Pandangan Dunia Sekuler Berdasarkan Relativisme Moral
MUSTANIR.net – Sekularisasi budaya modern merupakan fenomena kompleks yang mempunyai akar yang dalam. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke pergeseran bertahap dalam pandangan dunia, di mana landasan Kristen yang tadinya dominan secara bertahap digantikan oleh perspektif sekuler dan humanistik yang menjunjung tinggi akal manusia yang otonom dibandingkan wahyu ilahi.
Salah satu kekuatan pendorong utama di balik transformasi budaya ini adalah penerimaan luas terhadap naturalisme evolusioner dan kepercayaan terhadap sejarah bumi yang berusia miliaran tahun. Hal ini dimulai dengan Thomas Huxley dan X Club, yang secara aktif, dalam kurun waktu sekitar 20 tahun, membawa naturalisme filosofis ke dalam dunia akademis dan sains, secara praktis menghilangkan adanya pencipta sebagai penjelasan ilmiah yang sah atas fenomena alam di dunia, dan akibatnya, menghilangkan penjelasan cerita alkitabiah.
Thomas Huxley, teman dekat dan pembela setia Charles Darwin, memainkan peran penting dalam mempromosikan dan menyebarkan gagasan teori evolusi dan naturalisme. Bersama dengan sekelompok ilmuwan dan intelektual yang berpikiran sama yang dikenal sebagai X Club, Huxley secara aktif berkampanye untuk menjadikan naturalisme sebagai pandangan dunia yang dominan dalam komunitas ilmiah dan akademisi.
Upaya X Club bersifat strategis dan berkelanjutan selama kurang lebih dua dekade setelah diterbitkannya buku Darwin berjudul ‘On the Origin of Species’ pada tahun 1859. Melalui pengaruh kolektif dan dukungan yang tiada henti, mereka berhasil meminggirkan konsep pencipta sebagai penjelasan ilmiah yang masuk akal untuk hal tersebut. alam, secara efektif menghilangkannya dari pertimbangan serius dalam wacana ilmiah.
Dengan menganut naturalisme filosofis, yang menegaskan bahwa hanya sebab dan hukum alam yang dapat menjelaskan fenomena alam, X Club secara efektif meniadakan kemungkinan campur tangan ilahi atau rancangan cerdas sebagai penjelasan atas kompleksitas dan keanekaragaman kehidupan yang diamati di bumi.
Pandangan dunia naturalistik ini kemudian secara sistematis dijalin ke dalam struktur pendidikan ilmiah, penelitian, dan wacana, yang secara efektif menggantikan narasi alkitabiah sebagai kerangka kerja yang sah untuk memahami asal usul dan perkembangan alam. Penerimaan luas terhadap teori evolusi dan keyakinan akan sejarah bumi yang berumur miliaran tahun, yang dipromosikan oleh Huxley dan X Club, memberikan landasan untuk menolak catatan alkitabiah tentang penciptaan sebagai kebenaran sejarah literal.
Pergeseran perspektif ini mempunyai implikasi yang luas, mengikis otoritas kitab suci dan membuka jalan bagi pandangan dunia yang lebih sekuler yang hanya mengandalkan akal manusia dan observasi empiris untuk memahami dunia. Ketika generasi ilmuwan, pendidik, dan siswa diindoktrinasi ke dalam paradigma naturalistik ini, paradigma tersebut menjadi tertanam kuat dalam kesadaran kolektif, tidak hanya membentuk upaya ilmiah tetapi juga meresap ke dalam berbagai aspek budaya, pendidikan, dan norma-norma masyarakat.
Landasan Kristiani yang tadinya dominan, yang sebelumnya telah meresap ke dalam budaya Barat, perlahan-lahan digantikan oleh perspektif sekuler dan humanistik yang meninggikan akal budi manusia yang otonom dibandingkan wahyu ilahi. Ketika generasi-generasi diindoktrinasi dengan ide-ide ini, hal ini menaburkan benih keraguan dan ketidakpercayaan terhadap keandalan dan otoritas Alkitab, khususnya catatan sejarah di pasal-pasal awal kitab Kejadian.
Ketika orang-orang mulai menolak historisitas Alkitab, mereka secara tidak sengaja membangun pandangan dunia sekuler berdasarkan relativisme moral. Pergeseran pandangan dunia ini merambah ke berbagai bidang masyarakat, termasuk pendidikan, pemerintahan, sistem hukum, dan media. Individu yang menganut pandangan humanis sekuler ini semakin menduduki posisi berpengaruh, membentuk hukum, kurikulum, pilihan moral, dan norma-norma masyarakat. []
Sumber: Otangelo Grasso