Tinggalkan Demokrasi, Tegakkan Syariah dan Khilafah
MUSTANIR.net – Bismillah.
Mohon dijawab dengan jujur. Apakah antum akan menunggu meninggalkan demokrasi, setelah nyata bagi antum bahwa hak angket nantinya akan layu di tengah jalan? Apakah antum akan menunggu meninggalkan demokrasi, setelah nyata bagi antum akhirnya upaya hukum ke MK akan kembali mengulangi sejarah kepiluan seperti pada Pilpres 2019?
Padahal Pemilu 2019 masih menyisakan luka yang mendalam. Luka yang belum terobati, dan bahkan menjadi bertambah parah dalam Pemilu 2024 ini. Antum juga merasakan hal itu.
Apakah antum akan qona’ah dengan demokrasi, padahal demokrasi berulang kali khianat dan menipu amanah umat Islam? Apakah antum akan terus taklid buta pada harapan palsu demokrasi, setelah hujan lebat fakta menyapu semua bedak pencitraan demokrasi?
Di mana itu kedaulatan rakyat? Yang ada kedaulatan kapital. Di mana itu aspirasi rakyat? Yang ada aspirasi pemodal.
Kalau pun kedaulatan itu benar-benar dari rakyat, apakah antum tidak merasa rusak akidahnya karena telah menjadikan rakyat sebagai sumber hukum dan perundangan? Lalu antum kemanakan al-Qur’an? Antum kemanakan as-Sunnah? Di mana kedaulatan Allah subḥānahu wa taʿālā yang menciptakan antum, lalu tidak boleh mengatur antum dengan hukum Allah, dan antum justru memilih ridlo diatur oleh hukum rakyat?
Andaikan antum tetap memilih dan qona’ah dengan demokrasi, itu terserah antum. Tetapi ana pasti akan membersamai antum, sampai antum puas ditipu demokrasi, merasa sadar dan ingin segera kembali ke jalan Islam dan khilafah.
Hanya saja, apakah kesadaran itu akan datang duluan atau belakangan setelah datangnya ajal? Di situlah ana yang tidak ridlo. Ana tidak ridlo antum keburu dijemput ajal, sementara antum masih taklid buta pada demokrasi.
Persoalannya bukan hanya antum. Akan banyak orang lain yang ikut taklid kepada demokrasi, karena antum masih bersikeras di situ. Akan banyak orang yang terhalang pada syariah dan khilafah, karena menganggap demokrasi jalan untuk menegakkan Islam.
Kalau antum menganggap itu hanya pendapat, hanya ijtihad, ana tegaskan ijtihad melalui demokrasi keliru. Dan ijtihad yang keliru harus segera ditinggalkan.
Jika antum masih enggan dan tidak bersegera memperjuangkan syariah dan khilafah, tidak mengapa. Tapi jangan minta ana berhenti untuk memperjuangkan khilafah dan mengkritik demokrasi.
Islam tegak dengan dakwah dan akan kembali tegak dengan dakwah, bukan dengan demokrasi. Demokrasi adalah jebakan sistem jahil, yang akan menyibukkan umat Islam pada kekuasaan untuk berburu dunia, bukan kekuasaan untuk menegakkan hukum Allah subḥānahu wa taʿālā. []
Sumber: Ahmad Khozinudin