Hasil Blusukan Presiden; Ekonomi Lesu, Kenaikan Harga, Utang Menumpuk dan PHK Melonjak
Hasil Blusukan Presiden; Ekonomi Lesu, Kenaikan Harga, Utang Menumpuk dan PHK Melonjak
Ekonomi Lesu, Penerimaan Tiga Jenis Pajak Anjlok
JAKARTA – Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo mengatakan rendahnya realisasi penerimaan pajak selama kuartal pertama tahun ini menunjukkan adanya pelambatan perekonomian Ekonomi melambat sehingga potensi pajak tidak tumbuh secara alamiah katanya ketika dihubungi kemarin Seperti diketahui realisasi penerimaan pajak pada kuartal pertama sebesar Rp triliun hanya mencapai persen dari target yang dipatok pada tahun ini sebesar Rp triliun Padahal selama periode serupa tahun lalu realisasi pajak.
http://koran.tempo.co/konten/2015/04…s-Pajak-Anjlok
Dirut BCA Keluhkan Lesunya Perekonomian RI Kuartal I-2015
Jumat, 10 April 2015 | 21:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Bank Central Asia (Tbk) Jahja Setiaatmadja mengakui kondisi ekonomi Indonesia yang lesu pada kuartal I-2015 berdampak kepada sektor perbankan.
Menurut dia, ada bisnis nasabahnya yang sampai menurun 30 persen. “Kuartal 1 ini lemah (pertumbuhan sektor perbankan), saya kira semua perbankan begitu… saya tidak tahu setiap saya keliling ketemu nasabah, bisnis (mereka) lesu. Bahkan sektor pendukung properti seperti kaca, gelas itu drop 30 persen,” ujar Jahja di Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Menurut dia, banyak nasabahnya yang kaget karena penjualan bisnisnya menjadi menurun. Jahja pun tak tahu persis apa yang terjadi terhadap sektor rill tersebut. “Padahal kan UMR saja naik, apakah APBN dan APBD belum cair sehingga tidak ada dorongan itu (ekonomi), tapi kenyataan dilapangan pinjaman kredit atau industri semua nya turun,” kata dia.
Meski begitu dia tak bisa membandingkan penurunan sektor perbankan kuartal I-2015 dengan kuartal I-2014 lalu.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea…Kuartal.I-2015
Ekonomi Babel Lesu, Toko Bangunan Milik Yuni Sepi Order
Selasa, 7 April 2015 21:44
BANGKAPOS.COM, BANGKA — Menurunnya perekonomian di Provinsi Bangka Belitung (Babel) menyebabkan penjualan pasir dan batu gunung di toko bangunan (TB) milik Yuni di jalan Belanak lima, kelurahan Air Salemba, Kecamatan Gabek, Pangkalpinang ikut terkena dampaknya.
Menurut Yuni, dari penjualan pasir yang harganya Rp 120.000 perkubik dan batu gunung Rp 1.000.000 permobil, perbulannya bisa mencapai puluhan mobil kini kian sepi dari orderan.
Akibat sepinya pembeli di toko bangunan milik Yuni, ia pun menjadi lesu dengan keadaan ekonomi di Provinsi Babel sekarang ini. Menurutnya dari paska tersebut ia merasa tak begitu selera makan.
“Di bulan maret untuk dua bahan bangunan itu sepi. Sekarang juga belum ada orderannya, kosong. Merosot semua, makanpun dak selera. Tengah keadaan seperti ini dek gak mau mikir lagi lah,” keluh Yuni, kepada Bangkapos.com, Selasa (7/4/2015).
http://bangka.tribunnews.com/2015/04…uni-sepi-order
Ekonomi Lesu, Penjualan Alat Elektronik Menurun
Kamis, 9 April 2015 22:19
BANGKAPOS.COM, BANGKA –Penjualan alat elektronik sepi sejak empat bulan lalu. Karena lesunya perekonomian di Bangka Belitung. Karena perekonomian di Bangka Belitung tergantung dari timah.
“Sejak 3-4 bulan, untuk penjualan alat elektronik agak menurun. Bahkan pada akhir-akhir ini, semakin banyak mengalami penurunan, apalagi untuk pembelian secara cash (kontan),” jelas Berry owner Toko Wiriatama kepada Bangka Pos.com, Kamis (9/4).
Toko Wiriatama terletak di Jalan Soekrano Hatta, menjual berbagai alat elektronik Gadget, Laptop, Tablet dan HP.
Menurut Berry, untuk pembelian secara cash hilang 60-70 persen. Namun sebelumnya daya beli secara cash masih ada.
Saat iini kata Berry daya beli kredit melalui leasing perkembangan cukup besar. 60 persen. Sedangkan secara cash hanya berkisar 30-40 persen.
“Daya beli melalui leasing cukup besar, karena membeli handphone merupakan gaya hidup. Bila membeli dengan uang nilai yang besar, bagi beberapa orang sayang. Namun mellaui leasing bisa dicicil,” ungkap Berry.
Menurut Berry, dengan membeli hp melalui leasing maka dapat memiliki HP dan gaya hidupnya masih bisa berjalan.
http://bangka.tribunnews.com/2015/04…tronik-menurun
Bisnis Otomotif Tanah Air Q1 2015 Sedang Lesu, Hanya Honda Yang Laris
Fri, 10 April 2015, 9:08 AM0 151
Para pelaku bisnis otomotif nasional mengakui bahwa pada kuartal pertama tahun ini merupakan kondisi terberat yang dialami dalam beberapa tahun terakhir. Faktor makroekonomi yang masih belum stabil serta kondisi sosial dan politik Indonesia kerap memperburuk keadaan pasar otomotif Tanah Air.
Menurut data sementara penjualan mobil nasional salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) anggota Gaikindo, wholesale kuartal pertama tahun ini anjlok 14 persen menjadi hanya sebanyak 282.569 unit, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 328.500 unit. Sedangkan penjualan ritel dalam negericjuga melorot 15 persen menjadi tinggal 257.830 unit dari sebelumnya 303.776 unit.
Dari total sembilan merek terlaris di Indonesia, delapan di antaranya penjualannya turun. Nissan tercatat sebagai yang paling terkena imbas dampak penurunan pasar.Menilik data penjualan ritel, penurunan penjualan pada periode Januari-Maret 2015 mencapai 40 persen, menjadi tinggal 7.640 unit dari sebelumnya 12.697 unit.
Dari segi pangsa, Toyota tercatat paling besar kehilangan pasar dimana tiga bulan pertama tahun ini hanya menikmati 29 persen, turun 3,8 persen dari periode sama 2014 sempat mencapai 32,8 persen. Meski penguasaan berkurang, Toyota masih belum tergoyahkan menjadi merek terlaris di Tanah Air.
Sementara itu, satu-satunya merek yang masih menikmati manisnya pertumbuhan penjualan, hanya Honda dengan hasil 45.357 unit, melesat 45 persen dari tahun sebelumnya, 31.254 unit. Penguasaan pangsa pasar juga menguat signifikan, menjadi 17,6 persen dari sebelumnya hanya 10,3 persen.
http://vibiznews.com/2015/04/10/bisn…da-yang-laris/
Cadangan Devisa RI Tergerus, Kurs Rupiah Stabil
10 Apr 2015 at 13:30 WIB
Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) membeberkan dua alasan penurunan cadangan devisa (cadev) Indonesia sebesar US$ 3,9 miliar menjadi US$ 111,6 miliar. Salah satunya untuk stabilisasi nilai tukar rupiah yang sempat terdepresiasi sebesar 6 persen.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengungkapkan, merosotnya posisi cadev karena ada kewajiban pemerintah untuk membayar utang jatuh tempo dan upaya BI dalam rangka stabilisasi kurs rupiah.
“Makanya rupiah minggu ini jauh lebih baik dari sebelumnya,” ungkap dia saat berbincang dengan wartawan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Dari catatan Agus, pergerakan kurs rupiah sejak Desember sampai April 2015 terdepresiasi 4,1 persen. Angka ini lebih rendah dari tekanan kurs rupiah pada Desember-Maret 2015 sebesar 6 persen.
“Jadi ini menunjukkan kondisi yang jauh lebih stabil, meski ada perkembangan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS),” terangnya.
Agus menambahkan, tekanan rupiah terhadap dolar AS berasal dari ketidakpastian keputusan FOMC Meeting di AS pada 17 Maret 2015. Selain itu, depresiasi mata uang lain terhadap dolar AS, termasuk rupiah disebabkan karena dimulainya kebijakan quantitative easing di Eropa.
“Kita bertanya-tanya tentang keputusan FOMC Meeting di AS, karena dari rapat itu menunjukkan kondisi kinerja AS di sisi lain lebih rendah dari yang diperkirakan. Jadi kesannya enggak mau menaikkan suku bunga terburu-buru. Ini ada perbedaan pendapat yang bikin kurs dolar menguat,” terang dia.
http://bisnis.liputan6.com/read/2211…-rupiah-stabil
Ekspor Karet Sumut Turun 40,38%
Jumat, 10 Apr 2015 06:38 WIB
MedanBisnis – Medan. Tekanan pasar terhadap karet Sumut yang terus terjadi dalam dua tahun terakhir menyebabkan nilai ekspor komoditas unggulan Sumut itu mengalami kelesuan. Devisa ekspor karet Sumut pun terus anjlok.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari hingga Februari tahun ini, nilai ekspor karet Sumut hanya sebesar US$187,13 juta. Angka tersebut anjlok sekira 40,38% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan devisa sebesar US$313,88 juta. “Tekanan di pasar karet masih saja terjadi. Permintaan lesu dan harga karet masih sangat rendah,” kata Kepala BPS Sumut, Wien Kusdiatmono kepada MedanBisnis, Kamis (9/4).
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengungkapkan, tekanan terhadap kinerja ekspor karet Sumut tahun ini kurang lebih masih sama dengan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Permintaan dari negara-negara tujuan utama seperti Amerika, Tiongkok, India dan Eropa masih rendah.
“Khusus di Amerika, ekspor kita mulai naik tahun ini, tapi masih rendah. Ekspor ke Tiongkok, India dan negara-negara tujuan utama lainnya terus menurun akibat gejolak ekonomi di negara masing-masing,” ungkap Edy.
Menurut dia, tekanan terhadap ekspor karet Sumut masih akan terus berlanjut tahun ini dengan melihat kondisi ekonomi dunia yang belum stabil. Saat ini, banyak industri otomotif di Amerika, Tiongkok, Jepang, India dan Eropa masih menahan produksi sebagai dampaknya lesunya perekonomian global.
Hal tersebut diperparah dengan kebijakan Tiongkok dan India yang akan menaikkan bea masuk (BM) karet alam pada tahun ini. Tiongkok menaikkan BM karet menyusul rendahnya harga karet sintetis, sedangkan India melakukan hal itu untuk melindungi petani karet mereka dari serbuan karet impor yang harganya masih sangat rendah.
Selain gara-gara permintaan yang rendah itu, anjloknya nilai ekspor karet Sumut juga dipicu oleh rendahnya harga karet di pasar internasional. Sejak Januari lalu, harga karet di pasaran masih hanya mampu bermain pada level US$1,4 per kg. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan harga yang berlaku sejak dua tahun lalu. Padahal, harga ideal karet di pasaran minimal pada level US$2,5 per kg. “Bisa dibilang, saat ini petani dan industri karet di Sumut terus tertekan dan merugi,” jelasnya.
Saat ini, usaha pemerintah dari negara-negara produsen karet dunia, seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia belum menunjukkan hasil positif dalam mendongkrak harga karet. Sejak tahun lalu, negara-negara produsen tersebut sepakat untuk memangkas produksi dengan harapan bisa menaikkan harga karet. Namun usaha tersebut belum berhasil sesuai harapan.
Tiga negara itu juga mulai merangkul produsen lainnya di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Kamboja untuk sama-sama mengontrol pasokan karet di pasaran.
