang dikenakannya, Umar meminta putranya untuk menjelaskan. Ibnu Umar pun menyatakan bahwa pakaian Umar adalah bagian Khalifah ditambah dengan bagiannya yang dihadiahkannya kepada ayahnya.

Luar biasa apa yang dilakukan oleh pemimpin yang menjadikan Islam sebagai landasan. Rakyat, tanpa memandang status sosialnya merasa berkewajiban dan berani mengkritik atau mengoreksi segala kebijakan atau tindakan yang dilakukan pejabat dan pemimpin. Dan sebaliknya, para pejabat dan pemimpin begitu mudah menerima muhasabah dan kritik dari rakyatnya tanpa memandang status meskipun terjadi di tempat terbuka.

Sikap yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi, pemimpin Mesir dengan Donald Trump justru bukanlah sikap seorang pemimpin kaum Muslimin yang sejati. Apalagi menolak muhasabah rakyatnya yang akan menjadi jalan keluar bagi masalah dengan membuat tameng penutup kemaksiatan mereka berupa Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstrimisme (GCCEI). Seperti firman Allah swt:

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١٨٨﴾

“Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih”. (QS. Ali Imran: 188)

Inilah cermin penguasa dalam sistem Kapitalisme yang memang sudah cacat sejak lahir sehingga tak heran para penguasa selalu dituntun untuk menutupi cacat dan kegagalan itu. Sedangkan dalam Islam, sikap para penguasa yang dzalim seperti saat ini akan bisa dihilangkan. Karena, dalam tradisi politik Islam, khalifah dan para pejabat di bawahnya memiliki kewajiban untuk menjawab semua koreksi dan kritik yang ditujukan kepadanya, dengan menjelaskan pandangan dan argumentasi yang menjadi landasan berbagai perkataan dan aktivitasnya termasuk kebijakan yang diambilnya. Dan seperti itulah sikap yang seharusnya pemimpin negeri ini, Mesir, dan lainnya dalam menyikapi setiap kritik yang ditujukan kepadanya.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories