Rasisme Polisi Amerika Menelan Satu Korban Remaja Kulit Hitam
Rasisme Polisi Amerika Menelan Satu Korban Remaja Kulit Hitam
Mustanir.com – Seorang pria menderita luka parah dalam aksi tembak-menembak dengan polisi pada Ahad malam (09/08).
Keadaan darurat diumumkan di kota Ferguson, Amerika Serikat pada Senin (10/08). Hal itu dilakukan menyusul terjadinya aksi protes pembunuhan remaja kulit hitam oleh polisi kulit putih, yang berujung pada bentrokan pada malam harinya.
Kejadian tersebut berlangsung saat digelarnya unjuk rasa memperingati satu tahun pembunuhan remaja kulit hitam, Michael Brown, oleh seorang polisi kulit putih Amerika Serikat. Sementara dua orang lainnya mengalami penembakan saat berkendara malam itu.
“Mengingat kekerasan semalam dan kerusuhan di kota Ferguson, dan potensi bahaya bagi manusia dan harta benda, saya menjalankan kewenangan saya sebagai pemimpin wilayah untuk mengeluarkan keadaan darurat, yang berlaku efektif sesegera mungkin,” kata kepala daerah Saint Louis Steve Stenger dalam sebuah pernyataan tertulis.
“Tindak kekerasan baru-baru ini tidak akan dibiarkan dalam masyarakat yang telah bekerja tanpa lelah, yang membangun kembali selama setahun terakhir dan menjadi lebih kuat,” imbuhnya.
Kekerasan pada hari Ahad tersebut terjadi setelah aksi damai dan peringatan kematian Michael Brown yang diikuti oleh ratusan orang. Dalam aksi damai itu mereka mengheningkan
Keesokan harinya pada Senin (10/08), pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di St. Louis aksi protes yang diikuti lebih dari 100 demonstran. Siang itu mereka berbaris menuju gedung pengadilan federal Thomas F. Eagleton. Para demonstran mengenang kematian Brown di lokasi itu selama empat setengah jam.
Setidaknya 50 pengunjuk rasa mencoba untuk memasuki gedung dalam aksi tersebut. Menurut laporan koran lokal Post-Dizpatch, mereka menghadapi hadangan barikade polisi yang bersenjata lengkap.
Para pengunjuk rasa itu menuntut pembebasan para demonstran yang ditangkap oleh Kepolisian Ferguson. Salah satu yang ditahan oleh polisi adalah seorang aktivis kulit hitam bernama Cornel West. (kiblatnet/adj)
Komentar Mustanir.com
Keberadaan fenomena rasisme di amerika kembali mencuat. Banyak video dan berita mengenai fenomena rasisme ini di internet. Ini salah satunya membuktikan bahwa demokrasi Amerika yang dijadikan sebagai tolak ukur bagi negara-negara demokrasi di belahan dunia lainnya, telah gagal melindungi keberagaman sosial ditengah masyarakat Amerika sendiri. Masihkah perlu berharap pada utopia demokrasi?