Kasus Penembakan Marak di Amerika
Kasus Penembakan Marak di Amerika
Insiden San Bernardino, Texas, yang terjadi pada 2 Desember pekan lalu bukan merupakan penembakan mematikan pertama di sejarah AS. Dalam delapan tahun terakhir setidaknya terdapat enam serangan mematikan yang menewaskan belasan hingga puluhan orang. Berikut enam aksi penembakan dengan jumlah korban terbesar sejak 1997.
1. Penembakan di San Bernardino
Sebanyak 14 orang tewas dan 21 luka-luka dalam penembakan di sebuah pusat disabilitas di San Bernardino. Pelaku diduga merupakan sepasang suami istri yakni Syed Rizwan dan Tashfeen Malik yang berkebangsaan Pakisan. Keduanya tewas di tangan aparat.
Petugas masih berhati-hati mengaitkan kasus ini dengan teroris atau tidak. Pejabat FBI mengatakan, tidak ada tanda keduanya terkait dengan jaringan teroris global. Polisi masih terus menelusuri motif pelaku penyerangan.
2. Penembakan di Galangan Kapal
Pada 16 September 2013, Aaron Alexis, seorang kontraktor dan mantan personel Angkatan Laut, menembak mati 12 orang saat menyerang Galangan Angkatan Laut Washington. Alexis sempat terlibat kontak senjata dengan aparat. Ia pun tewas di tangan petugas.
Otoritas berwenang mengungkapkan, Alexis memiliki banyak catatan tak baik di Angkatan Laut seperti absen dalam tugas dan melakukan tindakan tidak terpuji. Kendati begitu, ia masih bisa membeli senjata.
Alexis bertugas di Angkatan Laut dari 2007 hingga 2011. Ia masuk ke galangan kapal pada Senin pagi dan kemungkinan menggunakan kartu identitas lain. Presiden AS Barack Obama menyampaikan rasa dukanya pada para korban.
3. Penembakan Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown
Pada 14 Desember 2012, Seorang pria bersenjata menggeruduk Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown dan menembak mati 20 murid serta enam orang dewas. Pelaku penembakan Adam Lanza (20 tahun), bunuh diri di lokasi kejadian. Sebelumnya Lanza juga membunuh ibunya.
Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidato di Gedung Putih dengan perasaan emosional. “Hati kita hancur hari ini,” ujar presiden.
Lanza membawa tiga senjata dari rumah. Salah satunya senjata mematikan, senapan serbu semi automatis AR-15 buatan Bushmaster. Ia mengenakan seragam hitam dan rompi militer saat melakukan serangan.
4. Penembakan Aurora, Colorado
Pada 20 Juli 2012, serangan mematikan berlangsung di sebuah bioskop di Aurora, COlorado. Serangan tersebut menewaskan 12 orang. Sebanyak 10 orang tewas di lokasi kejadian dan dua di rumah sakit.
Pelaku yang diketahui bernama James Holmes (24 tahun), memasuki teater lewat pintu keluar saat penayangan film “The Dark Knight Rises” di Bioskop Century.
Pelaku berhasil ditangkap di tempat parkiran teater. Selain 12 tewas, 58 orang dilaporkan terluka. Holmes memiliki senapan serbu, senapan, dan dua pistol Glock. Ia mengenakan rompi taktis lapis baja, helm pelindung balistik dan masker gas.
5. Penembakan Pangkalan di Texas
Pada 3 April 2009, Mayor Nidal Malik Hasan, seorang tentara psikiatris menembak dan membunuh 13 orang di pangkalan Ft.Hood Texas.
Ia sempat terlibat dalam perang Irak dan Afgahnistan. Media AS menyebut penempatannya di Irak membuat Malik menjadi bimbang.
Hasan merupakan pria kelahiran Virginia. Ia dibesarkan bersama dua saudaranya di Roanoke. Pria yang lulus dari Universitas Virginia Tech ini bergabung ke militer pada 1997.
Sebagai seorang psikiatris ia sering mendengarkan keluhan tentara yang stres telah pulang dari perang. Cerita horor tersebut sepertinya turut mempengaruhi psikologi Malik.
6. Penembakan Blacksburg
Pada 16 April 2007, Seung hui-Ch0 (23 tahun), mahasiswa di Virginia Tech melepaskan tembakan mematikan di dua lokasi di kampus. Tembakan tersebut menewaskan 32 orang. Cho bunuh diri setelah serangan kedua.
Serangan tersebut merupakan yang terburuk dalam sejarah modern AS. Serangan tersebut menunjukkan kegagalan keamanan kampus dalam mencegah aksi teror.
Presiden Bush yang saat itu menjabat menyampaikan rasa dukanya kepada keluarga korban. Menurut Bush, sekolah seharusnya menjadi tempat aman buat pembelajaran. “Ketika wilayah ‘suci’ sudah dilanggar, maka dampaknya akan terasa di seluruh kelas di Amerika.”