Sejak 2010, Dinas Rahasia AS dan Inggris Retas Ponsel di Seluruh Dunia
Washington – Gemalto, sebuah perusahaan terbesar pembuat SIM card untuk telepon seluler mengatakan pada pekan ini, bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas laporan yang menyebutkan bahwa dinas rahasia Amerika dan Inggris telah meretas sistem (komputer) mereka pada tahun 2010.
Hal itu memberikan mereka akses yang tidak ada bandingannya terhadap komunikasi ponsel di seluruh dunia.
Laporan itu dirilis oleh situs The Intercept pada hari Kamis, (19/02) berdasarkan pada dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh mantan pegawai NSA Edward Snowden.
The Intercept mengklaim bahwa satu tim gabungan para agen NSA dan rekan mereka dari Inggris GCHQ (Government Communications Headquarters) telah meretas jaringan internal Gemalto dan mencuri kunci-kunci sandi (enkripsi) yang melindungi data pribadi para pengguna telepon selulerdi seluruh dunia.
Informasi tersebut dikutip dari satu slide presentasi GCHQ yang mengatakan bahwa “Kami yakin kami punya seluruh jaringan mereka.”
Para pelanggan Gemalto termasuk di antaranya adalah tiga perusahaan terbesar Amerika penyedia layanan mobile, yaitu Verizon, AT&T, dan Sprint.
“Kami dalam tahap awal ini belum bisa mem-verifikasi atas temuan-temuan (informasi) tersebut dan kami tidak mengetahui sebelumnya bahwa badan-badan intelijen tersebut melakukan operasi (hacking) ini,” menurut pernyataan Gemalto pada hari Jumat pagi di Amsterdam, bersamaan dengan jatuhnya nilai saham mereka sebagai reaksi atas pemberitaan tersebut.
Pada satu titik, saham mereka turun lebih dari 10%, namun pada saat pembukaan di pasar New York – di mana Gemalto memiliki NASDAQ listing, mereka bisa mengurangi kerugian hanya sampai 6,3%.
Gemalto menambahkan bahwa mereka “menganggap serius laporan tersebut dan akan mengerahkan segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan penuh dan untuk mengetahui sejauh apa kemampuan teknik yang begitu canggih tersebut”.