MIUMI Aceh Kecam 2 Peserta Ajang Pemilihan Kecantikan yang Mengaku dari Aceh

Ust-Yusran-4-490x326

TERKAIT ikutsertanya Ratna Nurlia Alfiandi pada ajang Miss Indonesia 2015 dan Jeyskia Ayunda Sembiring pada ajang Putri Indonesia 2015 yang dihelat Jumat (20/2/2015), Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh Muhammad Yusran Hadi mengecam tindakan kedua wanita yang mengaku dari Aceh tersebut.

“Pemerintah dan masyarakat Aceh tidak mengirim peserta untuk ajang maksiat ini, bahkan tidak ridha jika mereka menyebutkan berasal dari Aceh. Ini jelas tindakan pembohongan publik dan pencatutan nama Aceh,” jelas Yusran dalam kiriman rilisnya kepada Islampos Jum’at (20/2/2015).

Yusran menilai acara tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan budaya local di Aceh. Hal ini lanjut Yusran acara itu banyak mempertontonkan aurat dan mengeksploitasi wanita.

“Islam justru melindungi dan menempatkan wanita pada posisi yang mulia,” tambahnya.

Yusron meminta kepada keduanya untuk mengundurkan diri dan meminta maaf kepada masyarakat Aceh karena mencemarkan nama baik Provinsi yang dikenal kental dengan syariat itu.

“Pemerintah Aceh harus memberi sanksi tegas kepada kedua peserta tersebut karena melakukan pencatutan nama Aceh dan pembohongan publik,” pungkas Yusran.

Yusran juga meminta pemerintah dan masyarakat Aceh agar mengawal syariat Islam di Provinsi itu. Pemerintah Aceh tambah Yusron diharapkan serius dan komit terhadap penegakan syariat Islam termasuk melarang acara maksiat seperti ini.

“Sudah beberapa kali kontestan mewakili Aceh ikut meramaikan acara yang sama. Kasus ini terus berulang setiap tahunnya. Saya harap pemerintah Aceh tegas dalam melarang orang Aceh mengikuti acara tersebut,” jelas Yusran.

Lebih lanjut Yusran meminta pihak penyelenggara, Miss Indonesia dan Putri Indonesia, untuk menghormati syariat Islam dan Aceh sebagai negeri syariat juga Serambi Mekkah dengan tidak mengundang dan menerima peserta dari Aceh atau tidak mencantumkan nama Aceh.

“Pemerintah pusat seharusnya melarang acara Miss Indonesia, Putri Indonesia dan kontes kecantikan sejenisnya. Acara tersebut tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, justru menghancurkan moral bangsa.

Yusron menyayangkan sikap pemerintah pusat yang tidak peduli terhadap persoalan moral ini dan tidak melarang acara maksiat tersebut. Selama ini, acara seperti itu terus terjadi setiap tahunnya. Di manakah hati nurani dan tanggungjawab pemimpin bangsa ini?, demikian Yusran.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories