Mutiara Kata Dari Ulama
Mutiara Kata Dari Ulama
? al-‘Allamah Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
? “Di antara was-was syaithan ialah ketika seorang insan telah bertakbir untuk mengerjakan shalat, maka terbukalah lintasan-lintasan (hati/pikiran) dari segala penjuru. [Syarh Riyadhush Shalihin (3/331)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
☀ ” Al-‘Qur’an adalah petuah yang paling agung. Dengan al-Qur’an, Allah menasehati hati. Akan tetapi bila al-Qur’an itu menimpa hati yang seperti batu -kita berlindung kepada Allah darinya – maka hati itu tidak akan berubah lembut, bahkan akan semakin bertambah kekerasannya.[Syarh Riyadhush Shalihin (3/344)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
?” Saat Nabi shallallahu ‘alaihi was salam bersabda: “Andai kalian tahu apa yang aku tahu, pastilah kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,” maka para shahabat menutupi wajah-wajah mereka dan terdengar suara sengau darinya yaitu isak tangis. [Syarh Riyadhush Shalihin (3/346)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
☀ ” Tidak sepantasnya seorang yang berakal itu cenderung kepada dunia, tertipu dengannya, atau terpalingkan dengannya dari akhirat.” [Syarh Riyadhush Shalihin (3/356)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
?” Seorang yang berakal apabila membaca al-Qur’an dan merenungkannya, niscaya ia akan tahu nilai dunia, bahwa dunia itu bukanlah apa-apa, dunia itu hanyalah ladang bercocok tanam untuk akhirat.” [Syarh Riyadhush Shalihin (3/357)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
☀ ” Kehidupan yang nyaman, menyenangkan, dan kekal hanyalah kehidupan akhirat. Adapun dunia, meskipun baik kehidupannya, maka akhir kesudahannya tetaplah kefana’an.” [Syarh Riyadhush Shalihin (3/364)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
?” Ambillah dari dunia apa yang halal bagimu. Janganlah engkau melupakan bagianmu dari dunia. Akan tetapi jadikanlah dunia itu berada di tanganmu, dan jangan engkau jadikan dunia itu berada di hatimu. Ini penting!!” [Syarh Riyadhush Shalihin (3/369)]
••••••••••
✅ Beliau juga berkata:
☀ ” Manusia di dunia ini hanyalah musafir. Dunia bukanlah tempat menetap, dunia hanyalah tempat berlalu.” [Syarh Riyadhush Shalihin (3/373)]
••••••••••