Jangan Permainkan Pernikahan
Jangan Permainkan Pernikahan
Memang, di era globalisasi saat ini, datangnya jodoh terkadang tidak terduga. Beda agama, lintas bangsa bahkan antarbenua. Banyak teman yang menemukan jodohnya di dunia maya, dengan orang berlatar belakang sangat berbeda dalam bahasa, budaya, suku bangsa dan terkadang agama.
Ini akan menjadi masalah di kemudian hari, saat biduk rumah tangga sudah mulai berjalan. Ya, pasangan yang menikah satu agama, satu suku, satu budaya dan satu bahasa saja terkadang banyak menemukan ketidakharmonisan, apalagi jika berlatarbelakang sangat berbeda.
Karena itu, jangan buru-buru menikah jika memang belum mantab dengan calon sesuai petunjuk Allah SWT. Jangan seperti kalangan artis yang begitu gampangnya kawin-cerai, seolah pernikahan adalah permainan. Mempermainkan pernikahan berarti mempermainkan Sang Pencipta. Ini karena hal-hal berikut:
1. Pernikahan adalah janji atau akad yang terikrarkan atas nama Allah SWT. Ini momen sakral yang sangat suci, sumpah atas nama ilahi. Jangan pernah bermain-main dengan nama tuhan. Saat ikrar pernikahan, sebuah ikatan yang kuat (mitsaqan galizha) telah terjadi. Seharusnya yang dilakukan adalah mempertahankan ikatan ini, bukan dengan mudahnya mengurai kembali.
2. Pernikahan dituntun oleh agama Islam sebagai pedoman hidup. Pernyataan sah saat akad nikah, berarti bahwa akad itu telah sejalan dengan tuntunan agama. Jadi, jangan bermain-main dengan tuntunan agama. Ini artinya menyepelekan agama.
3. Pernikahan dicatat dalam lembar dokumen negara. Pernikahan melibatkan pejabat pemerintahan dalam pelaksanaannya. Mempermainkan aturan negara dan pejabat pemerintahan tentu tidak terpuji. Pernikahan harus dijaga dan dipertahankan, tidak boleh sembarangan dirusak dan dihancurkan.
4. Pernikahan disaksikan keluarga besar, kerabat dan masyarakat luas. Acara resepsi pun terkadang digelar mewah demi menghimpun doa restu. Semua berharap pernikahan ini langgeng. Menghancurkan pernikahan itu berarti memupus harapan para undangan akan doa-doa yang telah dipanjatkan.
Demikianlah, jika bermain-main dengan pernikahan, berarti telah mempermainkan Sang Pencipta, agama dan kerabat.(kholda)