BNPT Bahas Terorisme dengan Delegasi Amerika
BNPT Bahas Terorisme dengan Delegasi Amerika
Mustanir.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius bersama delegasi Amerika Serikat (AS) membahas masalah pencegahan terorisme, dalam pertemuan mereka disela “The 2nd Summit International Meeting for Counter Terrorism” di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Mengutip Antara, pada pertemuan itu Kepala BNPT didampingi Deputi Bidang Kerja sama Internasional Irjen Pol Petrus Golose. Dari pihak AS hadir Koordinator Penanggulangan Terorisme Kemenlu Justin Siberell, Konsul Bidang Politik Kedubes AS Mark Clark, dan Staf Khusus Bidang Politik Geneve Mencher.
“Pemerintah Indonesia saat ini masih terus mengantisipasi dan mewaspadai sejumlah pergerakan yang dilakukan kelompok teroris, khususnya simpatisan ISIS. Hal itu dilakukan demi mencegah berbagai kemungkinan serangan atau aksi yang akan dilakukan ISIS,” kata Suhardi sebagaimana dikutip dalam siaran pers.
Dia juga menyinggung bahwa ISIS sedang aktif melakukan berbagai propaganda dan hampir semua aksi teroris yang terjadi di belahan dunia dilakukan oleh ISIS.
Bahkan tahun 2016, ISIS dua kali mendalangi aksi bom bunuh diri di Indonesia, yakni di Jalan Thamrin Jakarta pada 14 Januari dan Mapolresta Surakarta sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Kepala BNPT menjelaskan bahwa pergerakan ISIS di Indonesia dikendalikan oleh Bahrum Naim, warga Indonesia yang kini berada di Raqqa, Suriah. Ia adalah salah satu idola anggota ISIS di Indonesia dan terus melakukan penggalangan melalui jaringannya di Nusantara.
“Bahrun Naim merupakan otak utama aksi ISIS di Indonesia. Saat ini, melalui berbagai alat propaganda, ia terus melakukan ancaman pembunuhan terhadap aparat keamanan di Indonesia,” ucapnya.
Selain membahas perkembangan terkini ancaman terorisme di berbagai negara, khususnya terkait keberadaan “Foreign Terrorist Fighter” (FTF), dalam pertemuan itu juga dibicarakan pengalaman-pengalaman Indonesia dalam pencegahan paham radikal dan terorisme dengan menggunakan soft approach(pencegahan) dan hard approach (penindakan) bagi pelaku terorisme.
Menurut Kepala BNPT, kedua pendekatan itu akan terus dilakukan dalam menghadapi terorisme, di samping melakukan kerja sama internasional.
Pihak AS melalui Justin Siberell menyampaikan penghargaan dan apresiasi terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT dalam menanggulangi terorisme. Ia menilai konsep tersebut patut menjadi contoh bagi masyarakat internasional dalam pencegahan terorisme. (sumber)
Komentar Mustanir.com
Amerika adalah negara yang memimpin perang terhadap Terorisme Global saat ini, proyeknya biasa disebut dengan Global War on Terorism. Yang mana proyek global ini sejatinya hanyalah proyek yang digunakan Amerika untuk memerangi dunia Islam, setelah runtuhnya Soviet sebagai adidaya Timur sebagai musuh bagi Barat dan nilai-nilai kebebasan. Islam dianggap sebagai kekuatan yang akan bangkit kembali dan menentang Barat.
Amerika membuat berbagai macam tipu muslihat, untuk menjadikan dunia Islam sebagai tersangka atas setiap aksi terorisme spt pemboman, penembakan massal, ISIS dst. Padahal sebagaimana dunia tahu bahwa semua itu adalah ciptaan Amerika saja.
Jika Indonesia, dengan BNPTnya dengan mudahnya menerima delegasi Amerika dan mendiskusikan mengenai pemberantasan terorisme di Indonesia, maka sejatinya akan selalu ada terorisme di Indonesia. Proyek terorisme ini menguntungkan BNPT dengan anggarannya, dan menguntungkan Amerika dengan tetap kukuhnya peradaban Barat, Demokrasi-Liberal, sebagai jalan imperialisme dunia.