Ditekan Mata-Matai Siswa Muslim, Persatuan Guru di Inggris Protes

ilustrasi

Ditekan Mata-Matai Siswa Muslim, Persatuan Guru di Inggris Protes

Para guru di Inggris menyatakan bahwa mereka sedang ditekan untuk memata-matai siswa mereka sendiri setelah diberlakukannya undang-undang anti terorisme yang baru, yang berpotensi mengambinghitamkan siswa-siswa muslim. Mereka juga mulai gerah karena terpaksa membahas isu-isu kontroversial di dalam kelas.

Perwakilan Persatuan Guru Nasional (NUT) yang mengadakan pertemuan pada pekan ini menyatakan kritikannya terhadap strategi anti radikalisasi pemerintah. Kritikan itu dilakukan setelah mereka mendengar kabar bahwa para guru di Inggris sedang dijadikan pasukan di lini depan untuk memantau siswa-siswanya yang terkena gejala ekstremisme.

“Kita harus jelaskan bahwa kita sedang dimasukkan ke dalam posisi di mana kita diharapkan menjadi pasukan di lini depan yang mendengarkan, memata-matai, dan memberitahukannya kepada pihak berwenang tentang siswa yang mungkin kita curigai,” kata seorang guru di London Jan Nielsen, dalam konferensi tersebut.

Persatuan guru tersebut juga mempertanyakan peraturan baru yang mengharuskan sekolah untuk secara aktif mempromosikan apa yang disebut sebagai nilai fundamental Inggris. Menurut pemerintah Inggris nilai tersebut didefinisikan sebagai komitmen untuk demokrasi, penegakan hukum, kebebasan individu dan saling menghormati dan toleransi mereka terhadap agama dan keyakinan yang berbeda.

“Menyuruh guru untuk mengajarkan nilai-nilai Inggris merupakan upaya untuk mengambinghitamkan anak-anak dan mahasiswa muslim khususnya, sehingga pemerintah terlihat seperti sedang meneror keras dan masyarakat imigran yang tidak termasuk di dalamnya,” kata  seorang guru yang lain Venduthal Premkumar.

Juru bicara Dewan Muslim Inggris Talha Ahmad mengatakan bahwa pernyataan kekhawatiran dari para guru itu merupakan cerminan kekhawatiran darp orang tua dan siswa muslim.

“Banyak orang tua dan beberapa siswa merasa mereka tidak bisa lagi bercerita kepada guru mereka atau bahkan bercanda terkait hal-hal tertentu, karena apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan bisa ditafsirkan sebagai tanda-tanda radikalisasi dan ekstremisme,” kata Ahmad.

“Kami jauh-jauh sebelumnya telah mengatakan bahwa program pencegahan ini tidak efektif dan dibuat untuk menyakiti umat Islam,” pungkasnya. (kiblatnet/adj)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories