Inilah 5 Pastor Homoseks Yang Menikahi Pasangannya

Pastor Tom Pivinski dan pasangannya Malcolm Navias. huffingtonpost.com

Inilah 5 Pastor Homoseks Yang Menikahi Pasangannya

1. Pastor gay asal Amerika Tom Piviski
Pastor Katolik sudah pensiun, Tom Pivinski, dan pasangan sesama jenisnya yang sudah bersama dengan dia lebih dari 20 tahun, Malcolm Navias, menggelar pernikahan antara agama dengan upacara Yahudi pada Senin kemarin di kediaman mereka di Kota Asbury Park, Negara Bagian New Jersey. Mereka menikah di hari pertama pernikahan sesama jenis diperbolehkan di New Jersey setelah dilegalisasi oleh Gubernur Chris Christie.

“Saya pikir ini sesuatu yang indah. Saya sangat bersyukur bahwa negara bagian ini telah mengakui kesetaraan bagi semua orang,” kata Pivinski kepada surat kabar the Asbury Park Press, seperti dilansir situs the Huffington Post, Kamis (24/10).

Di malam harinya, Pivinski dan Navias saling bergandengan tangan dan menggelar upacara pernikahan Yahudi yang dilakukan oleh Rabbi Kraus. Rabbi Kraus memberkati keduanya berdiri terbungkus dalam Tallit, sebuah kain ibabah yang digunakan kaum Yahudi untuk berdoa.

Mereka saling bertukar cincin yang telah mereka pakai selama 20 tahun belakangan ini. Tetapi sekarang mereka sudah dapat secara legal menyebut cincin itu sebagai cincin kawin.

Setelah itu, mereka memecahkan sebuah gelas kaca yang disambut dengan ucapan ‘Selamat’ dan ‘Mazel tov’ dari para tamu. Mazel tov merupakan sebuah kata digunakan orang Yahudi untuk mengekspresikan selamat atas sebuah peristiwa.

Pivinski kini menjadi seorang pendeta pendamping di Gereja Episkopal Trinitas di Asbury Park, New Jersey. Dia berkata di situs itu gereja itu bahwa Gereja Trinitas telah menjadi tempat ibadah dirinya karena keunikan sebagai sebuah komunitas yang memiliki keberagaman iman.?

Dia mengatakan karena dirinya seorang pendeta yang sudah ditahbiskan, maka dia memiliki wewenang untuk memimpin upacara bahkan setelah pensiun. Menurut laman Facebook miliknya, Pivinski lulus dari Universitas dan Seminari St. Mary’s di Kota Baltimore, Negara Bagian Maryland. Dia diterima di keuskupan Paterson, New Jersey, ketika dia ditahbiskan sebagai pastor Mei 1975.

Ngeo Boon LIn. straitstimes.com

2. Pendeta Ngeo Boon Lin
Pendeta gay asal Malaysia, Ngeo Boon Lin, menikah dengan pacar sesama jenisnya, seorang produser musik asal Kota New York, Amerika Serikat, bernama Phineas Newborn. Meski pernikahan mereka digelar Agustus dua tahun lalu di Negeri Paman Sam. Namun, sang pendeta menginginkan resepsi di negara asalnya.

Lin nekat menggelar pesta besar di negara berpenduduk mayoritas muslim itu. sekitar 200 tamu dan beberapa wartawan dekat Lin. Pesta ini tertutup untuk publik. Pers datang diminta tidak menyiarkan, seperti dilansir surat kabar the Wall Street Journal, Agustus tahun lalu.

Resepsi pernikahan mereka  memancing kemarahan rakyat dan pemerintah Malaysia hingga kemudian melarang kegiatan komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender di Malaysia, mulai dari parade hingga diskusi. Perdana Menteri, Najib Razak, pernah menegaskan homoseksual tidak ada tempat di Malaysia. “Tapi kami membuat sejarah di sini,” kata Newborn.

Pendeta keturunan China ini tinggal di Amerika sejak 1998. Ia mendapat sejumlah kecaman dari pejabat Malaysia dan kelompok agama karena menikah dengan sesama jenis.

Meski Ngeo penganut Kristen taat, tapi pernikahannya bisa memunculkan ide ekstremis di tengah 28 juta penduduk Malaysia, termasuk etnis Melayu. Sebuah surat kabar milik UMNO (Organisasi Bangsa Melayu Bersatu), partai berkuasa di Malaysia, mendesak pemerintah menghentikan rencana Ngeo merayakan pernikahan di negara itu. “Ini hak saya merayakan pernikahan dengan suka cita bersama orang-orang saya sayangi,” katanya.

Ngeo menegaskan pemerintah boleh membuat kebisingan mengenai konservatif agama dan mengenai hal baik buruk berdasarkan agama, tetapi mereka tidak diterima di pernikahannya. Resepsi diadakan di sebuah restoran mewah di Ibu Kota Kuala Lumpur. Di atas meja ditaruh coklat dalam kotak bertulisan ‘Tuhan mengasihi kaum gay’.

Eric Goh, salah seorang tamu, mengatakan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Malaysia perlu keluar dalam jumlah besar agar dapat mengekspresikan dirinya dan banyak orang mendukung mereka.

Pendeta Colin Coward. mirror.co.uk

3. Pendeta Colin Coward  asal Inggris
Pendeta Colin Coward, 64 tahun, seorang pendeta di Gereja Baptis Santo Yohanes di Kota Devizes, di Kawasan Wilts, Inggris, menikahi pacar sesama jenisnya, Bobby Egbele, 25 tahun. Pernikahan keduanya menyebabkan kegemparan di antara orang-orang Kristen karena pasangan ini berencana menggelar pemberkatan dengan hati-hati di dalam gereja setelah upacara.

Coward juga menolak penegasan bahwa dia akan tetap menjalankan selibat (hidup tanpa menikah) setelah pernikahannya itu, yang menjadi syarat Gereja Inggris, yang ditanyakan kepada setiap pendeta homoseksual akan ditahbiskan, seperti dilansir surat kabar the Telegraph, Agustus 2010 lalu.

Coward, yang tinggal bersama pacarnya di Desa Marston, sebuah desa kecil di dekat Devizes, mengatakan dirinya berharap pernikahannya itu dapat menjadi contoh nyata bagi para kaum homoseksual lainnya di dalam gereja.

“Tujuan saya adalah agar semua orang dalam gereja merasa nyaman dengan situasi ini, sebab saat ini kebanyakan orang Kristen gay menikah secara diam-diam,” kata Coward. “Ini memang merupakan topik yang tabu, tetapi gereja sekarang berada di bawah tekanan besar untuk mengubah pendirian mereka dan tekanan itu akan terus meningkat di masa depan.”

Coward merasakan bahwa dirinya adalah seorang homoseksual ketika dia masih remaja. Dia ditahbiskan sebagai pendeta pada 1978, setelah mundur dari pekerjaannya sebagai seorang arsitek.

Dia secara terbuka menyatakan dirinya sebagai pria pecinta sesama jenis atau homoseksual pada 1991, sebelum akhirnya dia mendirikan kelompok kampanye internasional bagi kaum gay dan lesbian, yang mengubah sikapnya pada 1995.

Coward bertemu dengan pacar gaynya pada 2007 di sebuah konferensi Kristen di Togo, Afrika Barat. Keduanya kemudian menikah pada tahun lalu. Egbele, yang merupakan seorang perancang busana, memiliki nama lengkap Bobby Ikekhuame Egbele. Dia dibesarkan di Nigeria dan menjalankan sebuah toko pakaian di dunia maya bernama Bobafrique, di mana dia menjadi model pakaiannya.

Pasangan ini menggelar upacara pernikahan sipil pada 9 Oktober tiga tahun lalu di kantor catatan sipil di Devizes sebelum akhirnya mengadakan pemberkatan di Gereja Baptis Santo Yohanes.

Pendeta Allyson Nelson Abrams. charismanews.com

4. Pastor perempuan Allyson Nelson Abrams
Seorang pastor perempuan dari sebuah gereja baptis terkenal berapi-api di Kota Detroit, Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat, mengejutkan dan membuat kegemparan di antara para jemaatnya setelah dirinya mengundurkan diri usai mengungkapkan bahwa dia telah menikah dengan seorang uskup perempuan dari Washington D.C beberapa bulan lalu.

Uskup Allyson D. Nelson Abrams sebelumnya pernah menikah dengan seorang laki-laki dan menjadi pastor perempuan pertama dari Gereja Baptis Kemajuan Sion, seperti dikutip surat kabar the Detroit Free Press.

Namun, pada 6 Oktober Abrams, yang juga seorang ibu, mengungkapkan kepada jemaatnya yang telah dia gembalakan selama lima tahun bahwa dia jatuh cinta dengan Diana Williams, seorang uskup pensiunan dari Bait Imani Jemaat Katolik Afrika-Amerika di Washington D.C. Dia mengundurkan diri setelah mengungkapkan perkawinannya dengan Williams, yang berlangsung pada Maret lalu di Negara Bagian Iowa, di mana pernikahan sesama jenis diperbolehkan, seperti dilansir situs christianpost.com, Selasa (22/10).

Dia juga mengundurkan diri sebagai Sekretaris Dewan Pastor Pembaptis Detroit dan sekitarnya, sebuah kelompok berpengaruh di kalangan warga Afrika-Amerika di metro Detroit. Dia mengundurkan diri sebagai wakil editor majalah Konvensi Nasional Gereja Baptis Kemajuan.

Abrams, yang memegang gelar doktor dalam bidang teologi dan gelar teknik mesin dari Universitas Howard, memperlihatkan ayat Alkitab sebagai argumen bahwa hubungan homoseksual dibolehkan dalam praktek kekristenan. Dia merujuk pernyataan dari Injil Lukas Pasal 7 ayat 1-10, yang menyatakan cinta seorang pria kepada hambanya laki-laki.

“Kita semua tahu bahwa kita telah diciptakan serupa dengan rupa Tuhan. Jadi tidak peduli Anda terlihat seperti apa, tak peduli Anda siapa, tidak peduli apa orientasi Anda, semua orang harus bebas untuk memberikan cinta mereka kepada yang diinginkan,” kata Abrams kepada koran the Detroit Free Press. “Cinta adalah sesuatu yang seharusnya tanpa syarat.”

5. Pendeta Kanada Karl Clemens
Pendeta Karl Clemens, 70 tahun, menjadi pendeta Katolik pertama di Kanada yang secara terbuka menyatakan diri sebagai gay. Dia menikah dengan pasangan sesama jenisnya, Nick, pada 14 November 2009.

Clemens mengatakan dia akan menjadi orang pertama dari Katolik untuk memasuki perkawinan sesama jenis di Kanada, dan bahkan mungkin untuk di Amerika Utara, seperti dilansir situs examiner.com, November 2009 lalu, mengutip surat kabar the Edmonton Sun.

“Saya tidak melakukan ini untuk memulai sebuah revolusi,” kata Clemens kepada Edmonton Sun. “Ini adalah hak asasi manusia.”

Clemens telah melayani keuskupan di Kota Kingston, Provinsi Ontario selama 33 tahun, dan kemudian pensiun. Dia pindah ke Kota Toronto lebih dari satu dekade lalu untuk bekerja dan menjadi advokasi desa gay di kota itu.

Menanggapi perkawinan sesama jenisnya, Clemens mengatakan dia siap untuk menerima reaksi keras dari gereja dan dari beberapa pengikutnya, terutama setelah dia menyatakan dengan terbuka bahwa dirinya gay pada 2005 lalu. Klemens ketika itu membuat pengumuman di stasiun televisi di Toronto Vision TV yang menyatakan, ‘Saya seorang pastor Gereja Katolik Roma dan saya gay’.

Uskup Agung Toronto, Kardinal Aloysius Ambrozic, kemudian melarang dia untuk merayakan misa publik atau menjalankan kegiatan sakramen-sakramen. (merdeka/adj)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories