Sebut Universitas di RI Terpapar Wahabi, Komisi X Hetifah Sjaifudian Mengatakan Perlu Ubah Mindset
MUSTANIR.net – Anggota BPIP sekaligus Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, menyebut hampir semua universitas di Indonesia terpapar aliran Wahabi yang bisa berujung pada sikap intoleran. Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengatakan hal tersebut bukan masalah baru dan sudah terjadi sejak era menteri pendidikan tinggi sebelumnya.
“Di tingkatnya sih dulu ini kan bukan masalah baru, jadi kita sudah membahas atau mengingatkan menteri yang sebelumnya terkait hal ini, dan sudah ada langkah-langkah juga. Namun mungkin sekarang kita ada pemerintahan baru dengan menteri baru, saya yakin isu ini bisa menjadi salah satu perhatian beliau juga,” kata Hetifah saat dihubungi, Rabu (11/12/2019).
Hetifah mengatakan perlu satu diskusi khusus untuk mengatasi masalah universitas di Indonesia terpapar paham Wahabi. Langkah tersebut, menurut Hetifah, agar dapat menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
“Namun kami hari ini sebenarnya rapat ya, cuma saya lagi di Manila nih, sorry, lagi bola kemarin sama penutupan SEA Games. Hari ini memang banyak hal yang mau dibahas, jadi mungkin juga isu ini tidak spesifik dibahas tapi jika memang dirasakan perlu satu diskusi tersendiri sejauh mana sih problemnya, jadi kita harus memecahkan ini secara mendasar problemnya di mana,” ujarnya.
Menurut Hetifah, universitas di Indonesia terpapar Wahabi ini tidak dapat dipecahkan dalam jangka pendek. Dia mengatakan perlu mengubah cara berpikir mahasiswa dan perlu kontrol sosial hingga keterlibatan orang tua mahasiswa.
“Tidak bisa jangka pendek ya sifatnya, mengubah mindset orang atau mengubah metode pembelajaran, terus hubungan murid atau siswa-siswa dengan dosen-dosennya, terus juga semacam kontrol sosial, keterlibatan orang tua dari mahasiswa dan lain-lainnya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Said Aqil Siroj menyebut rata-rata Universitas di Indonesia terpapar intoleransi yang bisa berubah menjadi radikal. Said mengatakan hampir semua universitas di Indonesia terpapar, minimal menganut ajaran Wahabi. Dia menyebut ajaran itu sangat tekstual yang awalnya memiliki paham intoleran dan bisa berubah menjadi ekstrem.
“Tidak banyak universitas, semua, semua universitas terpapar, minimal paling tidak Wahabi, berpikir yang sangat eksklusif, puritan, purity. Yang sangat tekstual, itu minimal, meningkat menjadi intoleran, sudah mulai radikal nih, mulai ekstrem nih kalau intoleran. Mulai dari intoleran akan terjadi radikal dan jadi terorisme,” kata Said Aqil di Kantor Wapres, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.
Selain itu, Said mengatakan buku ‘Sayyid Quthb’ dibaca dan dijadikan standar tarbiyah atau pendidikan kelompok kajian di seluruh perguruan tinggi ini.
“Tidak ada perguruan tinggi Indonesia yang tidak terpapar kitab ‘Ma’alim fi ath-Thariq’ kecuali universitas NU yang nggak, saya jamin itu. UI, ITB, IPB, Undip, ITS, Riau, Lampung, Makassar. Pokoknya di luar kampus ada kajian tarbiyah bahasa Arabnya liqo. Nanti si tutornya namanya ‘murobi’, panggil satu-satu akhi, ukhti. Itu aja bahasa Arabnya bisa. Kalau saya ajak bahasa Arab betul ya mereka ndak bisa sih. Cuma akhi, ukhti, liqo,” kata Said Aqil.[]
Sumber: Detik
Baca Juga:
- POLISI PUKUL MAHASISWA SAAT DEMO TIDAK LANGGAR HAM KATA MAHFUD MD
- MEGAWATI MENANTANG PARA PENGUSUNG IDEOLOGI KHILAFAH
- DI SAAT MASIH ADA ORANG YANG MATI KELAPARAN, BULOG JUSTRU HENDAK MEMUSNAHKAN BERAS
- KALAU NGGAK UTANG ATAU JUAL ASET, LAMA-LAMA KITA SEMUA DISURUH JUAL DIRI SAMA SRI MULYANI UJAR GERINDA
- KALAU PRESIDEN PAHAM PANCASILA SEHARUSNYA TIDAK BERUTANG ATAU MENAMBAH UTANG