Partai ini Pandai Manfaatkan Wong Cilik Untuk Memperoleh Kekuasaan
Partai ini Pandai Manfaatkan Wong Cilik Untuk Memperoleh Kekuasaan
Mustanir.com – Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) memuji PDI Perjuangan (PDI-P) yang sabar dan teruji mampu merebut hati dari masyarakat kecil. Jargon membelawong cilik selalu didengungkan dalam upaya membumikan PDI-P sebagai salah satu partai yang ingin komitmen membela rakyat kecil.
Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional HMPI, Tri Joko Susilo mengatakan di era Soeharto, mereka sabar lalu memimpin di 2000-an melalui Megawati. Lalu di era SBY, PDI-P tetap sabar meski harus kalah dua kali pemilu. Alhasil saat ini PDI-P meraih kekuasaan melalui Joko Widodo.
Sayangnya, kelihaian merebut kekuasaan tersebut tidak mereka sertai dengan kemampuan melaksanakan idealisme. “Ideologi Trisakti tidak dipakai, malah ideologi balas sakit hati yang dipakai. Jadi musuh-musuh mereka dibidik semua kesalahannya,” ujarnya baru-baru ini.
Menurut dia, ideologi Trisakti Bung Karno malah dijalankan oleh Pak Harto lebih dulu di mana kaum dhuafa dan marhaen diberi perhatian, petani disejahterakan, berkepribadian dalam budaya, dan gotong royong pun dijaga.
“PDI-P yang mengaku paling Soekarnois malah menteri-menterinya kerjanya cuma bikin iklan revolusi mental ratusan miliar yang tidak dibutuhkan kaum petani dan justru bikin dualisme partai,” kata Tri.
Dia mengimbau agar kader HMPI dapat membangun perekonomian tanpa gaduh. Harus bisa duduk di posisi pemangku kebijakan, baik tingkatan kecamatan, wali kota, bupati, gubernur hingga Presiden kelak sehingga mampu merubah tatanan berkebangsan yang di cita-citakan pendiri bangsa. (rol/adj)
Komentar Mustanir.com
Bukan sesuatu yang mengherankan jika ada partai politik yang memang tak pandai memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan rakyat. Yang lebih banyak malah, atas nama kepentingan rakyat, kekuasaa digunakan untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang dibenci rakyat. Ini Ini menurut saya bukan rahasia lagi. PDI P memanfaatkan jargon ‘wong cilik’ untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat agar memenangi pemilu. Itu saja sebenarnya kepentingannya.
Tidak hanya PDI P sesungguhnya yang berbuat demikian. Hampir semua partai politik yang ada pun melakukan hal yang sama yaitu menjual nama ‘rakyat’ sebagai promosi agar memenangi pemilu. Setelah menang pemilu, kebanyakan malah tidak ingat lagi janji-janjinya. Ya inilah wajah buruk sistem politik demokrasi. Akan tetap begini adanya sampai rakyat benar-benar sadar bahwa mereka sedang dalam keadaan yang dibodohi.