Negara Kaya Arab Mengapa Belum Tampung Pengungsi Suriah
Negara Kaya Arab Mengapa Belum Tampung Pengungsi Suriah
Mustanir.com – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membalas kritik yang mereka terima dari Uni Eropa maupun lembaga internasional soal pengungsi Suriah. Ribuan orang dari wilayah konflik di Suriah sebulan terakhir membanjiri Eropa, tanpa ada upaya konkret negara Teluk menampung mereka.
Berdasarkan klaim pemerintah Negeri Petro Dollar itu, ada 750 ribu warga pelarian dari Suriah yang sudah mereka tampung selama lima tahun terakhir. Saudi memberi mereka hak bekerja dan mukim setara dengan warga asli.
“Itu mungkin yang membuat warga Suriah di Saudi dalam sistem internasional tidak terhitung sebagai pengungsi,” tulis pernyataan pemerintah Saudi seperti dikutip Stasiun TV Al Arabiya, Rabu (9/9).
Jika dibedah lagi, 200 ribu warga Suriah itu sudah mendapat hak mukim tetap. Sedangkan 300 ribu diberi visa tinggal sementara. Jumlah itu masih ditambah 100 ribu pelajar Suriah yang kini mengikuti pendidikan dasar dan menengah di Saudi.
Kendati begitu, Saudi mengakui bahwa penampungan pengungsi ini tidak seperti yang dilakukan Turki atau Yordania, karena mewajibkan imigran mengurus visa. Saudi terutama menerima warga Suriah yang sudah memiliki saudara sebagai penjamin di Saudi. Mereka yang punya sanak famili akan menikmati pendidikan gratis hingga pemberian lapangan kerja. Itu sebabnya, program ini disebut ‘Penyatuan Keluarga’.
Arab Saudi, sebagaimana negara Teluk lainnya, tidak menandatangani konvensi internasional 1951 untuk menampung pengungsi. Secara politis, Saudi bahkan berhak mengusir pelarian dari Suriah. Itu sebabnya, UNHCR secara resmi menyebut angka pengungsi yang ditampung Saudi cuma 561 orang sepanjang tahun ini, ditambah 100 pencari suaka.
Namun yang disesalkan oleh lembaga internasional, termasuk Amnesty International atau Human Rights Watch, adalah Saudi beserta enam Negara Teluk lainnya tidak aktif menawarkan perlindungan bagi warga Suriah ketika eksodus mulai marak terjadi pada 2014. “Kedekatan geografis, hubungan sejarah negara teluk dengan Syam, serta kesamaan bahasa membuat kontribusi Teluk untuk menampung pengungsi Suriah sebetulnya bisa lebih besar,” tulis laporan Amnesty International.
Jumlah pengungsi muslim yang ditampung Saudi, Kuwait, Qatar, atau Uni Emirat Arab pun tak sebesar negara muslim lain di kawasan dalam setahun terakhir.
Di antara negara-negara mayoritas muslim sekitar Timur Tengah, hanya Turki yang bersedia mengambil tanggung jawab besar membantu pengungsi Suriah. Turki sementara ini menampung lebih dari 2 juta orang pelarian, disusul Libanon 1,1 juta orang, lalu Yordania menerima 630,000 jiwa. Negara miskin dikoyak perang seperti Irak saja tercatat menyediakan tempat untuk 250 ribu pengungsi.
Berikut grafis data penampungan seperti disarikan ilmfeed.com hingga 4 September lalu:
Saudi, Kuwait, atau UEA diprediksi BBC tidak akan mengubah sikapnya terhadap pengungsi Suriah yang merana. Negara kaya minyak sementara itu memilih lebih aktif menyumbang ke UNHCR untuk merawat para pengungsi.
Arab Saudi menyumbang USD 18,4 juta tahun lalu untuk perawatan pengungsi. Sedangkan Kuwait memberikan uang sumbangan lebih dari USD 304 juta. (merdeka/adj)