Pentingnya Berfikir Kritis, Politis dan Ideologis

Pentingnya Berfikir Kritis, Politis dan Ideologis

Mustanir.com – Kita harus hati-hati membaca berita. Apalagi sumbernya dari media Liberal. Semoga dari peristiwa Saeni kita dapat mengambil pelajaran yang berharga sehingga tidak lagi salah dalam bersikap.

Untuk diketahui, setelah dilakukan penelusuran, Saeni bukanlah orang yang tergolong miskin, bahkan ia mampu mengkuliahkan dua anaknya. Jadi tidak layak untuk mendapatkan sumbangan senilai 170 juta rupiah. Bagaimana tidak, dia adalah pengusaha yang memiliki tiga cabang warteg.

Terkait penyitaan barang dagangannya, jangan buru-buru baper dan berprasangka buruk kepada satpol PP yang sedang menjalankan amanahnya. Barang disita tidak untuk dibuang apalagi dimakan oleh mereka.

Barang/dagangan Ibu Saeni di amankan dan dipersilahkan untuk diambil kembali pada pukul 16.00 WIB agar supaya bisa dijual kembali. Jadi dalam kasus sini sebenarnya tidak ada kerugian berupa materi.

Tapi sayang, media Liberal dengan modal foto Saeni yang tampak melas menurunkan berita prematur sehingga seakan-akan satpol PP berada dipihak yang salah dan tidak memiliki rasa belas kasihan sama sekali. Tentu hal ini memicu amarah publik.

Berita telah turun, dan menjadi santapan netizen baper yang tidak kritis tanpa mempelajari kronologinya dulu. Berbagai macam komentar pun bermunculan. Share dan share hingga berita tersebut pun menjadi viral.

Sebagai bentuk solidaritas, penggalangan dana pun dilakukan. Hingga terkumpul uang senilai Rp. 265.000.000. Kabarnya, dari uang ini Saeni mendapatkan Rp. 170.000.000 dan sisanya diberikan untuk pedagang lainnya.

Disisi lain, banyak masyarakat yang sebenarnya jauh lebih membutuhkan uang tersebut untuk hanya sekadar memenuhi kebutuhan perutnya. Bukannya malah disumbangkan kepada pengusaha warteg. Salah sasaran.

Apa yang dilakukan Saeni akhirnya menjadi inspirasi bagi pedagang lainnya untuk buka disiang hari. Berharap dirazia satpol PP dan mendapatkan saweran ratusan juta rupiah dari publik? Entah..

Jauh lebih dari itu, dari peristiwa ini, belakangan diketahui yang menjadi sasaran tembaknya ternyata adalah perda-perda yang berbau syariah. Beberapa perda syariah pun akhirnya dihapus. Inilah ending dari drama tersebut.

Tidak hanya di Indonesia, peristiwa Saeni menjadi headline berbagai media-media asing seperti Inggris, Belanda, Australia, Singapura, Thailand, Hongkong, Taiwan dengan judul yang menyeramkan; “Ramadhan Raid…” pesan yang ingin disampaikan adalah Indonesia penduduk mayoritas muslim memaksa orang untuk berpuasa dan merampas makanan.

Semoga kedepannya kita mampu berpikir kritis, politis dan ideologis dalam menyikapi suatu isu/peristiwa/berita agar tidak dijadikan tumbal oleh media sekuler dalam misinya yakni menjauhkan masyarakat dari syariat Islam.

Saudaramu, Fathurrahman (Van Ar Rahman)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories