Syarh Hadits Arbain ke 18: Bertaqwa dimanapun Berada
الحديث الثامن عشر
عن أبي ذر جُندب بن جُنادة وأبي عبد الرحمن معاذ بن جبل رضي الله تعالى عنهما، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “اتَّق الله حيثما كنت، وأتْبع السيِّئةَ الحسنةَ تَمحُها، وخالِق الناسَ بخُلُق حسن”رواه الترمذي، وقال: ” حديث حسن”، وفي بعض النسخ: “حسن صحيح“.
Hadits ke 18
Dari Abu Dzarr Jundab ibn Junaadah dan Abu Abdirrahman Mu’aadz ibn Jabal radhiallahu andhumaa, dari Rasulullah shallallahu alaih wasallam bersabda : “Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik“. HR Tirmidzi dan dia berkata : “Hadits hasan” dan pada sebagian naskah : “Hasan shahih”.
1 هذا الحديث اشتمل بجُملِه الثلاث على ما هو مطلوب من المسلم لربِّه ولنفسه ولغيره.
Hadits ini mengandung tiga kalimat yang dituntut seorang muslim kepada rabbnya dan kepada dirinya dan kepada selainnya.
2 قوله: “اتَّق الله حيثما كنت”، أصلُ التقوى في اللغة: أن يجعل بينه وبين الذي يخافه وقاية تقيه منه، مثل اتِّخاذ النِّعال والخفاف للوقاية مِمَّا يكون في الأرض من ضرر، وكاتِّخاذ البيوت والخيام لاتِّقاء حرارة الشمس، ونحو ذلك، والتقوى في الشرع: أن يجعلَ الإنسانُ بينه وبين غضب الله وقاية تقيه منه، وذلك بفعل المأمورات وترك المنهيات، وتصديق الأخبار، وعبادة الله وفقاً للشرع، لا بالبدع والمحدثات، وتقوى الله مطلوبةٌ في جميع الأحوال والأماكن والأزمنة، فيتَّقي الله في السرِّ والعلن، وبروزه للناس واستتاره عنهم، كما جاء في هذا الحديث: “اتَّق الله حيثما كنت“.
2. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada“, Sumber kata taqwa secara bahasa : menjadikan antara dia dan antara yang ditakutinya penjagaan yang menjaganya dari apa yang ditakutinya, semisal memakai sandai dan khuff (semacam sepatu -pent) untuk menjaga dari apa-apa yang menyakitinya di tanah, dan seperti berlindung dengan bangunan atau kemah untuk menjaga dari panasnya matahari, dan yang semisal dengan itu. Adapun taqwa secara syar’i : agar seorang manusia menjadikan antaranya dan diantara murkanya Allah sebuah penjagaan yang menjaganya dari murka Allah, dan hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang, membenarkan kabar-kabar (dari Al Quran dan hadits shahih -pent), dan beribadah kepada Allah secara syar’i, dan tidak berbuat bid’ah dan perkara baru. Dan bertaqwa kepada Allah dituntut pada setiap keadaan pada setiap tempat dan waktu, maka hendaklah bertaqwa kepada Allah secara sembunyi ataupun terang-terangan, menampakkannya kepada manusia dan menyembunyikannya dari mereka, sebagaimana yang ada dalam hadits : “Bertaqwalah engkau dimanamapun engkau berada“.
3 قوله: “وأتْبع السيِّئة الحسنةَ تَمحُها”، عندما يفعل المرءُ سيِّئةً فإنَّه يتوب منها، والتوبةُ حسنة، وهي تجبُّ ما قبلها من الكبائر والصغائر، ويكون أيضاً بفعل الحسنات، فإنَّها تمحو الصغائر، وأمَّا الكبائر فلا يمحوها إلاَّ التوبة منها.
3. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusya“, ketika seseorang mengerjakan keburukan maka dia harus bertaubat dari hal tersebut, dan taubat adalah kebaikan, dan taubat menghapusnya dosa-dosa sebelumnya baik dosa besar maupun kecil. Dan mengikuti keburukan itu bisa dengan melakukan kebaikan, karena hal tersebut menghapuskan dosa-dosa kecil, dan adapun dosa besar maka tidak dapat dihapuskan kecuali dengan bertaubat dari hal tersebut.
4 قوله: “وخالِق الناسَ بخُلُق حسن”، فإنَّه مطلوب من الإنسان أن يُعامل الناسَ جميعاً معاملة حسنة، فيُعاملهم بمثل ما يحبُّ أن يُعاملوه به؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: “لا يؤمن أحدُكم حتى يحبَّ لأخيه ما يُحبُّ لنفسه”، وقوله صلى الله عليه وسلم: “فمَن أحبَّ أن يُزحزح عن النار ويُدخل الجنَّة، فلتأته منيَّتُه وهو يؤمن بالله واليوم الآخر، وليأت إلى الناس الذي يحبُّ أن يُؤتَى إليه”، فقد وصف الله نبيَّه صلى الله عليه وسلم بأنَّه على خُلُق عظيم، وجاء عن عائشة رضي الله عنها أنَّ خلقَه صلى الله عليه وسلم القرآن، رواه مسلم (746)، أي: أنَّه يقوم بتطبيق ما فيه، وجاء في السنة أحاديث كثيرة تدلُّ على فضل حسن الخُلُق، وتحثُّ على التخلُّق بالأخلاق الحسنة، وتحذِّر من الأخلاق السيِّئة.
4. Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Dan perlakukan manusia dengan akhlak yang baik“, hal ini dituntut untuk setiap manusia untuk bermu’amalah (bergaul) dengan sesama manusia dengan baik, dan bermu’amalah dengan mereka dengan apa yang dia sukai pada dirinya sendiri untuk diperlakukan, karena berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Tidaklah beriman secara sempurna salah seorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sendiri sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri“, dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Maka barang siapa yang mencintai untuk dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka hendaklah ketika ajal mendatanginya dia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kiamat dan bermu’amalah kepada manusia dengan apa yang dia sendiri suka untuk diperlakukan dengannya“.
Dan Allah telah memberikan sifat kepada NabiNya shallallahu alaihi wasallam bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam mempunyai akhlak yang agung, dan telah ada hadits dari Aisyah radhiallahu anhaa bahwasanya akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Al Qur’an, HR Muslim (746), yakni : bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam menegakkan dengan mempraktekkan apa yang ada dalam Al Quran, dan terdapat pula hadits yang banyak yang menunjukkan atas keutamaan akhlak yang baik, dan yang menganjurkan untuk menghiasi diri dengan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk.
5 مِمَّا يُستفاد من الحديث:
1 كمال نصح الرسول صلى الله عليه وسلم لأمَّته، ومن ذلك ما اشتمل عليه هذا الحديث من هذه الوصايا الثلاث العظيمة الجامعة.
2 الأمر بتقوى الله في جميع الأحوال والأمكنة والأزمان.
3 الحثُّ على إتباع السيِّئات بالحسنات.
4 أنَّ الحسنات تمحو السيِّئات.
5 الحثُّ على مخالقة الناس بالأخلاق الحسنة.
5. Faedah Hadits :
1. Kesempurnaan nasehat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya, diantara hal tersebut adalah apa-apa yang terkandung di dalam hadits ini yakni dengan tiga wasiat yang agung yang mencakup keseluruhan (kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain -pent).
2. Perintah untuk bertaqwa kepada Allah pada setiap keadaan dan tempat serta waktu.
3. Anjuran untuk mengikuti keburukan dengan kebaikan.
4. Bahwa kebaikan menghapuskan keburukan.
5. Anjuran untuk berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik.
*Diterjemahkan dari kitab Fathul Qowwiy Al Matiin fi Syarh Al Arba’iin wa tatimmah Al Khomsiin
(فتح القوي المتين في شرح الأربعين وتتمة الخمسين)
Karya Asy Syaikh Abdul Mushin ibn Hammad Al ‘Abbad Al Badr hafizhohullah