“Kami harap, usaha ini bisa menunjukkan hasil positif pada tahun ini. Maklum, dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kebun karet yang beralih fungsi karena petani terus merugi. Jika hal ini terus terjadi, maka neraca perdagangan Sumut bakal goyang. Karet sendiri masih jadi andalan Sumut untuk meraup devisa dari pasar ekspor,” tandasnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/m/ne…un-4038persen/
Jelang May Day, Ribuan Buruh Aksi Pemanasan Geruduk Istana
Kamis , 09 Apr 2015 12:56 WIB
Skalanews – Sekitar 2.000 buruh melakukan aksi pemanasan jelang perayaan May Day 2015. Dalam aksinya para buruh akan mendatangi sejumlah titik diantaranya, Kementerian ESDM, di Kemenko PMK dan di Istana Negara.
“Kementerian ESDM di Kementerian ini para buruh menyerukan untuk menolak kenaikan BBM dan LPG,” kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal di Jakarta, Kamis (9/4).
Sedangkan dalam aksi di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, buruh meminta pemerintah untuk memberlakukan manfaat pensiun sebesar 75 persen dari gaji terakhir serta menolak iuran pensiun 8 persen.
“Lalu titik akhir, Istana Negara, para buruh menyuarakan aspirasinya dengan tuntutan menolak kenaikan upah dua tahun sekali apalagi lima tahun sekali,” ujar Iqbal.
Dalam serangkaian aksi pemanasan menjelang May Day ini, para buruh meminta pemerintah untuk menjalankan amanat konstitusi UUD 1945.
Dalam tuntutannya, buruh meminta pemerintah untuk menjalankan amanat konstitusi Pasal 33 ayat 1,2 dan 3 dan serta Pasal 27 ayat 2 tentang upah layak dengan menaikan upah 32 persen dan merubah kebutuhan hidup layak (KHL) dari 60 Item menjadi 84 item KHL.
“Agar daya beli buruh meningkat akibat dampak kenaikan harga barang dan kenaikan BBM,” kata Iqbal.
Selain itu, buruh juga menolak rencana perundingan dengan pemerintah untuk membahas kenaikan upah minimum dua tahun sekali apalagi lima tahun sekali karena tidak sesuai dengan UU No 13 tahun 2003.
“Hal ini dikarenakan dapat mengakibatkan kehidupan buruh akan semakin terhimpit,” ujar Iqbal.
Buruh juga menolak pemberlakuan iuran pensiun 8 persen dan meminta pemerintah segera mengesahkan RPP jaminan pensiun dan harus diberlakukan pada awal Juli 2015.
“Ini agar para buruh bisa mendapatkan kepastian jaminan pensiun wajib dengan iuran 15 persen/bulan dan benefit 75 persen dari gaji terakhir,” lanjut Iqbal.
Tak hanya itu, para buruh pun menolak rencana pemerintah untuk menaikan iuran BPJS kesehatan.
“Seharusnya, pemerintah meningkatkan anggaran Jamkes untuk orang tidak mampu menjadi Rp30 triliun karena harga BBM,TDL, elpiji dan transportasi sudah tidak ada subsidi lagi dan ratusan triliunan APBN harusnya diberikan kepada rakyat,” terang Iqbal.
http://skalanews.com/berita/detail/2…Geruduk-Istana
PHK Massal, Buruh Mogok Kerja
7 April 2015 0:21 WIB
DEMAK – Puluhan buruh pabrik ekspor katu, PT Cipta Wijaya Mandiri (PT CWM) melakukan aksi mogok kerja selama sepekan, Senin (6/4). Mereka memprotes sikap perusahaan yang melakukan PHK massal secara sepihak lantaran pekerja membentuk serikat buruh.
Aksi mogok kerja itu ditandai unjuk rasa pekerja pabrik tersebut. Ketua Dewan Pengurus Cabang Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC SBSI) Demak, Isroni mengatakan, persoalan pekerja di PT CWM dimulai dari sikap arogansi perusahaan terhadap sejumlah pekerja yang membentuk serikat buruh. Sikap arogansi itu dialami oleh Paryono yang saat itu terpilih sebagai ketua SBSI PT CWM.
