Turki dan Rusia Sama-sama Bohong
Mustanir.com – Dua astrofisikawan Belgia mempersoalkan klaim resmi mengenai jatuhnya pesawat militer Rusia setelah ditembak oleh Turki pada Selasa, 24 November lalu.
Menulis dalam blog kampus mereka, Katholieke Universiteit Leuven, Dr Tom van Doorsslaere dan Dr Giovanni Lapenta mengungkapkan klaim kedua negara itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya pada pesawat tempur tersebut.
Pesawat Rusia itu ditembak Turki dan jatuh beberapa mil masuk wilayah Suriah. Turki menyatakan telah memberikan peringatan sepuluh kali bahwa pesawat itu melanggar wilayah udaranya sebelum menembak. Namun pilot Rusia mengatakan bahwa peringatan itu tidak ada.
Setelah menonton video dari insiden itu, Dr Van Doorsslaere dan Dr Lapenta mengatakan pesawat tersebut terbang lebih cepat dari yang Turki sebutkan. Turki menyatakan pesawat itu berada di wilayah udaranya selama 17 detik. Namun dua ahli ini berkesimpulan pesawat tersebut terbang dengan kecepatan 980 kilometer per jam dan masuk ke wilayah Turki hanya dalam tujuh detik. Dengan demikian, tidak mungkin pula Turki mengeluarkan peringatan hingga sepuluh kali.
Sebaliknya, Rusia pun juga tak jujur. Rusia mengklaim pesawat berbelok 90 derajat saat tahu telah masuk wilayah Turki dan berusaha menghindari wilayah udara negara ini. Manuver seperti itu tak mungkin. “Manuver 90 derajat hanya dapat dicapai dengan obyek yang beberapa kali lebih berat atau lebih cepat dari pesawat tempur,” kata mereka. (tempo/adj)
Komentar Mustanir.com
Seolah media ingin menggiring opini publik bahwasanya Turki sedang menantang perang kepada Rusia. Beberapa loyalis erdogan di Indonesia juga terlalu berlebihan menanggapi serangan F16 Turki kepada Su-24nya Rusia sebagai balasan kepada kejahatan Rusia kepada Suriah. Padahal bukan itu.
Tetap saja Turki maupun Rusia berdiri diatas kepentingan politik negaranya, bukan atas dasar tendensi Islam vs Barat. Karena nyatanya, Turki bukanlah wakil untuk Islam secara otorotatif, dan juga nyatanya Turki memilki pandangan politik yang sejalan dengan pandangan politik Barat terhadap Suriah.