Abdul Azis, Kisah Mantan Anak Punk Yang Tobat
CIBINONG – Anak Punk sangat identik dengan gaya berantakan, bau, rambut mohak, rambut berdiri tajam, pergaulan bebas dan kekerasan.
Itulah sepintas pandangan masyarakat terhadap para pemuda yang disebut anak punk, sebuah ekspresi kebebasan yang tidak sepatutnya dicontoh. Abdul Aziz, mantan anak punk yang kini telah insyaf, saat ditemui di rumahnya di Cikaret, Cibinong, pada Kamis malam (19/2), mengatakan bahwa tampilan anak punk yang terkesan berantakan dan tidak enak dipandang ialah ekspresi kebebasan mereka.
“Punk sendiri ada punk Marginal dan ada punk Rock, punk Marginal itu yang biasa ditemui di pinggir jalan, kesannya gembel, sedangkan yang Rock itu merupakan anak band, hanya saja punk Rock sekalipun kehidupannya bergaya punk namun memiliki usaha sendiri, anak-anak orang kaya, buka usaha sablon, aksesoris atau tato,” terang Abdul Aziz, yang saat hidup dalam pergaulan punknya dipanggil Aziz Cobain, meniru nama musisi Kurt Cobain, vokalis band aliran grunge, Nirvana.
Abdul Aziz menjelaskan bahwa pun Marginal yang biasa mengamen di jalan itu, uang hasil dari mengamennya kemungkinan besar bukan untuk beli makanan atau kebutuhan hidup melainkan untuk minum minuman keras, rokok atau bahkan narkotik. “Makan sih bagi mereka urusan ketiga, yang penting mabuk.” Ujar Abdul Aziz.
Abdul Aziz saat ditemui dirumahnya Pengalaman hidup beberapa tahun di pergaulan punk membuatnya tahu bahwa anak-anak punk Marginal atau punk gembel itu sering kali makan dari tong sampah mall. “Biasa mencari makan ke tong sampah mall, atau ke tempat sampah restoran-restoran cepat saji,” pungkasnya.
Dalam Islam sendiri sesungguhnya solidaritas dan kebersamaan diajarkan dengan benar serta tepat, tanpa harus menjadi anak punk yang memuat banyak perilaku dan gaya hidup yang negatif
Menurut Abdul Aziz sisi positif anak punk memang ada, yaitu kebersamaan dan solidaritas, namun sisi buruknya lebih banyak. Sisi negatif dari mulai penampilan yang terkesan gembel, senang kotor, bau badan tak sedap, menakutkan orang banyak, hingga yang paling parah terjerumus dalam narkotika, seks bebas serta minuman keras. Dalam Islam sendiri sesungguhnya solidaritas dan kebersamaan diajarkan dengan benar serta tepat, tanpa harus menjadi anak punk yang memuat banyak perilaku dan gaya hidup yang negatif.
Sumber (voa-islam)