
Macron Naikkan BBM, Istana Presiden Diserbu 280 Ribu Demonstran
Suasana kericuhan saat aksi unjuk rasa di depan monumen Arc de Triomphe di Champs-Elysees, Paris, Sabtu, 24 November 2018. Foto: tempo
MUSTANIR.COM, Paris – Demonstrasi pecah di depan istana kepresidenan Prancis di Paris setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan kenaikan harga BBM.
Jalan Champs-Elysees, yang dihias oleh perancang busana ternama Karl Lagerfeld untuk Hari Raya Natal beberapa hari lalu, berubah dengan nyala api pengunjuk rasa.
Presiden Emmanuel Macron berterima kasih kepada kepolisian karena keberanian dan profesionalisme dalam menangani para demonstran di Champs Elysees.
“Malu kepada mereka yang menyerang mereka…Tidak ada ruang untuk kekerasan ini di Republik,” kata Macron di Twitter, seperti dilaporkan dari Reuters, 25 November 2018.
Seorang pengendara sepeda motor yang mengenakan rompi kuning atas simbol protes kenaikan harga bahan bakar minyak, mengisi tangkinya di sebuah pompa bensin di Antibes, Prancis, 17 November 2018. Para pengunjuk rasa berteriak agar Macron, yang baru memerintah selama 18 bulan ini, mengundurkan diri. REUTERS/Eric Gaillard
Selama bentrokan sebuah truk trailer dibakar dan meledak di Champs Elysees, yang merupakan lokasi wisata populer Prancis. Seorang pria yang mencoba menyerang pemadam kebakaran berhasil dicegah oleh sejumlah demonstran.
Di Avenue de Friedland, polisi menembakkan peluru karet untuk mengendalikan demonstran, yang membawa bendera atau slogan pengunduran diri Macron.
Sekitar 8.000 orang pengunjuk rasa berkumpul di Champs Elysees dan ditahan polisi setelah berupaya masuk ke Istana Elysee. Polisi menahan 130 orang di Paris dan di kota lain di seluruh Prancis.
Pengunjuk rasa menentang pajak yang diperkenalkan Macron tahun lalu pada solar dan bensin yang direncanakan untuk mendorong orang-orang beralih ke bentuk transportasi yang lebih bersih. Selain penerapan pajak, pemerintah juga menawarkan insentif untuk membeli kendaraan listrik.
Polisi anti huru hara Prancis berhadapan dengan para pendemo yang mengenakan rompi kuning, saat menggelar aksi atas kenaikan harga bahan bakar minyak saat memblokir jalan raya di Antibes, Prancis, 17 November 2018. REUTERS/Eric Gaillard
Selama sepekan lebih, pengunjuk rasa mengenakan jaket rompi kuning mengimbau semua pengendara di Prancis harus di dalam mobil mereka dan memblokir jalan raya di seluruh negeri dengan membakar barikade dan konvoi truk, menghalangi akses ke depot bahan bakar, pusat perbelanjaan dan beberapa pabrik.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner menuduh pemimpin sayap kanan Marine Le Pen memanasi protes di ibukota.
“Jaringan ultra-kanan memobilisasi (massa) di Champs Elysees,” katanya. Ada sekitar 20 orang terluka di Champs Elysees, menurut polisi.
Pada Sabtu 24 November, hampir 300.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi rompi kuning pertama di seluruh negeri. Menjelang Sabtu sore, lebih dari 106.000 demonstran ikut dalam protes di seluruh Prancis.
Demonstran mengenakan rompi kuning, saat memprotes atas kenaikan harga bahan bakar minyak dengan memblokir akses ke depot bahan bakar di Fos-sur-Mer, Prancis, 19 November 2018. Dalam aksi protes tersebut, satu pengunjuk rasa tewas dan 227 orang lainnya terluka dalam aksi yang berlangsung pada Sabtu, 17 November 2018. REUTERS/Jean-Paul Pelissier
Kerusuhan menjadi dilema bagi Emmanuel Macron yang menganggap dirinya sebagai pehlawan untuk mengatasi perubahan iklim tetapi dikecam karena tidak memandang rakyat kecil.
Sementara demonstrasi terhadap harga bahan bakar dipicu rasa frustasi yang semakin meluas pada daya beli rumah tangga di bawah pemerintahan Macron yang baru berjalan satu setengah tahun.
Sejak menjabat presiden Prancis, Emmanuel Macron telah menghadapi unjuk rasa serikat buruh yang menentang kebijakan peraturan tenaga kerja yang dianggap lebih berpihak kepada pengusaha.
(tempo.co/25/11/18)