Pelaku Pembakaran Masjid Tolikara Tertangkap Tapi Pendeta Provokator Masih Bebas Berkeliaran
Pelaku Pembakaran Masjid Tolikara Tertangkap Tapi Pendeta Provokator Masih Bebas Berkeliaran
Mustanir.com – Kepolisian sudah menangkap dua tersangka insiden Tolikara, Papua. Pelaku yang berinsial HK dan JW ditangkap di rumahnya masing-masing.
“Ditangkap pukul lima sore (kemarin),” terang Kapolda Papua Irjen Yotje Mende seperi dilansir Jawa Pos, Jumat (24/7). Yotje memimpin langsung operasi penangkapan. Menurut dia, saat ditangkap HK dan JW bersikap kooperatif.
Sejauh ini, tersangka HK dan JW diduga menjadi provokator aksi teror. Keduanya menyuruh massa menyerang jamaah yang tengah melakukan shalat Ied. Mengenai apa motif penyerangan, Yotje masih enggan menjelaskan.
“Perlu ada pemeriksaan intensif kenapa ada perintah menyerang,” tukasnya.
Polda Papua berhasil menangkap dua pelaku yang menjadi provokator dalam insiden penyerangan di Karubaga, Tolikara, Papua. Kedua pelaku tersebut kini tengah dibawa ke Wamena.
Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Yotje Mende membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan kedua pelaku berinisial HK dan JW. “Betul, sudah ditangkap pukul 17.00 WIB, saat ini sedang dibawa ke Wemena,” kata Yotje saat dihubungi, Kamis (23/7).
Yotje pun memimpin langsung penangkapan kedua pelaku tersebut. Menurut Yotje, kedua pelaku ini merupakan orang yang memerintahkan penyerangan. “Keduanya memerintahkan untuk melakukan penyerangan waktu umat Muslim tengah melalukan shalat Idul Fitri,” ujar Yotje.
Yotje menambahkan, setelah dari Wamena, pelaku akan segera dibawa menuju Jayapura untuk melanjutkan pemeriksaan. Polisi akan mencari informasi mengenai motif di balik penyerangan tersebut. “Nanti kita informasikan lagi, kita akan melakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut,” kata Yotje.
Sebelumnya, aksi penyerangan terjadi saat umat Muslim melakukan shalat Idul Fitri di Tolikara. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang berteriak-teriak dan disusul lemparan batu serta pembakaran bangunan. Sekitar 70 bangunan termasuk masjid terbakar dalam insiden tersebut.
Di sisi lain, dua pendeta GIDI yang menandatangi surat edaran pelarangan ibadah sholat ied dan pelarangan jilbab masih bebas keluyuran. Padahal jika keduanya ditangkap, polisi bisa mengembangkan siapa otak aksi teror sebenarnya yang diduga kuat melibatkan warga Zionis-Israel karena GIDI memang menjadi perpanjangan Israel di Papua. (eramuslim/adj)