”Paryono diiming-imingi naik jabatan asalkan membatalkan pembentukan serikat buruh. Tapi yang bersangkutan menolak dan memilih untuk mengundurkan diri,” ujarnya, kemarin.
Lalu perjuangan pembentukan serikat buruh tetap dilanjutkan dengan mengangkat Muhtaswani dan Muhkozaroh masing-masing sebagai ketua dan sekretaris PUK SBSI. Namun lagi-lagi perusahaan berupaya membubarkan serikat buruh dengan memutasi Muhkozaroh yang sebelumnya bagian quality control (QC) menjadi cleaning service (CS).
Mutasi tersebut ditolak sehingga Muhkozaroh diskors oleh perusahaan tanpa diberi gaji. Sikap arogansi perusahaan semakin menguat ketika 63 orang pekerja di-PHK secara sepihak sekitar Desember 2014. Mereka adalah pekerja yang menolak menandatangani surat pernyataan untuk tidak ikut dalam serikat buruh.
Hal serupa juga dialami Suyono yang dimutasi ke Papua setelah terpilih sebagai ketua PUK SBSI. Mutasi tersebut juga ditolak sehingga mengakibatkan Suyono diskors terhitung mulai 16 Januari sampai sekarang tanpa diberikan gaji. Sehubungan itu, DPC SBSI mengajukan permohonan untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) sebagai mediator.
http://berita.suaramerdeka.com/smcet…h-mogok-kerja/
Sarjana Pengangguran Membeludak, Mahasiswa Galau
Kamis, 12 Maret 2015 , 07:54:00
BANDA ACEH – Bukan rahasia lagi, banyak sekali lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Hal ini lantaran lapangan kerja yang terbatas, tidak sebanding dengan jumlah lulusan.
Universitas Syiah Kuala, misalnya. Hingga Agustus 2014, jumlah lulusan Sarjana/Pendidikan Profesi/Pascasarjana yang telah dihasilkan oleh Universitas Jantong Hatee Rakyat Aceh ini sampai hari 70.615 orang, sementara jumlah lulusan diploma dari berbagai disiplin keilmuan sebanyak 24.528 orang. Belum lagi mereka yang hingga kini masih menimba ilmu sekitar 35.000 orang mahasiswa.
Angka sebanyak itu hanya dihasilkan Unsyiah saja, belum termasuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya di Aceh, seperti UIN Ar – Raniry, Unimal Lhokseumawe, Universitas Gajah Putih Takengon, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Universitas Teuku Umar, IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa dan Almuslim Peusangan Bireuen dan Unigha Pidie.
Para calon sarjana yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda asal Kabupaten Aceh Utara yang sedang menimba ilmu di Banda Aceh, seperti Ikatan Pemuda Aceh Utara (IPAU) juga ikut khawatir.
Pada Rabu (11/3) kemarin, mereka mendatangi Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Provinsi Aceh untuk melakukan audiensi dengan anggota DPD RI, Sudirman atau karib disapa Haji Uma.
“Banyak lulusan perguruan tinggi tak bekerja lantaran kesempatan kerja dan lapangan kerja tidak ada,” kata Mismarni, mantan Ketua asrama putri IPAU, di hadapan Haji Uma.
Dia mencontohkan, di Kabupaten Aceh Utara saja banyak sarjana menjadi pengangguran lantaran tidak adanya lapangan pekerjaan.
Senator asal Aceh, Sudirman, juga menyatakan keprihatinannya terhadap banyaknya lulusan PTN dan PTS menjadi pengangguran. “Lapangan kerja sulit, pemerintah juga telah memberlakukan moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS),” kata Haji Uma, prihatin.
Salah satu upaya untuk menyikapi membludaknya pencari kerja, kata Sudirman, adalah mendorong mempercepat pembentukan Balai Latihan Kerja (BLK). Dengan begitu, maka akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) siap pakai, selain mendorong masuknya investor.
http://www.jpnn.com/read/2015/03/12/…ahasiswa-Galau
(kaskus/adj)