Sebut BPJS Bobrok dan Menipu, Masyarakat Tak Percaya BPJS
Sebut BPJS Bobrok dan Menipu, Masyarakat Tak Percaya BPJS
Mustanir.com – Puluhan massa yang mengatasnamakan Gema MKGR (Gerakan Muda-Masyarakat Keluarga Gotong Royong ) berunjuk rasa di kantor BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan Karimun, Senin (9/2/2015) sekitar pukul 10.45 WIB.
Baca Juga: Pasien BPJS Palembang Meninggal Setelah Ditolak Rumah Sakit
Tujuan aksi menyampaiakan apsirasi atas kinerja BPJS yang selama ini dinilai tidak sesuai harapan rakyat. Aksi ini juga diwarnai dengan kecaman yang ditujukan ke manajemen kantor tersebut.
“Kami tidak percaya dengan BPJS, kalian bobrok, kalian penipu,” teriakan orator, Haryono Zuhri saat itu.
Alasan mereka mengeluarkan kecaman tersebut karena sejumlah masyakarat Karimun telah melaporkan kepada mereka kejanggalan yang mereka alami, ketika menggunakan jasa BPJS.
Baca Juga: BPJS Bukan Saja Tidak Sesuai Syariah Tetapi Haram
http://www.mustanir.com/2015/08/04/bpjs-bukan-saja-tidak-sesuai-syariah-tetapi-haram/
“Kami punya hak menyampaikan ketidakpuasan atas kebobrokan kinerja kalian. Sudah banyak masyarakat yang kalian tipu. Ketika dirujuk, rumah sakit kerap bilang kamar sudah penuh. Ada apa ini semua?,” cetus Haryono Zuhri lagi.
Baca Juga: Pandangan Islam Tentang Jaminan Kesehatan Nasional
Selain itu, Haryono Zuhri juga menuding pihak BPJS dengan rumah sakit tertentu ada permainan, yang dinilai merugikan masyarakat.
Di tengah-tengah aksi mereka, menghadirkan beberapa masyarakat yang menyampaikan testimoni (pengalaman yang pernah dialami semasa menggunakan jasa BPJS,red).
Satu di antaranya, Zauwiyah (41). Perempuan ini mengatakan dalam testimoninya di depan kantor itu, dimana satu keluarganya mengalami sakit beberapa waktu lalu. Mereka berobat di salah satu balai pengobatan di Karimun.
http://www.mustanir.com/2015/08/04/pandangan-islam-tentang-jaminan-kesehatan-nasional/http://www.mustanir.com/2015/08/04/keberadaan-bpjs-sebenarnya-moral-hazard/
Karena tidak mampu menangani penyakit yang diderita keluarganya itu, maka pihak balai pengobatan itu merujuk ke salah satu rumah sakit terkenal di Batam. Dengan menggunakan kartuBPJS.
Sesampai disana, pihak keluarganya pun berobat. Tiba-tiba penagihan terakhir setelah rumah sakit itu, katakan berobat jalan, rumah sakit itu, meminta biaya perobatan kepada keluarganya itu sebesar Rp 49.668.000.
“Kami terkejut dengan nilai ini. karena kami menggunakan BPJS. Kenapa mesti kami bayar. Kalau kami tahu bayar, buat apa kami ikut BPJS. Di BPJS kami bayar kok,” teriakannya dengan menggunakan alat pengeras suara, sambil memperlihatkan kwitansi biaya perobatan yang dimaksud saat itu. (tribun/adj)
Komentar Mustanir.com
Sebagaimana MUI telah mengeluarkan fatwa keharaman BPJS, seyogyanya sebagai kaum muslimin yang taat kita harus lebih mendahulukan kepentingan dan perintah agama dibandingkan dengan perintah negara. Begitulah seharusnya sikap seorang Muslim. Inilah resiko dari sebuah negara yang menjadikan Sekulerisme sebagai pandangan hidup, sehingga umat Islam dipaksa untuk memisahkan paradigma kehidupan bernegara dari paradigma kehidupan agama. Islam tidak mengenal Sekulerisme. Islam adalah agama yang tidak memisahkan antara kehidupan agama dengan kehidupan bernegara.