Doa Memohon Keturunan Sesuai Tuntunan Islam
Doa Memohon Keturunan Sesuai Tuntunan Islam
Anak …
Setiap pasangan yang telah menikah akan mendamba kehadiran anak. Keceriaan, kepolosan, dan doa tulus dari bibir mungil mereka.
Tapi apa daya kalau Allah belum berkenan mengaruniakan buah hati yang dinanti. Sebagai seorang muslim kita wajib mengimani bahwa setiap takdir Allah pasti baik, entah di baliknya ada keadilan atau keutamaan.
Para nabi, rasul, dan orang-orang shalih sebelum kita juga telah ada yang diuji dengan penantian yang panjang. Penantian hadirnya buah hati. Sebuah masa yang menuntut kesabaran, namun insyaAllah itu bisa dilalui oleh orang-orang yang dirahmati oleh Allah.
Berikut ini kami salinkan beberapa doa yang termaktub dalam Al-Quran. Doa-doa ini dipanjatkan oleh mereka yang mendamba kehadiran buah hati. Jika ada yang saat ini sedang menghadapi kondisi serupa, sangat baik bila turut mengamalkan doa tersebut.
Doa Nabi Zakariya ‘alaihissalam
Di awal surat Maryam disebutkan bahwa Allah memberi rahmat kepada Nabi Zakariya,
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
“(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan-mu kepada hamba-Nya, Zakariya.” (QS. Maryam: 1)
Ketika beliau memohon agar dikaruniai keturunan,
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيّاً * إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيّاً * وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِن وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِراً فَهَبْ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّاً * يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيّاً *
“Yaitu kala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut, ‘Sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, namun aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, duhai Tuhanku. Dan sungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub. Jadikanlah pula ia, duhai Tuhanku, seorang yang diridhai.’” (QS. Maryam: 2 – 6)
Doa Nabi Zakariya pun terkabul,
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيّاً
“Wahai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7)
Di dalam surat Ali Imran juga disebutkan tentang doa Nabi Zakariya,
رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء
“Duhai Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38)
Allah ‘Azza wa Jalla kabulkan doa beliau,
فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقاً بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّداً وَحَصُوراً وَنَبِيّاً مِّنَ الصَّالِحِينَ
“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedangkan ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya), ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi yang termasuk keturunan orang-orang shalih.” (QS. Ali Imran: 39)
Pelajaran penting dari kisah Nabi Zakariya:
- Berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut, penuh perendahan diri di hadapan Allah Rabbul ‘alamin.
- Menyebut-nyebut nama Allah dan memuji-Nya, seperti: Ya Rabbi, wahai Tuhanku, Engkau Maha Mengabulkan doa, Engkau Maha Mendengar, Engkau Maha Pemurah, atau Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
- Ada kalanya seseorang telah berdoa hingga bertahun-tahun, namun doa itu mungkin tak kunjung terkabul. Meski begitu, berdoalah dan teruslah berdoa. Jangan berputus asa. Nabi Zakariya berdoa hingga uban telah tampak di kepala beliau. Ujung kisahnya adalah kebahagiaan dengan seorang putra bernama Yahya.
- Selain memohon agar dikaruniai anak, Nabi Zakariya juga memohon agar anak tersebut adalah seorang hamba yang Allah ridhai.
- Anak merupakan rahmat Allah. Kehadirannya adalah kabar gembira. Siapa pun yang telah menikah lalu dikaruniai buah hati, hendaklah senantiasa bersyukur. Syukur itu ditancapkan dalam hati, dituturkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Di antara wujud syukur melalui perbuatan adalah: mendidik anak dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabar atas perilaku mereka, dan selalu mendoakan kebaikan bagi mereka.
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
Sebagaimana Nabi Zakariya, Nabi Ibrahim pun memanjatkan doa kepada Allah agar dikaruniai anak.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Duhai Tuhanku, anugerahkanlah bagiku (seorang anak) yang termasuk orang shalih.” (QS. Ash-Shaffat: 100)
Doa beliau terkabul,
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
“Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 101)
Teruslah berdoa, berprasangka baik kepada Allah
Putus asa, merasa doanya tidak akan terkabul, serta tergesa-gesa ingin doanya segera terwujud merupakan sikap yang menjadi penghalang terkabulnya doa. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يستجاب لأحدكم ما لم يعجل يقول دعوت فلم يستجب لي
“Doa yang dipanjatkan seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa. Dirinya berkata, ‘Aku telah berdoa namun tidak juga terkabul.’”
Seseorang yang berdoa sepatutnya yakin bahwa doanya akan dikabulkan, karena dia telah memohon kepada Dzat yang Paling Dermawan dan Paling Mudah Memberi.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
”Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Q.S. Al-Mu’min: 60)
- Barang siapa yang belum dikabulkan doanya jangan sampai lalai dari dua hal:Mungkin ada penghalang yang menghambat terkabulnya doa tersebut, seperti: memutus hubungan kekerabatan, bersikap lalim dalam berdoa, atau mengonsumsi makanan yang haram. Secara umum, seluruh perkara ini menjadi penghalang terkabulnya doa.
- Tanamkan dalam keyakinan kita, bahwa boleh jadi pengabulan doanya ditangguhkan atau dia dipalingkan dari keburukan yang senilai dengan isi doanya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu,
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “ما من مسلم يدعو بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث : إما أن يعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الآخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها ” قالوا : إذن نكثر قال : ” الله أكثر”
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak pula pemutusan hubungan kekerabatan, melainkan Allah akan memberinya salah satu di antara tiga hal: doanya segera dikabulkan, akan disimpan baginya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya.” Para shahabat berkata, “Kalau begitu, kami akan banyak berdoa.” Rasulullah menanggapi, “Allah lebih banyak (dalam mengabulkan doa kalian).” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid (baik); hadits ini berderajat shahih dengan adanya beberapa hadits penguat dari jalur ‘Ubadah bin Shamit yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim, serta dari jalur Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya.)
Semoga yang ringkas ini bermanfaat.
—
Referensi:
- Al-Quran Al-Karim.
- Al-Minzhar fi Bayani Katsirin min Al-Akhtha’ Asy-Syai’ah, karya Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syekh, terbitan Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah, tahun 1413 H.