Kalau Luhut diam saja berarti dia terlibat kasus Setya Novanto
Kalau Luhut diam saja berarti dia terlibat kasus Setya Novanto
Mustanir.com – Kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh Ketua DPR ihwal permintaan saham PT Freeport Indonesia bergulir liar. Terakhir, Menteri ESDM Sudirman Saidmenyerahkan salinan transkrip percakapan antara Setya Novantodan pengusaha Reza Chalid dengan petinggi Freeport berinisial MS kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Dalam salinan tersebut, nama Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan ikut disebut.
Kabar di lingkungan wartawan, Luhut dikabarkan akan memberikan keterangan pers pada Rabu (18/11). Namun belakangan, kabar tersebut tidak terbukti.
Berbeda dengan Presiden Jokowi yang namanya disebut dicatut oleh Setya Novanto, yang menyerahkan kasus tersebut kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Luhut belum memberikan pendapatnya. Padahal dalam transkrip, nama Luhut disebut sebanyak 16 kali.
Menyikapi sikap Luhut tersebut, yang seolah menyembunyikan diri dari kasus ini, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyarankan agar Luhut sesegera mungkin mengklarifikasi isi transkrip tersebut. Jika tidak, publik akan berspekulasi kalau Luhut ikut terlibat dalam kasus pencatutan nama presiden.
“Idealnya, kawan L dan R harus mengikuti hal yang sama seperti dilakukan Presiden Jokowi. mengklarifikasi isi transkrip itu. Jika tidak, ini akan menimbulkan persepsi liar di publik, seperti banyak orang yang menduga benar gak mereka terlibat,” kata Emrus saat dihubungi merdeka.com, Rabu (18/11).
Emrus menambahkan, semakin lama Luhut mengulur waktu untuk mengklarifikasi, persepsi publik akan membenarkan isi transkrip. Emrus menjelaskan, teori komunikasi politik menyebutkan, publik lebih percaya informasi yang lebih awal beredar, dalam kasus ini, nama Luhut disebut dalam isi transkrip Setya Novanto dan pengusaha Reza Chalid dengan petinggi Freeport berinisial MS.
“Saya sarankan secepat mungkin melakukan klarifikasi. Karena jika tidak, opini publik dapat merugikan mereka,” ujarnya. (mdk/adj)
Komentar Mustanir.com
Bukan sesuatu yang tabu jika pada akhirnya banyak menteri yang campur tangan dan terlibat dengan dengan kasus freeport ini. Freeport ini ibarat lahan basah dan subur yang siapapun akan tertarik untuk mengambil ‘hikmah’ darinya. Ibarat sapi perah, freeport adalah sapi perah unggul yang menjadi rebutan.
Mengapa para pejabat elit begitu mudahnya ber-kong-kali-kong dan berjamaah dalam rangka mendapatkan jatah dari freeport ini? Karena jelas mereka semua rakus. Kerakusan mereka berasal dari sebuah sistem hidup yang membiarkan kerakusan manusia bebas tanpa kendali. Itulah sistem hidup sekuler. Jika ingin membersihkan parlemen dari para pejabat busuk maka ganti sistem hidup sekuler dengan sistem hidup lain yang lebih baik, yakni sistem hidup Islam.