Anak Buah Lia Eden Kirim Surat Peringatan Tuhan ke Kapolri
Anak Buah Lia Eden Kirim Surat Peringatan Tuhan ke Kapolri
Lama tak terdengar kabar, ternyata sekte sesat “Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden” masih eksis, hal itu terbukti ketika dua anggota sekte sesat tersebut menyerahkan surat ‘Peringatan Tuhan’ ke Mabes Polri, Jumat (17/4/2015) pukul 20.30 WIB. Surat tersebut ditujukan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
“Peringatan Tuhan tentang sudah beberapa kali peringatan Tuhan diabaikan. Dan ini ketiga kalinya,” kata anggota pimpinan sekte Sang Jibril Palsu atau Lia Eden yang tak mau disebutkan namanya , sebagaimana yang dilansir dari Tribunnews.(baca juga: Waspadalah, Lia Eden ‘Sang Jibril Palsu’ Dijadwalkan Bebas Hari Ini)
Kedua orang yang memakai baju ihram bak orang naik haji itu juga tidak ingin merinci surat yang telah diberikan Sekretaris Umum Mabes Polri.
“Begini saya tidak punya kewenangan. Menyangkut isinya harus dibacakan secara utuh dan sempurna,” ujarnya.
Ditambahkannya, surat untuk Kapolri dari Lia Eden itu bukan pertama kali. “Sudah dari tiga kali sejak zaman Pak Kapolri Sutanto,” imbuhnya.(baca juga: Lia Eden Bikin Ulah Lagi)
Siapa Lia Eden?
Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia Eden (lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 21 Agustus 1947) sebenarnya hanya seorang ibu rumah tangga yang menempuh pendidikan hanya sampai jenjang SMA. Sebelum aktif di sekte “Kerajaan Tuhan”, dia berprofesi sebagai perangkai bunga, bahkan Lia pernah punya acara khusus merangkai bunga di TVRI.
Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah Islam dari kalangan Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai empat orang anak.
Lia mengaku bertemu dengan Malaikat Jibril setelah melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu baru saja ada di atas kepalanya pada Oktober 1995 kala sedang sholat.
Peristiwa yang sama, kata dia, sebelumnya juga dia alami di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat pada 1974. Setelah itu Lia Eden mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril secara terus menerus sejak 1997 hingga kini.
Pada 1998, Lia menyebut dirinya Imam Mahdi yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi Yesus Kristus.
Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih 100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar. Mereka semua dibaptis sebagai pengikut Salamullah.
Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu membalas balik dengan mengeluarkan “Undang-undang Jibril” (Gabriel’s edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.
Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar adanya. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden. (muslimdaily/adj)