
Bantuan Humanitarian Bukan Tolok Ukur Sebuah Negara Mendukung Palestina
MUSTANIR.net – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Anwar menilai bantuan humanitarian tidak bisa menjadi tolak ukur sebuah negara dalam mendukung Palestina.
“UNRWA satu-satunya lembaga PBB yang fokus untuk menangani permasalahan pengungsi di Palestina. Donatur-donatur utamanya yang besar adalah negara Barat pendukung Israel,” ujarnya di kanal youtube.com/@oneummahtvofficial Ramadhan dan Pembebasan Palestina, Ahad (9/3/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bantuan secara ekonomi serta infrastruktur pun juga sama, bukanlah tolok ukur sebuah negara mendukung Palestina dari penjajahan Israel. Ada niat terselubung negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) dalam membantu Palestina.
“Kenapa akhirnya negara-negara itu seperti Amerika Serikat terang-terangan mendukung Israel tetapi di sisi yang lain juga mendukung Palestina, termasuk juga negara-negara Arab. Baru-baru ini kita juga membaca berita satu dua hari terakhir, sekarang ini Inggris, Prancis, Jerman, Itali, itu sudah menyampaikan mendukung negara Arab untuk membangun kembali Gaza,” terangnya.
Dia mengaku merasa aneh dengan sikap negara-negara Eropa selama setahun terakhir. Empat negara tersebut aktif menjadi supplier senjata Israel untuk membantai Palestina, namun tiba-tiba mendukung rencana Arab untuk merekonstruksi atau membangun kembali Gaza.
“Ada apa dengan itu? Sebenarnya ini bagian dari strategi politik pragmatis negara-negara Barat. Termasuk Amerika serikat supaya mereka tidak kelihatan buruk. Tujuannya, supaya mereka tetap bisa menjalin hubungan dengan negara-negara Arab,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwasanya negara-negara Eropa sekarang ini banyak bergantung dari sumber daya alam layaknya minyak dari negara-negara Arab. Terlebih Arab Saudi adalah produsen dan eksportir minyak terkemuka dunia.
“Ditambah lagi banyak perusahaan-perusahaan di Arab atau pengusaha-pengusaha besar di Arab yang investasi di Eropa. Kita bisa lihat ya club-club sepak bola raksasa di Eropa itu yang pemilik saham besarnya adalah orang-orang Arab,” ungkapnya.
“Jadi, kenapa mereka bersuara bersama negara-negara Arab untuk membangun Palestina? Bukan membela Palestina, tapi karena mereka tetap ingin dipandang baik oleh negara-negara Arab, dan supaya hubungan mereka dengan negara Arab itu baik. Sehingga kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan investasi mereka bisa mengalir terus dari Arab,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan negara-negara Arab selama ini juga bergerak untuk membantu Palestina, namun bantuan negara Arab tidak menguntungkan Palestina hanya menguntungkan Israel. Misalkan memang bersungguh-sungguh membantu harusnya negara-negara Arab tegas memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
“Ya mereka tidak mengambil sikap tegas misalnya untuk memutuskan hubungan diplomatik, itu yang paling sederhana. Tidak ada pemutusan hubungan diplomatik malah yang terjadi hubungan ekonomi yang tetap berjalan. Termasuk Indonesia bahkan Turki juga seperti itu meskipun ada retorika-retorika yang keras dari pemerintah Turki . Tetapi ternyata perdagangan masih berjalan walaupun tidak melalui jalur yang resmi,” pungkasnya. []
Sumber: Taufan