Ini Penjelasan Menag Soal Orasi Kebudayaan di AJI
Ini Penjelasan Menag Soal Orasi Kebudayaan di AJI
Mustanir.com – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan penjelasan terkait pemberian penghargaan Tasrif Award dalam perayaan Ultah Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada Sabtu (27/8) lalu. Sebab, penghargaan tersebut diberikan kepada Forum LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseksual dan Queer).
Lukman mengungkapkan ia tidak mengetahui sipa saja pemenang yang akan mendapatkan penghargaan tersebut. Untuk meluruskan pendapat negatif di masyarakat, ia berujar tidak ada isi sambutan yang menyinggung terkait pemenang yakni Forum LGBTIQ maupun turut serta pada penetapan pemenang.
“Saya dan semua hadirin tak ada yang tahu siapa yang akan mendapatkan award di masing-masing kategori itu, sampai diumumkan pada malam itu. Ternyata yang menjadi pemenang untuk memperoleh Tasrif Award adalah Komunitas LGBTIQ dan IPT. Saya tentu tak bisa intervensi apapun terhadap penetapan award yang masing-masing dilakukan oleh tim penilai tersendiri,”jelas Lukman dalam pernyataannya yang diterima detikcom, Senin (29/8/2016).
Ia menambahkan, dalam sambutannya saat itu ia mengajak para jurnalis dan media untuk bersikap objektif pada keberagaman yang ada di Indonesia.
“Saya diminta menyampaikan orasi kebudayaan dalam ultah Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ke-22. Ternyata dalam acara itu juga diberikan tiga award yaitu Tasrif Award, Udin Award dan SK Trimurti Award. Saya menyampaikan orasi sama sekali tak menyinggung para pemenang award tersebut. Isi orasi saya justru mengingatkan media agar bersifat obyektif dan mengacu pada konstitusi NKRI yang masyarakatnya beragama dan beragam,” lanjutnya.
Pada Sabtu lalu, AJI memberikan tiga penghargaan yakni Tasrif Award (lembaga atau komunitas yang paling gigih memperjuangkan hak-haknya), Udin Award (wartawan yang paling gigih dengan liputan atau kehormatan profesinya) dan SK Trimurti Award (penghargaan untuk perempuan yang menggunakan media untuk berjuang).
Pemenang Tasrif Award diberikan kepada Forum LGBTIQ yang terdiri dari sejumlah organisasi, individu dan kelompok yang memperjuangkan LGBT di Indonesia. Selain itu, Tasrif Award juga diberikan kepada kelompok International People Tribunal (IPT) 1965. Kelompok tersebut terdiri dari komunitas para korban, peneliti, advokat dan praktisi hukum yang peduli pada tragedi 1965.
Sementara SK Trimurti Award diberikan kepada Siti Khadijah yang merupakan aktivis pemberdayaan perempuan buruh kebun di bawah Organisasi Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari). Untuk Udin Award pada tahun ini tidak ada jurnalis yang mendapat penghargaan tersebut. (detik/adj)
Komentar Mustanir.com
Ini adalah jebakan yang menimpa Menteri Agama. Jebakan ini dibuat oleh para jurnalis-jurnalis pendukung kehidupan Sekuler-Liberal. Tentu saja gagasan LGBT bukanlah gagasan yang berasal dari agama manapun. Hanya ada di agama baru bernama Sekulerisme-Liberalisme.
Sungguh saat ini kaum muslimin harus lebih berhati-hati kepada mereka yang tergila-gila dengan kehidupan Liberal ala Barat. Jurnalis adalah mereka yang menciptakan berita di media massa negeri ini. Merekalah yang secara tidak langsung ‘mendakwahkan’ ide-ide Sekulerisme-Liberalisme.
Wahai kaum muslimin, satu-satunya berlindung dari pengaruh ide Sekulerisme-Liberalisme adalah dengan kembali kepada Syariat Islam dan menjadikan Islam satu-satunya aturan untuk mengatur kehidupan kita dari urusan individu, bermasyarakat hingga bernegara.