Ketika Sesama Aktivis Dakwah Saling Menyesatkan
Assalamualaikum Wr.Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya seorang mahasiswa di salah satu PT di Yogya. Mau minta saran dan masukannya. Kami tergabung dalam 1 kelompok dakwah di kampus. Di kampus ada kelompok dakwah lain yang tidak segan-segan menuding dakwah kami sesat. Sampai bulletin/info dunia Islam di Mading markas kelompok dakwah kami (sebuah mushalla) dicopot. Kami sangat kecewa karena harusnya sesama kelompok dakwah bersatu, tapi kok malah saling menyalahkan. Apa yang seharusnya kami lakukan. Syukron sarannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
MN
Yogya
Wa’alaikumussalam Wr.Wb
MN yang baik,
Alhamdulillah, saya bersyukur MN termasuk mahasiswa yang sangat peduli dengan kondisi umat, di tengah-tengah kebanyakan mahasiswa yang lebih mementingkan dirinya sendiri. Memilih aktivitas dan kegiatan kampus yang hanya sekedar menyalurkan hoby atau kesenangan semata. Andai saja ada banyak mahasiswa yang tertarik dan ikut dalam kelompok-kelompok dakwah, Insya Allah kehidupan ini akan lebih baik dan kemaksyiyatan akan musnah. Begitu besar perhatian Islam terhadap permasalahan umat, sampai-sampai Islam menggolongkan orang yang tidak peduli dengan permasalahan umat sebagai orang yang tidak berguna, dan tidak tergolong ke dalam kelompok umat Muhammad. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang bangun pagi, sementara ia hanya memikirkan masalah dunianya, maka ia tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Siapa saja yang tidak memperhatikan urusan kaum muslim, maka ia tidaklah termasuk golongan mereka” (HR Ath-Thabrani dari Abu Dzar Al-Ghifari)
MN yang baik,
Berdakwah adalah kewajiban yang dibebankan oleh setiap muslim baik laki-laki dan perempuan. Kehidupan Islam akan kembali tegak tiada lain adalah dengan dakwah. Untuk itu, waktu, tenaga dan juga harta harus kita korbankan untuk tegaknya kembali kehidupan Islam.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. Fushshilat:33).
Dalam berdakwah pasti akan ada banyak tantangan yang dihadapi, seperti apa yang dulu pernah dialami oleh Rasulullah SAW. Tiga belas tahun Rasulullah SAW bersama para sahabat yang amat kecil jumlahnya, tetapi memiliki semangat yang tinggi, tidak berhenti menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat, betapapun reaksi-reaksi berat yang harus mereka hadapi. Apa yang MN hadapi saat ini merupakan bagian dari tantangan dakwah juga. Merasa benar sendiri memang sering terjadi dalam setiap kelompok dakwah. Masing-masing mengganggap kelompoknya paling benar dan kelompok lainnya sesat tanpa mau tahu lebih mendalam. Dalam keadaan seperti ini kita mesti hati-hati. Kebenaran itu harus bisa dibuktikan, baik dari segi pemikiran-pemikirannya maupun thariqah da’wahnya. Keduanya harus berdasarkan dalil yang shahih (benar). Bukankah sikap ashabbiyyah (fanatik golongan) seharusnya tidak dimiliki oleh seorang muslim. Mestinya kita harus banyak belajar dari para fuqaha di masa lalu. Seperti Imam Safi’i, Hambali, Maliki atau Imam Malik. Mereka adalah para Imam madzab yang sungguh luar biasa kedalaman ilmunya. Dan kita tahu, banyak pendapat mereka yang kadang terlihat bertentangan (berbeda), tetapi diantara mereka tidak saling menjelekkan dan bermusuhan. Mereka saling menghargai satu sama lain. Sikap seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, baik secara pribadi maupun dalam kelompok. Kalau tidak, maka yang akan terjadi adalah permusuhan. Hal ini tentu saja tidak dibenarkan dalam Islam dan akan merugikan kaum muslimin sendiri. Sungguh aneh memang, dengan sesama muslim bermusuhan, tetapi dengan orang kafir kadang malah berteman.
Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda:
“Jangan hasut menghasut (iri hati), dan jangan menawar barang, sekedar untuk menjerumuskan lain orang, dan jangan benci-membenci, dan jangan belakang-membelakangi, dan jangan menjual atas penjualan orang lain (berebut menawar atau menjual barang), dan jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara. Seorang muslim saudara kepada sesama muslim, tidak boleh menganiaya dan merendahkannya, dan tidak boleh membiarkan dihina orang lain….(HR. Muslim)
Cobalah lakukan pendekatan kepada kelompok yang mengatakan sesat. Barangkali mereka memang belum tahu sehingga muncul prasangka seperti itu. Bukankah kata orang tak kenal, maka tak sayang? Jelaskan pada mereka dengan cara yang baik. Insya Allah mereka akan paham.Tidak selayaknya sikap saling menjelek-jelekkan itu dilakukan oleh sesama muslim. Kalau perlu, buktikan bahwa semua tuduhan itu tidak benar adanya. Mudah-mudahan MN dan teman-teman akan tetap istiqomah di jalan dakwah. Semoga setiap cobaan dalam dakwah akan dapat dilalui dengan sikap yang tegar, dan tidak mempengaruhi semangatnya. Selamat berjuang…
Dijawab oleh:
Dra (Psi) Zulia Ilmawati|