Historical vector illustration of the assassination of Julius Caesar was a conspiracy of several Roman senators

Wakil Rakyat Tukang Mengkhianati Rakyat

MUSTANIR.netPada Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR dengan Menko Polhukam Mahfud MD pada tanggal 29 Maret 2023, setidaknya ada dua wakil rakyat yang perlu mendapat perhatian lebih dari rakyat. Pertama wakil rakyat Arteria Dahlan, dan ke dua wakil rakyat Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. Kedua politikus tersebut adalah dari partai banteng, PDIP.

Rapat Dengar Pendapat tersebut berkaitan dengan transaksi mencurigakan sebesar 349 triliun rupiah di lingkungan Kementerian Keuangan. Ini kelanjutan dari kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat di perpajakan. Dimulai dari sekadar gaya hidup hedonis, gagah-gagahan main cewek, hingga merembet ke perkara dugaan kejahatan pencucian uang.

Menko Polhukam Mahfud MD sendiri di pusaran kasus itu juga sebagai Ketua Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (KKN PPTPPU). Maka dia termasuk pihak yang sangat berkompeten. Anehnya, dua institusi negara tersebut malah seperti saling baku-hantam.

Siapa membongkar kejahatan dan siapa pelindung penjahat? Apa motif mereka? Cari untungkah? Jaga reputasikah? Atau murni menjaga kredibilitas dan integritas?

Dalam pusaran persoalan uang ratusan triliun rupiah yang gelap itulah, keaslian para wakil rakyat terungkap secara tak sengaja. Namun justru proses yang demikian itulah yang real dan apa adanya.

Arteria Dahlan keceplosan, bahwa anggota dewan komitmen untuk “menyembunyikan” persoalan, selagi persoalan tersebut hanya tak terselesaikan. Di situ sudah bisa dipastikan, bahwa persoalan di DPR tentulah persoalan yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan hajat hidup rakyat dan merupakan persoalan negara. Alasan Arteria Dahlan tak ingin air keruh sementara ikannya juga tak ketangkap.

Pertanyaannya adalah sudah berapa persoalan yang tak terselesaikan oleh DPR, dan kemudian persoalan tersebut “disembunyikan”, atau bahkan dipeti-eskan? Dan kemudian pertanyaan lanjutannya, persoalan apa sajakah itu? Apa gunanya rakyat memberi “mandat perwakilan” kepada mereka? Jelas, rakyat hanya dibohongi oleh wakil rakyat, dan sangat dirugikan!

Yang berikutnya adalah pernyataan (bukan keceplosan) Bambang Pacul. Pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat itu, Mahfud MD minta agar DPR membuat atau mau mengesahkan undang-undang perampasan aset. Itu sangat mendesak dibutuhkan untuk payung hukum bagi aparat penegak hukum dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.

Secara mengejutkan Bambang Pacul menjawab, bahwa mereka semua (anggota dewan di Komisi III) hanyalah “jongosnya” para ketua umum partai. Bahwa apa pun yang mereka putuskan di komisi, semua berdasar titah ketua umum partai.

Rakyat terkejut bukan kepalang! Dan selayaknya rakyat mencabut mandat atau amanah terhadap para wakil rakyat tersebut.

Pernyataan Bambang Pacul di akhir Rapat Dengar Pendapat itu bagaikan meruntuhkan semua idealisme yang digembar-gemborkan beberapa anggota dewan sebelumnya (terutama Arteria Dahlan dan Benny K Harman).

Belum lagi jika ditambah dengan koleksi mobil berderet-deret Arteria Dahlan yang menggunakan pelat polisi yang semuanya bernomer seragam, yang mana itu jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum. Lantas di mana ilmu hukum yang dia pelajari dari S1-S2 hingga S3? Mau dengan cara apa lagi mereka akan berkelit dan berkilah?

Sudah sebegitu parahnyakah pengkhianatan para wakil rakyat terhadap rakyat? Dan sudah sebegitu parahnyakah kebodohan dan kedunguan rakyat Indonesia ini? Di satu sisi, wakil rakyat bangga berkhianat. Sementara di sisi lain, rakyatnya hanya bisa plonga-plongo mirip pemimpinnya.

Apakah ini artinya kedaulatan rakyat telah dikangkangi para ketua umum partai yang di-backing para oligarki?

Wallahu a’lam bishshawwab. []

Sumber: Budi Nurastowo Bintriman

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories